Selasa, 31 Mei 2011

MENU DAN IKON PADA PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA

Mata Pelajaran : TIK
Kelas/Semester : VIII/Genap



Pendahuluan
Saat ini perangkat lunak pengolah angka yang paling dikenal oleh masyarakat adalah Microsoft Excel, produk dari Microsoft Coporation. Microsoft Excel adalah salah satu program lembar kerja (spreadsheet) berbasis Windows. Dengan memanfaatkan program Microsoft Excel pemakai dapat menggunaka fasilitas ini untuk berbagai kebutuhan, antara lain : membuat tabel, pembuatan grafik, penghitungan rumus, kegiatan statistik atau bahkan untuk menyusun berbagai laporan dalam berbagai kepentingan.
Untuk menjalankan Program Microsoft Excel dalam sistes Windows dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Cara Pertama :
1. Klik tombol start
2. Klik Program
3. Pilih dan klik Microsoft Excel
Cara Kedua :
Double klik ikon Microsoft pada desktop, tunggu beberapa saat hingga muncul tampilan worksheet Microsoft Excel sebagai berikut :

A. Mengidentifikasi Menu dan Ikon pada Menu Bar
Menu Bar adalah menu yang dapat menampilkan menu pulldown. Dengan kata lain menu bar adalah kumpulan menu-menu secara pulldown. Tampilan pulldown dapat dilihat apabila kita mengklik salah satu menu yang terdapat pada menu bar, akan muncul tulisan-tulisan ke bawah. Pilihan tulisan tersebut selanjutnya kita sebut dengan nama sub menu.
Pada tampilan Microsoft Excel seperti gambar di atas terdapat menu bar sebagai berikut :

Microsoft Excel memiliki 9 menu. Fasilitas dari masing-masing menu tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan sesuai posisi mouse yang diarahkan pada salah satu pilihan menu. Huruf yang digaris bawahi adalah huruf kinci (hot key) untuk masing-masing menu.
Berikut tampilan pulldown dari masing-masing menu yang terdapat pada menu bar Microsoft Excel :


Dari tampilan pulldown di atas, jika kita perhatikan dari masing-masing menu ada yang diberi tanda panah ke kanan. Ini menunjukkan bahwa sub menu tersebut masih terdapat tampilan yang lain jika tanda tersebut di klik yang dikenal dengan nama sub-sub menu.

Standarisasi sistem menu dari setiap program aplikasi atau utility dirancang khusus untuk bekerja di bawah sistem operasi windows. Adapun standar sistem menu tersebut berupa :
1. Teks Jelas
Jika teks dari sistem menu terlihat dengan jelas dalam layar monitor, user dapat memakainya dengan cara mengarahkan mouse ke baris menu. Contoh pada sistem menu dengan teks jelas pada insert, seperti tampilan di atas : Cells, Rows, Columns, Worksheet, Chart, Symbol, Page Break, Function, Name, Comment, Picture, Diagram, Object, Hyperlink.
2. Tek tidak jelas
Jika teks dari sistem menu tidak terlihat jelas (buram) user tidak dapat memakainya. Contoh pada gambar di atas adalah paste dan Apply.


B. Mengidentifikasi Menu dan Ikon pada Toolbar
Toolbar merupakan kumpulan dari ikon-ikon yang digunakan untuk mempermudah dan mempercepat menangani pekerjaan yang menggunakan program aplikasi seperti Microsoft Word, Microsoft Excel dan sebagainya.
Pada Microsoft Excel terdapat beberapa toolbar, yaitu :
1. Standard Toolbar

2. Formatting Toolbar


3. Drawing Toolbar

Jika ketiga toolbar tersebut salah satu atau lebih belum muncul di tampilan lembar kerja Microsoft Excel. Cara memunculkannya sebagai berikut :
1. Klin menu view
2. Pilih dan klik Toolbars
3. Tandai(Checklist) di depan toolbar yang ingin ditampilkan.

IKON
Ikon merupakan bagian dari toolbar. Ikon berupa gambar yang mempunyai fungsi tertentu. Berikut ikon dan nama toolbar dari Standard Toolbar, Formatting Toolbar, dan Drawing Toolbar.
Ikon dan nama pada standar toolbar

Ikon dan nama pada Formatting toolbar

Ikon dan nama pada Drawing toolbar




SOAL EVALUASI
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar !
1. Sebutkan 5 sub menu yang terletak pada menu bar File !
2. Sebutkan 5 sub menu yang terletak pada menu bar Format !
3. Sebutkan ikon yang terdapat pada Standar Toolbar !
4. Sebutkan ikon yang terdapat pada Formatting Toolbar !
5. Sebutkan ikon yang terdapat pada Drawing Toolbar !




PEMBAHASAN SOAL
1. Sub menu yang terletak pada menu bar File antara lain New, open, Close, Save, Save as, Page set Up, Print, Print Preview.
2. Sub menu yang terletak pada menu bar Format antara lain Cell, Row, Column, Sheet, AutoFormat, Conditional Formatting, Style.
3. Ikon yang terdapat pada Standar Toolbar antara lain: New, Open, save, Permission, Email, Print, Cut, copy, Paste, Undo, Redo.
4. Ikon yang terdapat pada Formatting Toolbar antara lain Font, Font Size, Bold, Italic, Underline, Align Left, Center, Align Right, Merge an Center.
5. Ikon yang terdapat pada Drawing Toolbar antara lain Draw, Select object, Auto shapes, Line, Arrow, Rectangle, Oval, Text Box, Word Art, Fill Color.

Minggu, 29 Mei 2011

Tiga Ucapan untuk Tiga Kondisi

Hidup di dunia bagi seorang mukmin merupakan daftar panjang menghadapi aneka ujian yang datang dari shollallahu ’alaih wa sallam mengungkapkan ketakjuban beliau.
Allah Sang Pencipta Yang Maha Berkehendak lagi Maha Kuasa. Terkadang hidup diwarnai dengan kondisi suka dan terkadang dengan kondisi duka. Seorang mukmin tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Allah ketika sedang diuji dengan kesulitan hidup. Ia selalu berusaha untuk tetap bersabar manakala ujian duka melanda hidupnya. Sebaliknya seorang mukmin tidak bakal lupa bersyukur tatkala sedang diuji dengan karunia kenikmatan dari Allah. Demikian indah dan bagusnya respon seorang mukmin menghadapi aneka ujian hidup sehingga Nabi Muhammad

“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya.” (HR Muslim 5318)
Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita agar memberikan respon yang sesuai untuk setiap kondisi ujian yang sedang datang kepada diri seorang mukmin. Dalam hadits di bawah ini sekurangnya Nabi mengajarkan tiga jenis ucapan berbeda untuk merespon tiga jenis kondisi ujian yang menghadang seorang mukmin dalam hidupnya di dunia.

”Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii')

Pertama, saat menghadapi kondisi memperoleh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin diharuskan mengucapkan pujian bagi Allah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah. Sebab dengan dia mengucapkan kalimat yang menegaskan kembali bahwa segala karunia berasal hanya dari Allah, maka berarti ia menutup segala celah negatif yang bisa jadi muncul dan diolah setan, yaitu menganggap bahwa kenikmatan yang ia peroleh adalah karena kehebatan dirinya dalam berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia dengan menanamkan sifat ’ujub atau bangga diri bilamana baru meraih suatu keberhasilan atau kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang pada hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan. Jika Allah tidak izinkan suatu kenikmatan sampai kepada seseorang bagaimana mungkin orang tersebut akan pernah dapat menikmatinya?
Sebenarnya dalam kehidupan di dunia kenikmatan Allah senantiasa tercurah kepada segenap hamba-hambaNya. Bahkan jumlah nikmat yang diterima setiap orang selalu saja jauh melebihi kemampuan orang itu untuk mensyukurinya. Jangankan kemampuan bersyukur seseorang melebihi nikmat yang ia terima dari Allah, bahkan sebatas mengimbanginya saja sudah tidak akan pernah sanggup. Maka, saudaraku, marilah kita lazimkan diri untuk sering-sering mengucapkan kalimat tahmid, baik saat kita menyadari datangnya nikmat maupun tidak.

