- Motorku jadi cepat karatan, aku kan agak malas nyuci tiap hari. Habis hujannya tiap hari juga.
- Tas ku makin penuh isinya. Isinya makanan ringan. Habisnya kalau ke kampus pas hujan pasti malas keluar ruangan, nggak mau kelaperan ya harus bawa makanan di dalam tas.
- Jadwal berantakan. Di jalan hujan, pasti naik motorku tidak bisa ngebut seperti Rossi lagi dong. Apalagi kalau hujan lebat banget, bisa-bisa perjalanan yang harusnya hanya 1 jam bisa jadi 1,5 jam. Nah, ke sana-sananya pasti berantakan semua deh.
- Jalanan depan rumah jadi becek. Rumahku kan di pinggiran kecamatan, jalanannya pun belum kesentuh sama aspal/cor jadi maklum saja sepatu atau sandalku nggak pernah bersih kalau keluar rumah.
- Depan rumah banjir. Ada selokannya, tapi cetek. Makanya kalau hujan satu jam saja langsung banjir. Mau diciduk tuh lumpur malah jadi masalah sama tetangga nanti. Ya sudah, banjir ya banjir kan hanya banjir lewat.
- Aku jadi rempong. Selain bawa makanan ringan tiap kali pergi ke kampus, sandal jepit dan jas hujan harus tetap ada di dalam bagasi motor. Samapai kampus harus nenteng-nenteng sepatu pantofel untuk ganti di kamar mandi.
- Males ngapa-ngapain. Ini mah bukan aku saja deh ya? Bahkan semua orang pasti langsung setuju. Hujan-hujan gini itu enaknya di rumah, di dalam kamar sambil dengerin radio serta menikmati makanan berkuah, hangat lagi.
- Males mandi. Dingiiiiin banget. Awas, jorok!
- Yuk, bersyukur! Hujan itu tetaplah nikmat Allah. Jadi kita ucapkan, “Alhamdulillah...”
|
Sumber gambar dari sini |
IKLAN 3
0 komentar:
Posting Komentar