Allah Subahanahu wa ta’ala menciptakan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akherat. Di akherat Allah menyiapkan dua tempat: sorga dan neraka, tidak ada tempat ketiga, dan di dunia ini Allah menjadikan dua jalan, yaitu jalan ke sorga dan jalan menuju ke neraka. Jalan manakah yang sedang engkau tempuh??????
Kehadiran manusia ke dunia ini bukanlah atas kehendak manusia itu sendiri, tapi kehendak Allah Subahanahu wa ta’ala, bumi dan segala isinya diciptakan untuk manusia sebagai tempat untuk memenuhi keperluannya, dan Allah menciptakan Akherat sebagai tempat tujuan hidup manusia. Kehidupan dunia hanyalah sementara, penderitaan yang dialami di dunia, seberat apapun, hanyalah sementara, itupun masih bisa minta tolong sana sini. Begitu juga kebahagiaan, semewah apapun kehidupan seseorang, hanyalah sementara, harta-harta mereka tak kan bisa menunda apalagi menolak kematian!!!!!!.
Kehidupan dunia, walaupun sementara, tapi sangat menentukan bagi kehidupan kekal di akherat kelak, karna dunia diciptakan sebagai persiapan menuju akherat, dan kematian adalah awal kehidupan yang abadi.
Allah berkehendak dan manusia juga mempunyai keinginan, hidup dan mati adalah kehendak Allah, Allah berkeinginan agar diantara kehidupan dan kematian itu manusia berjalan di atas perintah Allah. Apabila manusia menyandarkan segala keinginannya kepada keinginan(perintah-perintah) Allah Subahanahu wa ta’ala, maka Allah akan memenuhi segala keinginannya. Sebagaimana seseorang yang ingin hidup bahagia, dan dia menyandarkan kebahagian itu di atas ketaatan kepada Allah, maka dia akan mendapatkan janji Allah dalam firmanNya :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan Beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”[Qs. An-Nahl:16].
Namun jika manusia semata-mata mengikuti hawa nafsunya sendiri, tidak mau diatur dengan hukum-hukum Allah, maka dia tidak mendapatkan lebih dari yang sudah ditetapkan untuknya, dan Allah akan merasakan kepadanya kehidupan yang sempit.
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."[Qs. Thoha:124].
Orang-orang beriman memahami, dunia bukanlah tempat melampiaskan hawa nafsu, karna dunia terbatas, sedang hawa nafsu tidak terbatas….hawa nafsu kita ingin makan semua yang enak-enak, tapi cobalah..seenak apapun makanan itu, tidak ada manusia yang sanggup melahapnya sampai 10 porsi, rata-rata hanya sanggup 2 porsi..kalaupun lebih, nikmatnya sudah berbeda, bahkan tak jarang menjadi mual dan muntah, itulah keterbatasan dunia. Berbeda dengan kehidupan di sorga, manusia bebas makan sebanyak-banyaknya, minum khamar sebanyak-banyaknya, tidak bikin mabuk, bahkan seorang lelaki sanggup menggauli 70 bidadari sekaligus….subhanallah.
Dunia dikumpulkan untuk ditinggalkan, dan akherat dikumpulkan untuk kita datangi. Banyak orang mengira, orang yang hebat adalah orang yang bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, padahal Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Orang yang cerdik adalah orang yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan amal untuk kehidupan akheratnya” [HR. Ibnu Abid-Dunya]
Hati adalah penggerak seluruh amalan, jika hati dan pikiran kita telah berpindah dari Akherat ke Dunia, maka seluruh anggota badan akan berusaha mengejar dunia, sekalipun harus melanggar perintah Allah. Setelah kematian, manusia baru sadar, bahwa ternyata harta, pangkat, dan jabatan bahkan anak dan istri/suami tak mampu menolongnya.
Air mata taubat, walau setetes di dunia ini, cukup untuk menjadi tameng api neraka, tapi tangisan darah sekalipun di akherat kelak, tak akan mengurangi siksa Allah. Maka marilah kita bersegera bertaubat, perbanyak istigfar, kita luruskan maksud dan tujuan hidup kita. Mari kita hambakan diri kita semata-mata kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan penuh rasa cinta, harap dan takut pada-Nya.