Kedua, saat merasa berada dalam kondisi rezeki sedang diperlambat. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin disuruh untuk banyak mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat istighfar berarti kalimat mengajukan permohonan agar Allah mengampuni dosa-dosa kita. Nabi Hud menyuruh kaumnya untuk beristighfar dan menjamin bahwa dengan melakukan hal itu, maka hujan deras bakal turun. Istilah ”hujan” di dalam tradisi ajaran Islam seringkali bermakna rezeki. Sehingga kaitannya menjadi sangat jelas. Orang yang sedang merasa rezekinya lambat atau seret kemudian ia beristighfar, maka ia sedang berusaha mengundang turunnya hujan alias rezeki dari Allah.
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
“Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu." (QS Hud ayat 52)

Ketiga, kondisi sedang dilanda kesusahan dalam suatu masalah. Menghadapi kondisi seperti iniNabi shollallahu ’alaih wa sallam menyuruh seorang mukmin untuk membaca kalimat Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim. Kalimat ini sungguh sarat makna yang bermuatan aqidah. Bayangkan, kalimat ini bila diterjemahkan menjadi: Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Kalimat ini kembali mengingatkan kita akan pentingya kemantapan iman Tauhid seorang mukmin. Begitu si mukmin membaca kalimat tersebut dengan penuh pemahaman, penghayatan dan keyakinan, maka saat itu juga jiwanya akan meninggi dan berusaha menggapai kekuatan dan pertolongan Allah yang Maha Kuat lagi Maha Terpuji. Bila Allah telah mengizinkan kekuatan dan pertolonganNya datang kepada seseorang, maka masalah manakah yang tidak bakal sanggup diatasinya?
Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan, Islam sangat mencela sikap ketergantungan seseorang kepada selain Allah saat menangani masalahnya. Hanya Allah tempat bergantung, tempat kembali dan tempat memohon pertolongan. Hanya Allah tempat kita ber-tawakkal. Malah seorang mukmin tidak boleh ber-tawakkal kepada dirinya sendiri.

“Wahai Allah Yang Maha Hidup, wahai Allah Yang Senantiasa Mengurusi, tidak ada tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan, perbaikilah keadaan diriku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan nasibku kepada diriku sendiri (walau) sekejap mata, tidak pula kepada seorang manusiapun.” (HR Thabrani 445)

***
http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/tiga-ucapan-untuk-tiga-kondisi.htm

Sabtu, 28 Mei 2011

pendidikan

Pendidikan tidak akan terjadi apabila anda mempelajari sesuatu yang tidak anda ketahui sebelumnya. Pendidikan adalah kemampuan anda untuk menggunakan apa yang sudah anda pelajari guna menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. IYANLA VANZANT

Jumat, 27 Mei 2011

Kartu Diskon dalam Timbangan Syariat

Kartu diskon yang dikeluarkan oleh pusat-pusat perbelanjaan, agen perjalanan, perusahaan penerbangan, dan lain-lain--yang menyebabkan pemegang kartu mendapatkan diskon ketika membeli barang atau memanfaatkan jasa pihak yang menerbitkan kartu diskon itu--bisa dibagi menjadi dua kategori:
1. Kartu diskon yang didapatkan dengan cara membayar nominal tertentu sebagai syarat untuk menjadi anggota, dengan status keanggotaan yang harus diperbarui dalam kurun waktu tertentu.
2. Kartu diskon gratis. Kartu tersebut adalah hadiah untuk konsumen, dari pihak yang menerbitkan kartu, dalam rangka memotivasi konsumen untuk giat berbelanja atau memanfaatkan jasa yang dijual oleh pihak penerbit kartu. Terkadang, "kartu diskon gratis" ini diberikan kepada konsumen yang berbelanja dalam nominal tertentu.

Perihal kartu diskon yang diperoleh melalui sebuah pembayaran
Kartu diskon yang diperoleh dengan cara membayarkan sejumlah uang tertentu, hukumnya, adalah haram karena mengandung beberapa pelanggaran syariat. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pelanggaran pertama: Ketidakjelasan dan gharar
Konsumen menyerahkan sejumlah uang untuk mendapatkan kartu tersebut, dengan tujuan mendapatkan diskon. Besaran riil diskon ini tidak diketahui. Boleh jadi, kartu diskon tersebut tidak digunakan, atau digunakan namun nominal rupiah dari diskon tersebut boleh jadi lebih rendah atau lebih tinggi daripada uang yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan kartu diskon.
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
Rasulullah melarang jual beli gharar.” (H.R. Muslim, no. 1513)
Jual beli "gharar" adalah 'jual beli yang mengandung ketidakjelasan'.
Pelanggaran kedua: Dalam kartu diskon jenis ini terdapat unsur untung-untungan; boleh jadi untung, boleh jadi buntung (baca: rugi)
Konsumen yang menyerahkan sejumlah uang, untuk mendapatkan kartu diskon itu, boleh jadi untung jika mendapatkan diskon, yang jika dirupiahkan ternyata lebih banyak dibandingkan uang yang pernah diserahkan. Namun, boleh jadi pula, konsumen merugi jika nilai diskon ternyata lebih kecil daripada uang yang diserahkan. Inilah hakikat judi yang diharamkan dalam syariat Islam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنْصَابُ وَالأَزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون
Wahai orang-orang yang beriman, khamar, judi, berhala, dan penentuan pilihan dengan menggunakan anak panah adalah suatu hal yang kotor, merupakan perbuatan setan, maka jauhilah agar kalian beruntung.” (Q.S. Al-Maidah:90)
Pelanggaran ketiga: Sering kali, kartu diskon ini adalah upaya untuk menipu banyak orang, demi mengeruk harta orang lain
Alasannya, mayoritas diskon yang dijanjikan adalah bohong-bohongan. Banyak pusat perbelanjaan, pada awalnya, menaikkan harga barang yang dijual dari harga normalnya sehingga seakan-akan pihak pusat perbelanjaan itu memberikan diskon. Padahal, realitanya, harga barang yang didiskon--setelah mendapatkan diskon itu--sama dengan harga normal barang tersebut.
Pelanggaran keempat: Uang yang diserahkan konsumen untuk mendapatkan kartu diskon itu terkadang tidak memiliki kompensasi yang nyata
Terkadang, konsumen yang tidak memegang kartu diskon, ketika dia meminta diskon dari pemilik toko, bisa mendapatkan diskon yang sama atau agak sama dengan konsumen pemegang kartu diskon. Jika demikian, berarti sejumlah uang yang diserahkan untuk mendapatkan kartu diskon itu tidak memiliki kompensasi. Oleh karena itu, penerbitan kartu diskon dalam hal ini adalah termasuk upaya mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar.
Majma' Fiqhi Islami yang berada di bawah naungan Rabithah Alam Islami, dalam pertemuan ke-18, telah mengeluarkan keputusan mengenai haramnya penggunaan kartu diskon semacam ini.
Di antara isi keputusan Majma' Fiqhi Islami adalah, “Setelah menyimak makalah yang disampaikan dalam tema ini dan diskusi yang berlangsung mengenai hal tersebut, Majma' Fiqhi Islami memutuskan tidak bolehnya menerbitkan kartu diskon tersebut atau membelinya, jika kartu diskon didapatkan sebagai kompensasi dari sejumlah uang tertentu atau jika keikusertaan dalam keanggotaan harus diperbaharui setiap tahunnya dengan membayar sejumlah uang tertentu. Kartu diskon semacam ini terlarang karena mengandung gharar. Konsumen--yang membeli kartu--menyerahkan sejumlah uang dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu yang akan dia dapatkan sebagai kompensasi dari uang tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini, kerugian pihak konsumen adalah sebuah keniscayaan, sedangkan keuntungkan yang akan didapatkannya hanyalah sebuah kemungkinan.”
Demikian pula, Lajnah Daimah Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan fatwa berisi haramnya penggunaan kartu diskon jenis ini. Haramnya penggunaan kartu diskon semisal ini juga merupakan fatwa Syekh Ibnu Baz dan Syekh Ibnu Utsaimin.
Silahkan menyimak permasalahan ini lebih lanjut pada Fatawa Lajnah Daimah, 14:6 dan Fatawa Ibnu Baz, 19:58.
Perihal kartu diskon gratis
Adapun kartu diskon yang diberikan secara cuma-cuma, itulah kartu diskon yang diberikan kepada konsumen tanpa kompensasi materi apa pun. Hukumnya adalah boleh dipergunakan dan dimanfaatkan. Dengan diberikannya kartu diskon tersebut secara cuma-cuma, penggunaan kartu ini menjadi bagian dari transaksi sosial (baca: memberi hadiah), sedangkan gharar dan ketidakjelasan adalah suatu hal yang dimaafkan jika dijumpai dalam transaksi sosial. Jika kartu diskon jenis kedua ini tidak dimanfaatkan untuk mendapatkan diskon, konsumen tidak dirugikan sedikit pun.
Kesimpulan ini juga merupakan keputusan Majma' Fiqhi Islami. Majma' Fiqhi Islami mengatakan, ”Jika kartu diskon tersebut diberikan kepada konsumen tanpa kompensasi apa pun (alias 'gratis') maka kegiatan menerbitkan dan menerimanya adalah suatu hal yang boleh menurut syariat. Pemberian kartu diskon, dalam hal statusnya, adalah berjanji untuk memberikan sumbangan atau pun hadiah kepada pihak konsumen.”

