Ada masalah dalam diri saya. Saya tak se-semangat yang dulu, tak se-kreatif yang dulu dan kini saya mudah sekali bosan. Itu berlaku juga saat saya mengerjakan skripsi ini. Bahkan berkali-kali saya juga kecewa dengan diri saya sendiri. Meskipun saya tahu kekecewaan itu bertubi-tubi datang juga karena faktor lingkungan. Tapi apa guna juga kalau saya menyalahkan lingkungan. Ah, abaikan.
Saya juga tak tahu kenapa komitmen saya begitu lemah, akhir-akhir ini. Saya merasa semakin jauh pula sama Allah. Mau jadi apa saya ini? Hari ini berkomitmen harus menyelesaikan revisi tapi apa? Nggak kelar juga. Ya Allah...Hidup saya jadi tak berarah.
Kebiasaan buruk itu muncul lagi. Benar kata orang sekali teracuni maka akan teracuni terus menerus. Tak seharusnya saya selalu melakukan kebiasaa buruk ini. Ah, mulai abaikan.
Saya hanya ingin, revisi ini cepat kelar. Cepat sidang. Saya juga sudah nggak betah dengar kata teman yang sangat rajin bimbinga bilang, "Loh? Aku kira kamu sudah daftar sidang??" Hem, saya harus jawab apa? Senyum getir saja. Seringkali saya nge-yem hati saya sendiri, "Hello Ka, ini sudah jalanmu ayo nyebut. Ynag penting kamu tetap usaha" sambil dalam hati nangis dleweran ngadu sama Allah, ya Allah kenapa?
Ah, abaikan...
Saya memang kunci utama semua ini. Ya saya sendiri. Seberapa kuat saya ngadepin semuanya. Ini kan baru cobaan kecil, nanti kalau sudah terjun di dunia kerja hoooo pasti lebih wow.
Oya, dulu saya pernah nyepelein saudara waktu ngerjain skripsi, sekarang mungkin saya gantian disepelein orang, "Ih, kamu itu kayak nggak niat aja bimbingan sekali dalam satu minggu. Bukannya kamu dulu waku kuliah gini ya, gitu ya?" Ah, abaikan sajalah...
Manusia berencana Alah berkehendak.Aamiin. Alhamdulillah, ini jalan saya. Yang penting saya nyaman, bapak dan ibu bahagia, meskipun ya saya tahu bapak dan ibu juga capek lihat saya. Padahal mereka sudah sangat capek dengan urusannya. Maafin saya...
Ah, Abaikan...
0 komentar:
Posting Komentar