***
Padang, 30 Aprill 2011
Nasrullah Azzubeiry
Kehadiran manusia ke dunia ini bukanlah atas kehendak manusia itu sendiri, tapi kehendak Allah Subahanahu wa ta’ala, bumi dan segala isinya diciptakan untuk manusia sebagai tempat untuk memenuhi keperluannya, dan Allah menciptakan Akherat sebagai tempat tujuan hidup manusia. Kehidupan dunia hanyalah sementara, penderitaan yang dialami di dunia, seberat apapun, hanyalah sementara, itupun masih bisa minta tolong sana sini. Begitu juga kebahagiaan, semewah apapun kehidupan seseorang, hanyalah sementara, harta-harta mereka tak kan bisa menunda apalagi menolak kematian!!!!!!.
Kehidupan dunia, walaupun sementara, tapi sangat menentukan bagi kehidupan kekal di akherat kelak, karna dunia diciptakan sebagai persiapan menuju akherat, dan kematian adalah awal kehidupan yang abadi.
Allah berkehendak dan manusia juga mempunyai keinginan, hidup dan mati adalah kehendak Allah, Allah berkeinginan agar diantara kehidupan dan kematian itu manusia berjalan di atas perintah Allah. Apabila manusia menyandarkan segala keinginannya kepada keinginan(perintah-perintah) Allah Subahanahu wa ta’ala, maka Allah akan memenuhi segala keinginannya. Sebagaimana seseorang yang ingin hidup bahagia, dan dia menyandarkan kebahagian itu di atas ketaatan kepada Allah, maka dia akan mendapatkan janji Allah dalam firmanNya :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan Beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”[Qs. An-Nahl:16].
Namun jika manusia semata-mata mengikuti hawa nafsunya sendiri, tidak mau diatur dengan hukum-hukum Allah, maka dia tidak mendapatkan lebih dari yang sudah ditetapkan untuknya, dan Allah akan merasakan kepadanya kehidupan yang sempit.
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."[Qs. Thoha:124].
Orang-orang beriman memahami, dunia bukanlah tempat melampiaskan hawa nafsu, karna dunia terbatas, sedang hawa nafsu tidak terbatas….hawa nafsu kita ingin makan semua yang enak-enak, tapi cobalah..seenak apapun makanan itu, tidak ada manusia yang sanggup melahapnya sampai 10 porsi, rata-rata hanya sanggup 2 porsi..kalaupun lebih, nikmatnya sudah berbeda, bahkan tak jarang menjadi mual dan muntah, itulah keterbatasan dunia. Berbeda dengan kehidupan di sorga, manusia bebas makan sebanyak-banyaknya, minum khamar sebanyak-banyaknya, tidak bikin mabuk, bahkan seorang lelaki sanggup menggauli 70 bidadari sekaligus….subhanallah.
Dunia dikumpulkan untuk ditinggalkan, dan akherat dikumpulkan untuk kita datangi. Banyak orang mengira, orang yang hebat adalah orang yang bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, padahal Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Orang yang cerdik adalah orang yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan amal untuk kehidupan akheratnya” [HR. Ibnu Abid-Dunya]
Hati adalah penggerak seluruh amalan, jika hati dan pikiran kita telah berpindah dari Akherat ke Dunia, maka seluruh anggota badan akan berusaha mengejar dunia, sekalipun harus melanggar perintah Allah. Setelah kematian, manusia baru sadar, bahwa ternyata harta, pangkat, dan jabatan bahkan anak dan istri/suami tak mampu menolongnya.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
sampai kamu masuk ke dalam kubur
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim.
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). [Qs. At-Takaatsur:1-8]
sampai kamu masuk ke dalam kubur
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim.
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). [Qs. At-Takaatsur:1-8]
Air mata taubat, walau setetes di dunia ini, cukup untuk menjadi tameng api neraka, tapi tangisan darah sekalipun di akherat kelak, tak akan mengurangi siksa Allah. Maka marilah kita bersegera bertaubat, perbanyak istigfar, kita luruskan maksud dan tujuan hidup kita. Mari kita hambakan diri kita semata-mata kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan penuh rasa cinta, harap dan takut pada-Nya.
***
Padang, 30 Aprill 2011
Nasrullah Azzubeiry