****
Referensi penting dalam masalah ini adalah buku Bithaqah At-Takhfidh Haqiqatuha: At Tijariyyah wa Ahkamuha Asy Syar’iyyah, karya Syekh Bakr Abu Zaid dan Al-Hawafiz At-Tijariyyah At-Tawiqiyyah wa Ahkamuha fi Al-Fiqh Al-Islami, karya Dr. Khalid Al-Mushlih.
Rujukan:
http://islamqa.com/ar/ref/121759

Artikel www.PengusahaMuslim.com

Rabu, 25 Mei 2011

Puber Itu Laksana Tsunami

Rabu, 25 Mei 2011

"Akh, kamu tahu apa..? kamu itu lagi puber, dan kamu harus banyak belajar sama ayah dan ibumu," sentak ayah kepada Andri yang merungut-rungut minta dibelikan motor dan memaksa-maksa pada ibu untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Kadang kala ibu yang lemah (menjurus payah he.. he..) karena biasanya semua ibu sangat sayang pada anaknya sehingga emosinya yang bicara. Seorang ibu biasanya lebih memberikan apa yang diinginkan sang anak, bahkan bila rasa sayangnya tak tertahankan dan hatinya tak tega melihat anak yang menangis minta blackberry, minta handphone terbaru, sepatu sport yang warnanya dimata ayah norak namun lagi tren dikalangan remaja, maka sang ibu lah yang berjuang untuk membujuk sang ayah agar keinginan anaknya dimenangkan.


Hampir semua anak kesal kepada ayahnya yang melarang ini dan itu, yang keras kepada anak dan tidak dapat dipatahkan. Sementara ibu, begitu halus serta lemah lembut dan siap melindungi anaknya sampai titik darah penghabisan. Masa-masa puber, seringkali diwarnai oleh cercaan dan kesakit-hatian bila kita tidak tahu bagaimana menangani si puber, yang juga lagi bingung. Kalau kita bertanya baik-baik, "mengapa kamu begini nak," maka jawabnya dengan acuh tak acuh.. "gak tahuuu…" sambil cemberut dan merungut.. Sebenarnya mereka pun bingung, konflik-konflik yang timbul karena kekhawatiran orang tua yang dinilai berlebihan melawan sikap si anak yang sok tahu tak karuan, mengakibatkan kalimat-kalimat pedas, "dasar anak tak tahu diri, dasar puber, dasar sok tahu, dan yang terparah kalimat "ayah ruqyah kamu.." atau "ayah usir kamu dari rumah," begitu deras mengalir pada remaja yang sedang puber.

Jangan bilang apa-apa soal puber dan jangan sekali-kali mengatakan atau bercanda dengan nada melecehkan walau niatnya menggoda kepada remaja yang sedang puber. Mereka akan merajuk, marah, benci, kesal dan sakit hati dengan berkata "Gengsi tahu dibilang puber," atau " sok tahu banget sich, gak usah diomonginlah kalau kita lagi puber." Penolakan akan timbul dihati remaja yang sedang puber dan mereka tidak mau mengaku kalau mereka puber. Mereka itu adalah anak-anak yang ingin bersikap seperti orang dewasa dan ingin diakui, namun wajah, sikap, pikiran dan pengalamannya belum panjang, sehingga yang nampak adalah amazing alien atau makhluk aneh yang tidak kita kenali. Mereka seperti orang dewasa ditubuh anak-anak, annoying dan mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi pada mereka. Dan kalimat menyakitkan yang tidak dipahami oleh si anak meluncur tanpa terkendali dari ayah yang kecewa pada sikap anaknya terlebih bila dia anak pertama, lelaki pula. "Kau seperti bukan Andri yang dulu yang ayah kenal," dan ayah pun menatap sedih sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara ibu menghela nafas, sambil menyusut air mata yang jatuh perlahan-lahan.

Puber atau masa pubertas adalah masa dimana anak-anak kalau perempuan mengalami haid. Ketika baru pertama kali haid, belum begitu terasa, dan sejalan dengan waktu, mereka baru merasa puber betulan setelah usia 12 atau 13 tahun walau haidnya umur 10 tahun. Namun bila haidnya lebih cepat daripada kawannya, secara pemikiran mereka belum terlalu paham apapun, maksudanya antara hormon yang keluar berupa haid, dan emosi serta akal belum seimbang sehingga belum terjadi peristiwa apa-apa yang heboh. Mengapa ada wanita yang cepat keluar haid? itu terjadi karena pola makan yang terlalu sehat, sehingga merangsang pertumbuhan hormon. Ketika haid keluar dengan lebih cepat di usia muda maka puber yang berjalan baru terasa beberapa waktu kemudian.

Bila anak lelaki pubersitas biasanya dimulai pada usia tertentu, sekitar usia 12 atau 13 mulai mengalami pembesaran suara ketika berbicara, selain itu juga mengalami mimpi basah sebagai penetas masa akil baligh, dan kebanyakan waktunya berbeda-beda tergantung seberapa besar pengaruh lingkungan, khususnya media-media dan hal-hal yang berbau pornography menyerang dirinya. Semakin banyak film-film percintaan dan hal-hal yang berbau pornography dilihat dan ditontonnya entah melalui games, televisi maupun majalah, juga persentuhan atau perkawanan dalam bentuk pacaran banyak dilihatnya, maka akan mengakibatkan sang anak lelaki mengalami mimpi basah lebih cepat daripada anak-anak yang lain.

Puber yang meledak, mengakibatkan dia nampak galak, seperti orang lain, sok tahu, ingin sendiri saja, selalu bertentangan, gelisah tidak keruan, kadang-kadang kepala panas, risau dan resah, berubah-ubah kemauan, plin-plan, bersikap masa bodoh, cuek, agak kurang ajar, over percaya diri dan lainnya.

Yang bisa menaklukkan makhluk puber ini hanyalah agama. Agama telah menerangkan hal ini, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Setelah akil baligh lah maka manusia akan dicatat perhitungan amalannya. Maka wajib dibekali pendidikan agama sejak dini, sehingga ketika puber menyerang anak kita, mereka sudah memilki benteng pertahanan agama yang cukup kuat, dan puber seperti tsunami yang menyerang tanpa bilang-bilang, tanpa diundang, tanpa persiapan. Bila sudah ada benteng pertahanan maka puber seperti tsunami, akan membuat dia tidak menerjang dan merobohkan pertahanan habis-habisan. Siapkan agama sejak dini, sebelum puber menyerang sebagaimana Jepang menyiapkan negerinya dengan dam, sehingga ketika tsunami menyerang mereka bisa mempertahankan diri dan ketika tsunami selesai mereka mampu memperbaiki diri.

Itulah mengapa orang tua sangat perlu menyekolahkan anak atau mendidik anak disekolah Islam dengan bekalan agama yang kuat. Kenalkan Allah, kenalkan Al Quran, kenalkan sholat sejak dini, sehingga ketika hati galau dihinggapi pubertas, maka tubuh tetap sholat, walau tentu saja kekhusyuan berkurang namun ingatlah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang dan remaja kita walaupun gelisah tetap mendapatkan ketenangan.

Fifi.P.Jubilea
Founder and Conceptor of JISc

Dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduads/11/05/13/ll4gpw-puber-itu-laksanatsunami

Memahami CINTA

Cinta telah dikenal sejak manusia pertama diciptakan. Telah abadi dalam Al-quran yang suci tentang pembunuhan pertama sekali dalam sejarah manusia adalah dikarenakan masalah  cinta, adalah Qabil yang tega membunuh saudaranya Habil hanya karena berebut cinta seorang wanita. Ada juga kisah  seribu satu malam tentang “laila majnun”, yang menceritakan kisah cinta Qais dan Laila, yang berakhir dengan kematian Laila dan kegilaan Qois.
Ibnu  Taimiyah berkata : “ Mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak  agama dan akhlaknya, lalai akan kebaikan agama dan dunia. Dan akibat buruknya bisa berlipat ganda”.
Jatuh cinta adalah jalan yang sangat berbahaya, licin, penuh jurang serta duri. Mendatangkan perasaan gelisah gundah gulana, sehingga tak sedikit orang yang bisa aman daripadanya. Telah banyak korban yang berjatuhan hingga tak terhitung jumlahnya.
Hakikat CINTA
Sesungguhnya  banyak diantara kita yang tidak mengetahui bahwa ada cinta yang paling tinggi dan paling mulia, paling bermanfaat, paling sempurna yakni mencintai Allah Sang Maha Pencinta. Ini adalah muara dari segala cinta yang terpuji, Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Cinta yang bermanfaat itu terbagi tiga, yaitu: Mahabbatullah(Cinta kepada Allah), Mahabbah Fillah (Cinta karena Allah) dan cinta kepada sesuatu yang membantu seseorang semakin taat  kepada Allah.”

Tangga Menuju CINTA Allah
Menggapai Cinta kepada Allah adalah puncak  perjalanan spritual seorang mukmin. Untuk mencapai derajat dicintai-Nya(Al-Mahbub) maka seorang mukmin haruslah mendaki tangga mencintai-Nya(Al-Muhibb):
1. Membaca Alquran, memahami dan mengamalkan kandungannya. Abdullah bin Mas’ud mengatakan “Barang siapa yang mencintai Al-quran, maka ia juga mencintai Allah dan rasulNya [HR. Thabrani]
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah, dalam hadis qudsi “..dan tiada henti-hentinya hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan perbuatan sunnah nafilah hingga Aku mencintainya…”[HR. Bukhari]
3. Selalu zikir(ingat)  kepada Allah dalam segala hal. Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman:”Aku bersama hambaKu selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (berzikir) kepadaKu.[HR.Ibnu Majah]
4.Lebih mencintai Allah daripada dirinya sendiri bahkan dunia dan seisinya. Rasulullah bersabda “Ada tiga perkara apabila ada dalam diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; ia menjadikan Allah dan Rasulnya lebih dicintai dari yang lain…”[HR.Bukhari-Muslim]

Renungkanlah…….
Bahwa tak ada yang lebih nikmat, lezat dan manis bagi hati dan ruh, selain kecintaan kepada Allah, pasrah kepadaNya, mentauhidkanNya, mendekatkan diri kepadaNya, dan rindu bersua denganNya. Sebagaimana diucapkan orang arif “..siapa yang cinta kepada Allah, maka segala sesuatu akan tampak menyenangkan baginya, dan barang siapa yang tidak cinta pada Allah, maka dia akan merasakan berbagai macam kerugian dunia”.
Ya Allah, ajarkanlah kepada kami tentang hakikat cinta. Pahamkanlah kepada kami arti tentang ketegaran Nabi Ibrahim, kepasrahan Nabi Ismail, ketabahan Nabi Nuh, kesabaran Nabi Yusuf dan kelembutan Nabi Muhammad. Sebab apalah artinya ibadah yang kami lakukan, jika tak dilandasi cinta. Dan apalah arti kata cinta yang kami ucapkan jika tak diiringi dengan ketaatan. Maka tanamkanlah dalam hati kami kecintaan terhadap apa yang Engkau cintai, dan jadikanlah kebencian dalam hati kami terhadap apa yang tidak Engkau cintai. Dan maaflkanlah kami terhadap sesuatu yang kami salah melakukannya. Sesungguhnya Engkau maha pengampun dan Engkaulah yang maha pengasih, maka kasihanilah kami. Semoga kita dapat merasakan manisnya iman dengan mendahulukan cinta kita kepada Allah dan RasulNya di atas segalanya.Amin.

***
 Buletin Dar el Iman volume 1/TH1/2007


Selasa, 24 Mei 2011

Cermin dan Hati

Cermin yang kotor, berdebu, dan kusam bisa dipastikan tidak akan mampu memantulkan kembali cahaya. Kita pun tidak akan bisa melihat dengan baik keadaan diri kita. Dalam keadaan cermin demikian paling tidak ada dua kemungkinannya.

Pertama, karena cermin tersebut tidak pernah dibersihkan dan disentuh sama sekali. Atau kedua, karena cermin tersebut dipalingkan dan menyamping atau membelakangi sumber cahaya. Karena kedua hal tersebut, cermin menjadi kotor bahkan hitam dan pekat.

Demikian halnya dengan hati manusia. Ibarat sebuah cermin, maka hati yang kotor, rusak, dan gelap bisa dipastikan tidak akan mampu memantulkan kembali cahayanya. Kita pun tidak bisa melihat dengan baik segala kekurangan dan kelemahan kita. Kita sama sekali tidak bisa becermin dan mengambil sesuatu darinya.

Penyebab keadaan hati kotor, hitam, dan pekat, bisa karena dua hal. Pertama, hati kita tidak pernah dibersihkan dengan tingkat kebeningan yang sempurna. Malah sering kita tempelkan dengan noda hitam maksiat dan lumpur pekat dari aneka pengkhianatan dan dosa. "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan, bagi mereka siksa yang amat berat." (QS al-Baqarah [2]: 7). Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sabdanya, "Setiap sesuatu ada pembersihnya. Dan pembersih hati yang kotor adalah zikrullah."

Kedua, hati kita tidak diarahkan kepada sumber cahaya. Ia sering berpaling, menyerong, dan menyamping dari cahaya. Bahkan, membelakangi sumber cahaya. Keadaan hati kita lebih sering diarahkan kepada sumber-sumber yang kotor atau kecipratan banyak kotoran dan noda hitam. Jika sumber cahaya adalah Allah (QS an-Nuur [18]: 35), maka sumber kotoran adalah setan. Seperti disebut dalam sebuah maqalah, "Hati ibarat sebuah wadah. Jika tidak pernah diisi dengan zikrullah maka wadah tersebut akan penuh dengan kotoran setan."

Orang yang bersih dari dosa, hatinya bagaikan cermin yang bening, akan begitu mudah untuk berkaca diri. Orang yang suka mengerjakan dosa-dosa kecil, hatinya buram bagaikan cermin yang berdebu, jika digunakan kurang jelas hasilnya. Orang yang suka melakukan dosa besar, hatinya gelap, bagaikan cermin yang tersiram cat hitam.

Sedangkan orang yang suka mencampuradukkan perbuatan baik dengan dosa, hatinya kacau bagaikan cermin yang retak-retak, jika digunakan akan menghasilkan visual yang tidak benar.

Adapun hati yang sudah tumpul dan mati karena pekatnya dosa, seyogianya didekati dengan alat dan energi baru, yakni melalui mujahadah dan riyadhah.

Mujahadah itu adalah taubat yang serius (taubatan nashuha) dan berikrar untuk taat. Sementara riyadhah, ridha untuk istiqamah menghidupkan sunah Nabi SAW dimulai dengan qiyamul lail, tadabbur Quran, shalat berjamaah di masjid, shalat dhuha, menjaga wudhu, sedekah, dan terus berzikir kepada Allah. Dengan begitu, niscaya, hati akan kembali memantulkan cahaya, seperti cermin yang kembali bercahaya.

Artikel Oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Sumber : http://koran.republika.co.id/koran/25

Energi dan Daya Listrik

Silahkan klik tombol menu yang tersedia.

Senin, 23 Mei 2011

Waktu-Waktu Terkabulnya Do'a

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
الله يغضب إن تركت سؤاله  وبني آدم حين يسأل يغضب
Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah
Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان منك ولا أبالي
Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.
Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…
Berdoa Di Waktu Yang Tepat
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut  dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Keberkahan di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.
3. Ketika malam lailatul qadar
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah.

6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.
8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.
Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin.

***
Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id

Wujud Zat

Silahkan klik tombol menu yang tersedia.

Rabu, 18 Mei 2011

Tips Mempercepat Internet

Penggunaan internet sekarang ini telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat, manfaat internet benar-benar dirasakan sebagai sarana mencari informasi dan berkomunikasi, maka internet yang cepat, tentu saja menjadi idaman setiap orang. Pada saat anda browsing atau membuka suatu website di internet entah dari warung internet ataupun dari rumah, mungkin anda sering mengeluh akan lambatnya akses untuk menampilkan website tersebut. Padahal akses internet di Indonesia sekarang ini masih terhitung mahal. Sebenarnya ada cara-cara mudah dan sederhana untuk meningkatkan kecepatan akses internat anda tanpa harus membayar biaya lebih mahal.Beberapa diantaranya adalah dengan menyetting browser kita dan menggunakan openDNS.Untuk menerapkan trik-trik tersebut sangat mudah. Berikut Langkah-langkahnya :

Cara Pertama Yaitu Menyetting Browser.

Bagi Pengguna Internet Explorer:

   1. Pilih menu [Tools]
   2. Pilih [Internet Option]
   3. Klik tab [General]
   4. Pada opsi “Temporary Internet Files” klik [Setting] lalu geser slider-nya

Bagi pengguna Mozilla Firefox :

1. Di address bar mozzila ketik about:config, akan muncul peringatan, klik "I will be carefull"  kemudian akan muncul box filter dan  tulisan yang banyak sekali

2. Copy kata yang dicari (Yang dicetak tebal) kemudian paste pada box filter, kemudian setting sesuai keterangan disampingnya.

* Network.http.pipelining; False <– klik 2 x ubah “False” menjadi “True“

* Network.http.pipelining.maxrequests;4 <-- klik 2 x ubah “4” menjadi “30“

* Network.http.proxy.pipelining; False <– klik 2 x ubah “False” menjadi “True“

* Network.http.pipelining.ssl;False <– klik 2 x ubah “False” menjadi “True“

* Network.http.max-connections; 30 <-- klik 2 x ubah “30 ” menjadi “96“

* Network.http.max-connections-per-server; 15 <-- klik 2 x ubah “15” menjadi “32“

* Network.http.max-persistent-connections-per-server;6  <-- klik 2 x ubah “6” jadi “8“

* Network.prefetch-next; True <– klik 2 x ubah “True“ menjadi “False”

3. Kemudian klik kanan di bagian yang kosong/putih terus pilih new terus integer lalu kolom pertama isikan nglayout.initialpaint.delay lalu tekan enter satu kali dan masukan angka 0 dan tekan enter kembali.Selesai.

4. Restart ulang mozzila firefoxnya

Cara Kedua Dengan Menggunakan openDNS

DNS kepanjangan Domain Name Server. Fungsi DNS menerjemahkan nama Domain menjadi deretan angka IP. Contohnya bila kita akan membuka atau merequest url Domain tertentu, biasanya kita menggunakan deretan nama atau huruf karena lebih mudah dihafal seperti  google.com , yahoo.com , Facebook.com dan sebagainya.
Nah disinilah DNS ini bekerja. DNS ini melakukan encode atau menerjemahkan dari domain google.com ke dalam bentuk deretan angka unik yaitu berupa IP misal google.com Ip nya adalah 208.67.219.231. Jadi bila kita masukan 208.67.219.231 pada browser maka juga akan membuka domain google.com tersebut. Deretan angka IP seperti 174.36.138.32. IP inilah yang digunakan mesin internet untuk saling berkomunikasi seperti Server Domain, Server Hosting, Server Proxy dan sebagainya.
Terus apa hubungan DNS dengan kecepatan akses internet  kita ?
Pada dasarnya semua ISP (Internet  Service Provider) atau penyedia layanan sambungan internet seperti indosat, Telkomsel, Telkom, dan sebagainya menggunakan atau mempunyai DNS Server tersendiri.Server DNS suatu ISP atau penyedia internet tentunya juga mempunyai kemampuan, kecepatan, speseifikasi, dan lama cache tersediri.
Adakalanya Server DNS ini Drop karena padatnya Trafik DNS server suatu ISP. Sehingga menyebabkan lambannya query atau proses request. Jadi bila terjadi gangguan pada Server DNS suatu ISP, maka pada saat kita akan membuka website menggunakan browser seperti mozila , Firefox, Opera, Flock, safari dan sebagainya, maka akan terasa lebih lambat bahkan terjadi konfirmasi error atau not Found pada browser kita. Pada saat itulah OpenDNS   ini  mempercepat akses internet  kita.

Langkah-langkah yang kita lakukan :

1. Klik Start

2. Klik Control Panel

3. Pilih Network Connection

4. Klik kanan account sambungan internet yang sedang aktif /connected

5. Klik Properties

6. Klik Networking






7. Klik Internet Protocol 

8. Klik Properties


9. Beri Tanda [Klik] Use Following DNS Server

10. Isi Preferred DNS Server dengan angka : 208.67.222.222

11. Isi Alternate DNS Server dengan angka : 208.67.220.220

12. Kemudian Klik OK

Restart Ulang Koneksi Internet anda , Perubahan akan terjadi setelah anda restart ulang koneksi internet anda.

Bagi yang menggunakan modem, juga harus mennyeting DNS di atas, maka aktifkan modem anda, pilih setting, klik kotak use this DNS kemudian masukkan kedua DNS di atas.

Disamping hal di atas, kecepatan koneksi juga dipengaruhi Lokasi dan posisi anda. Pilihlah provider yang mempunyai sinyal kuat di kota anda, dan pilihlah ruangan di rumah yang mampu menangkap sinyal dengan baik.Seluruh tips di atas sudah saya praktekkan sendiri. Saya menggunakan modem prolink dengan kartu flexy unlimited. Hasilnya ada pengaruh yang signifikan dengan sebelumnya. Demikian saja semoga membantu.

***
Padang, 12 Mai 2011

 


 

Senin, 16 Mei 2011

Seputar Harta Waris (Fara'idh)

Oleh : Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam

Fara’idh jama dari faridhah, yang berarti mafrudhah, sesuatu yang diwajibkan. Yang diwajibkan ini adalah sesuatu yang sudah ditetapkan, karena makna fardhu ialah ketetapan. Seakan-akan kata ini sama dengan firman Allah : “….Nashiban Mafrudhan” [QS. An-Nisa : 7]. Artinya bagian yang sudah ditetapkan.

Definisinya menurut syariat ialah pengetahuan tentang bagian-bagian harta waris yang diberikan di antara orang-orang yang berhak menerimnya.

Dasar tentang faraidh ini ialah Kitab Allah, yang disebutkan dalam firmanNya :
“Allah mensyariatkan bagi kalian tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anak kalian…” dan seterusnya dalam dua ayat dari An-Nisa : 11-12.
Dasarnya dalam As-Sunnah ialah hadits Ibnu Abbas yang disebutkan dalam bab ini. Para ulama juga sudah menyepakati hal ini. Mengingat harta dan pembagiannya merupakan obyek yang diminati, dan biasanya harta warisan diperuntukkan bagi orang-orang yang lemah dan tidak memiliki kekuatan, maka Allah perlu mengatur sendiri pembagiannya di dalam KitabNya, dengan penjelasan yang detail dan terinci, agar tidak menjadi ajang perdebatan dan rebutan berdasarkan hawa nafsu, membaginya diantara para ahli waris sesuai dengan tuntutan keadilan, kemaslahatan dan manfaat yang diketahuiNya. Allah mengisyaratkan hal ini di dalam firmanNya.
“Kalian tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya”. [QS. An-Nisa : 11]

Ini merupakan pembagian yang adil dan sekaligus memberikan kejelasan sesuai dengan tuntutan kemaslahatan yang bersifat umum dan memberikan isyarat kepada sesuatu yang dapat dipahami sebagai keadilan. Semantara qiyas bisa mengeluarkan kita dari topik buku ini dan pembahasannya juga bisa menjadi panjang lebar.

Memperhatikan Kitab Allah tentang berbagai topik kehidupan manusia, dengan petunjuk dan cahanya, bisa menjelaskan sebagian dari rahasia-rahasia Allah yang bijaksana. Setelah ada pembagian dari Dzat Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui ini, datang para penyeru pembaruan dari para westernis, yang tujuannya hendak mengubah hukum Allah dan mengganti pembagian yang sudah ditetapkanNya. Setelah kalimat-kalimatNya menjadi sempurna, membawa kebenaran dan keadilan, merekapun beranggapan bahwa perubahan hukum yang mereka lakukan itu lebih baik dan lebih adil dari hukum-hukum Allah.

“Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”. [QS. Al-Maidah : 50]

Yang pasti, orang-orang yang kurang waras akalnya itu tahu undang-undang langit dan hukum-hukum kehidupan bumi, sehingga mereka menutup telinga terhadap hal-hal yang justru belum pernah mereka dengar. Mereka berada di antara para wanita yang merasakan kekurangannya, sehingga mereka ingin keluar dari syari’at Allah, di antara pesolek yang ingin berhias dengan perhiasan atheisme dan zindiq, di antara orang yang menyerukan sesuatu yang tidak didengarnya. Maka apa yang dia sampaikan hanya sekedar seruan dan panggilan, sedang mereka tidak berpikir.

Ilmu Fara’idh ini merupakan ilmu yang mulia dan penting. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mempelajarinya dalam berbagai hadits dan juga mengajarkannya. Di antaranya ialah hadits Ibnu Mas’ud secara marfu, “Pelajarilah ilmu fara’idh dan ajarkanlah ia kepada manusia”. Adakalanya yang dimaksud fara’id disini ialah hukum-hukum secara umum. Para ulama mengupasnya secara tersendiri dalam beberapa jilid buku dan mereka mengupasnya secara panjang lebar.

Untuk mempelajari hukum-hukumnya, cukup dengan memahami tiga ayat dalam surat An-Nisa, begitu pula hadits Ibnu Abbas yang disampaikan berikut, yang mencakup induk berbagai permasalahannya, shingga tidak ada yang keluar dari induk ini kecuali satu dua masalah.

Warisan memiliki tiga sebab :
[1]. Nasab, yaitu hubungan darah sebagaimana firman Allah.
“ Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak …”.[QS. Al-Ahzab : 6]
[2]. Pernikahan yang benar, yang didasarkan kepada firman Allah, “Dan bagi kalian (para suami) seperdua dari harta yang diringgalkan oleh isteri-isteri kalian…” [QS. An-Nisa : 12]
[3]. Kepemilikan budak yang dimerdekakan, yang didasarkan kepada hadits Ibnu Umar secara marfu, “Budak yang dimerdekakan adalah kerabat seperti kerabat nasab”

Selain tiga hal ini tidak bisa menjadi sebab warisan. Begitulah menurut pendapat yang masyhur di kalangan ulama.Jika ada sebagian dari tiga hal ini, maka dapat dilakukan waris mewarisi di antara kedua belah pihak, termasuk pula pada kepemilikan budak yang benar.

Warisan juga mempunyai beberapa hambatan, yang jika didapati sebagian di antaranya, maka warisan tidak berlaku, begitu pula jika didapatkan sebab-sebabnya. Sebab segala sesuatu tidak menjadi sempurna kecuali dengan behimpunnya syarat-syaratnya dan ketiadaan hambatan-hambatannya. Adapun beberapa hambatan warisan ialah.

[1]. Tindak Pembunuhan.
Barangsiapa membunuh orang yang mewariskan harta kepadanya atau menjadi sebab terbunuhnya tanpa alasan yang benar, maka dia tidak bisa mewarisi darinya. Jika dilakukan secara tidak sengaja, maka itu termasuk bab mendahului sesuatu sebelum tiba waktunya, sehingga dia layak diberi hukuman karena pelanggarannya terhadap hak orang yang sengaja, dan termasuk bab menghindarkan sarana terhadap yang lainnya. Hal ini didasarkan kepada hadits Umar, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pembunuh tidak mendapatkan apa pun”. [Diriwayatkan malik dalam Al-Muwaththa]

[2]. Budak.
Seorang budak tidak mewariskan bagi kerabat dekatnya yang mempunyai hubungan darah dengannya. Sebab kalaupun budak dapat mewariskan, maka warisan itu menjadi milik tuannya, karena hartanya menjadi milik tuannya.

[3]. Perbedaan Agama
Masalah ini akan dijelaskan dalam hadits Usamah di bagian mendatang, isnya Allah.

“Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Berikanlah warisan kepada orang yang berhak menerimanya, dan sisanya untuk orang-orang laki-laki yang paling berhak”

“Dalam satu riwayat disebutkan, “Bagilah harta warisan di antara para ahli waris yang berhak berdasarkan Kitab Allah. Adapun sisanya dari harta warisan, maka untuk orang laki-laki yang paling berhak”.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang berhak membagi harta warisn agar membaginya kepada orang-orang yang berhak menerima harta warisan itu secara adil dan sesuai dengan ketentuan syariat, seperti yang dikehendaki Allah Ta’ala.

Para ahli waris yang sudah ditetapkan bagiannya di dalam Kitab Allah adalah dua petiga, sepertiga, seperenam, separoh, seperempat dan seperdelapan. Jika masih ada sisa setelah pembagian itu, maka diberikan kepada orang laki-laki yang paling dekat hubungan darahnya dengan mayit, karena mereka merupakan pangkal dalam ta’shib, sehingga mereka didahulukan menurut urut-urutan kedudukan dan kekerabatan mereka dengan mayit.

***
[Disalin dari kitabTaisirul Allam Syarh Umdatul Ahkam, Edisi Indonesia Syarah Hadits Pilihan Bukhari Muslim, Pengarang Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam, Penerjemah Kathur Suhardi, Penerbit Darul Fallah]
Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/2019/slash/0

Sabtu, 14 Mei 2011

Adab-Adab Terhadap AlQuran

Setiap muslim harus meyakini kesucian kalamulloh, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan). Al-Quranul karim itu kalamulloh yang di dalamnya tidak ada kebatilan. Al-Quran memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat hidup di dunia dan akherat. Dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapat rahmat dari Allah ta’ala.
Untuk  itulah, tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari al-quran. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.”[Hr.Bukhori]
Dalam riwat Imam Muslim dijelaskan:”Bacalah Al-quran, sesungguhnya Al-Quran itu akan menjadi syafaat di hari qiyamat bagi yang membacanya
Maka hendaklah kita berakhlak terhadap Al-Quran dan beradab dalam membacanya, agar mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Quran, untuk itu seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini :

1.      Membacanya dalam keadaan sempurna,  menutup aurat, suci dari hadats dan duduk dengan sopan dan tenang.
2.      Memulai membaca Al-Quran dengan isti’adzah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “Dan bila kamu akan membaca Al-Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah “ (Qs.An-Nahl:98). Apabila ayat yang dibaca dimulai dari awal surat, maka setelah beristi’adzah bacalah basmalah, jika tidak, cukup isti’adzah saja.
3.      Membaca dengan pelan(Tartil) agar dapat menghayati ayat-ayat yang dibaca. Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda “Siapa saja yang membaca Al-Quran (khatam) kurang dari 3 hari, berarti dia tidak memahami”[Hr.Ahmad]
4.      Membaguskan suara di dalam membacanya, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda “Hiasilah Al-Quran dengan suaramu”[Hr.Ahmad,Ibnu Majah dan Al-Hakim]
Maksud hadis di atas, membaca Al-Quran dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya, tidak sampai keluar dari kaidah tajwid.
5.      Memabaca Al-Quran dengan berusaha mengetahui artinya dan memahami inti dari ilmu yang terkandung di dalamnya.
6.      Membaca Al-Quran dengan tidak mengganggu orang yang sedang sholat dan tidak perlu mengeraskan bacaan di tempat orang yang sedang beraktivitas, karna khawatir orang-orang akan menyepelekan bacaan Al-Quran tersebut, padahal Allah berfirman “ Apabila Al-Quran dibacakan, maka simak dan diamlah, semoga kamu mendapat rahmat”(Qs.Al-A’raf:204) maka cukuplah membacanya secara lirih dan pelan saja.
7.      Apabila selesai membaca Al-Quran maka jangan mengucapkan “shadaqallahul ‘adzim”, karna sesungguhnya membiasakan membaca lafdz tersebut setiap selesai membaca Al-quran, butuh kepada dalil, sebagaimana dalil membaca isti’adzah(poin ke 2) setiap memulai. Apalagi bacaan tersebut tidak pernah dikenal di masa Nabi dan Sahabat, padahal mereka sebaik-baik teladan bagi kita.

Semoga dengan memperhatikan adab-adab di atas Allah melimpahkan pahala dan karuniaNya yang besar bagi kita, dan semoga Al-Quran yang kita baca menjadi syafa’at bagi kita di akherat kelak.Amin.



***
Diringkas dari Buletin Mitra Ummat edisi 431 th XI dengan beberapa tambahan

Kamis, 12 Mei 2011

Install Libre Office di Linux

By Pemula Linux on 12/01/2011 (disalin dari http://andy.web.id/install-libre-office-di-linux.php)Kira-kira semester pertama tahun lalu, saat muncul Ubuntu 10.04, pengguna OpenOfficemungkin tidak terkejut ketika mengetahui bahwa pembuka aplikasi itu tidak lagi berwarna biru khas Sun Microsystem melainkan jingga warna khas Oracle. Itu karena aplikasi perkantoran itu sudah diakuisisi oleh

SD PANCASILA 45

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
 
SD PANCASILA 45 merupakan sebuah Sekolah Dasar Swasta di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pancasila 1945 di daerah Tembok Dukuh VI no 10 Kecamatan Bubutan Kota Surabaya. Yayasan ini saat ini dikomandoi oleh Bapak Erick R. Tahalele, S.Sos.

Minggu, 08 Mei 2011

Siapa Temanmu Itulah Kamu !

Setiap manusia pastilah membutuhkan teman dalam kehidupannya. Karna manusia adalah makhluk sosial,  yang tidak bisa bergantung pada dirinya sendiri. Terlebih lagi ketika dia berada di negeri asing,  jauh dari sanak saudara dan kampung halaman. Maka keberadaan seorang teman sangat bermakna dalam kehidupannya.

Pernahkah anda membayangkan kehidupan tanpa seorang teman??

Namun meskipun demikian saudaraku yang dirahmati Allah. Hendaklah kita berhati-hati memilih teman pergaulan, baik bagi diri kita, maupun bagi anak-anak kita. Karena teman pergaulan  sesungguhnya banyak mempengaruhi perilaku seseorang.  Bahkan dapat kita katakan baik buruknya perilaku seseorang, banyak ditentukan oleh teman-teman pergaulannya.




Hal ini bukan teori baru, sejak dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menasihatkan kita, untuk berhati-hati memilih teman pergaulan. Beliau mengumpamakan teman yang baik seperti penjual minyak wangi, yang kalau kita bermain dengannya, paling tidak kita mendapatkan wangi baunya, walaupun tidak membelinya. Sedang teman yang buruk, ibarat pandai besi, yang jika kita berteman kepadanya, kalau tidak terbakar, setidaknya kita bisa terkena percikan api(Muttafaqun ‘alihi)

Bahkan, semakin dewasa seseorang, semakin besar pengaruh teman membekas dalam dirinya, lebih dari pengaruh orang tua, guru atau sanak saudaranya. Sehingga banyak kita dapatkan dalam kenyataan seseorang menjadi baik atau buruk karena pada awalnya terpengaruh oleh temannya.

Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh seorang ustad pada suatu khotbah jumat; “ Suatu hari saya pergi ke rumah teman di jakarta, dan saya merasa kaget sekali, melihat kondisi rumah teman  tersebut, sangat kecil dan sederhana,  tidak ada ruang tamu, sehingga kami terpaksa duduk di luar untuk berbincang. Padahal saya tahu, dia bukanlah orang yang miskin, dia termasuk orang yang sukses, hal ini tentu saja menggelitik hati saya untuk bertanya kepadanya ‘ kok kamu tinggal di sini?’ teman tersebut menjawab ‘ saya tinggal di sini sesungguhnya bukan menyewa rumah ini, tapi saya "menyewa" lingkungannya’ jawaban tersebut sangat mengagetkan saya, sekaligus memahamkan saya betapa pedulinya dia dengan lingkungan bagi pergaulan anak-anaknya. Dan memang daerah tersebut saya perhatikan, lingkungannya sangat baik dan beradab.”

Maka tepatlah kata seorang penyair :

Tentang seseorang, jangan kamu tanya siapa dia

Tanyalah siapa temannya. Karena seseorang akan mengikuti tingkah polah temannya.


Saudaraku yang dirahmati Allah. Sekali lagi, berhati-hatilah memilih teman,  dan berhati-hati jugalah dalam memilihkan teman bagi anak-anak kita. Jangan sampai kita menyesal ketika segala sesuatunya telah terjadi. Sebab di akherat nanti, banyak orang-orang yang menyesal karna salah memilih teman, sehingga saat itu mereka berangan-angan seandainya di dunia dahulu dia tidak memilihnya sebagai teman dekatnya:

“Kecelakaan besarlah bagiku, seandainya saja(dahulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman karibku”[Qs. Al-Furqon:28].

Maka prinsip kita bukan lagi sekedar “Satu musuh sudah banyak, seribu teman masih sedikit” tapi lebih dari itu “Satu teman buruk sudah banyak,  seribu teman baik masih sedikit”.

Karena itu carilah teman yang mendorong kita untuk kebaikan, mengajak kita kepada ketaatan dan  akhlak mulia. Dan teman seperti ini, tentu tidak mudah kita dapatkan di jalan-jalan, di pasar-pasar apalagi di tempat maksiat. Maka datangilah taman-taman sorga yakni majelis ilmu, selain untuk menuntut ilmu, maka di sana ada teman-teman yang InsyaAllah bisa membawa kita kepada kebaikan.

***
Nasehat dari Hati ke Hati,hal.32,Abdullah Haidir

Jumat, 06 Mei 2011

Sebab-Sebab Lemahnya IMAN

Sesungguhnya nikmat terbesar yang Allah ta’ala anugerahkan kepada hambaNya adalah sikap teguh dan komitmen dalam menjalankan ajaran Allah ta’ala. Karena nikmat-nikmat ini akan membawa kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Namun adakalanya manusia mengalami kelesuan setelah sebelumnya penuh semangat, mengalami kelemahan setelah sebelumnya memiliki kekuatan, akan tetapi hal ini merupakan sunnatullah bagi orang-orang yang konsisten dalam agamanya dan juga ujian yang harus dihadapi serta dicarikan solusi dan penyembuhannya. Oleh karena itu, melalui tulisan singkat ini, kita akan mengenal apa sesungguhnya hal-hal yang menyebabkan manusia tidak komitmen dengan agamanya dan lemah imannya.
1.      Kurangnya keikhlasan
Nilai suatu perbuatan amat tergantung pada niat, barang siapa yang baik niatnya, maka perbuatannya akan menjadi baik dan menjadikannya teguh dan terhindar dari fitnah dalam menjalankan agama. Sebagaimana firman Allah ta’ala :”Iblis berkata:’Ya Tuhanku, karena Engkau telah memvonis aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik(perbuatan maksiat) dimuka bumi dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Mu yang ikhlas diantara mereka’” (QS. Alhijr:39).

2.      Kecendrungan jiwa pada kepada hal-hal buruk yang telah berlalu
Masa lalu seseorang yang kelam dan penuh maksiat, adakalanya mengguncang jiwanya, tatkala ia teringat pada masa lalu dan sahabat-sahabatnya yang penuh maksiat, lalu setan membisikkan kepadanya keinginan untuk melakukannya kembali.

3.      Minimnya pensucian jiwa (Tazkiatun Nufs)
Pensucian jiwa adalah mendidik jiwa kita ke arah yang benar sesuai tuntunan syar’i, sebagaimana firman Alla:
”Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotorinya” (QS.S As-Syam:9-10).

Mensucikan jiwa adalah dengan melaksanakan keta’atan kepada Allah, dan mengotori  jiwa adalah dengan perbuatan maksiat. Adapun langkah-langkah  mensucikan jiwa  adalah dengan taubat, muraqabah(merasa diawasi), mujahadah(bersungguh-sungguh) dan muhasabah(introspeksi diri).

4.      Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
Jika seseorang melaksanakan ibadah sekedar ritual harian, maka inilah yang lama kelamaan  menimbulkan rasa malas dan jenuh yang membuat kaum muslimin menjadi lemah dan tidak konsisten.

5.      Lalai dalam melaksanakan ibadah sehari-hari
Lalainya seseorang dalam menjalankan ibadah, membuat imannya lemah dan akhirnya bisa terjerumus kepada maksiat. Contohnya lalai dalam shalat berjamaah, meninggalkan baca quran dan cuek dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya.

6.      Sedikit menuntut ilmu
Semakin jauh kaum muslimin dari menuntut ilmu, maka semakin jauhlah dia dari agamanya, dengan ilmu seseorang akan takut kepada Allah, yang membawanya menjauhi larangan Allah. Dengan ilmu juga seseorang bisa terjaga amalnya, sehingga dia terhindar dari kesesatan. Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu syar’i.

7.      Futur yang terus menerus

Futur memiliki dua arti :

1.      Terhenti setelah beramal terus menerus
2.      Malas/Jenuh atau menunda-nunda, lambat setelah semangat.

Sikap futur ini akan memberikan bahaya besar bagi seorang muslim apabila berkepanjangan menghinggapinya, apalagi bila sampai meninggalkan amal-amal wajib dan sunnah, oleh karena itu, obatilah dengan sering hadir ke majelis ilmu, membaca dan mentadabburi alquran, berteman dan berkomunikasi dengan orang-orang yang mempunyai girah(semangat) dalam beramal.

8.      Kurang introspeksi diri(muhasabah)
Ketika seseorang tidak lagi bermuhasabah, maka bisa jadi dia hanyut dalam kelalaian dan kekeliruannya yang menyebabkan lemahnya iman. Oleh karena itu seorang muslim, harus senantiasa mengintrospeksi diri dalam rangka mengoreksi, sejauh mana amal-amalnya.

Demikianlah sedikit pembahasan dari sebagian sebab yang membuat lemahnya iman dan membawa kita terombang-ambing dalam maksiat. Semoga Allah menjaga kita dari perkara demikian.

 ***
Buletin dar el iman vol 02/Th ke 3/1430H

Arsip Blog