Jakarta Bantuan Operasional Siswa (BOS) sebanyak Rp 1,2 miliar untuk anak-anak TKI di Sabah, Malaysia, macet. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berdalih berkas terkait hal tersebut hilang sehingga tidak mempunyai dasar mengeluarkan anggaran untuk anak-anak buruh perkebunan sawit itu.
"Saya sudah ditelepon pihak Kemendikbud dan mereka bilang berkasnya tidak sampai mereka," kata Konsul Sosial-Budaya KJRI Sabah, Iman Rokhadi, kepada detikcom, Rabu (1/8/2012).
Berkas yang dimaksud adalah memorandum of understanding (MoU) antara Dirjen Dikdas dengan KJRI pada 9 April 2012. Dalam kesepakatan tersebut disetujui akan dikucurkan BOS Rp 1,282 miliar untuk 1.500 peserta didik program paket A. Rencananya dana tersebut untuk digunakan membeli alat sekolah siswa, baju sekolah, merawat sekolah dan sebagainya.
"Loh kok bisa hilang? Padahal semua berkas saya ada, termasuk berkas pengiriman. Dalam berkas pengiriman tersebut, MoU tersebut telah diterima pihak Dirjen Dikdas. Ini kan zaman modern, setiap jam kita bisa pantau berkas tersebut sudah sampai mana saja," ujar Iman.
Usai MoU tersebut, pihak KJRI Kinabalu meminta kucuran dana tersebut. Namun setelah ditunggu-tunggu, kelurlah surat Direktur Pembinaan SD Kemndikbud tertanggal 14 Mei 2012 yang menyatakan dana belum bisa diturunkan dengan alasan Learning Centre (LC) belum berbadan hukum. "Saya harap dana ingin segera cair. Ini kan untuk anak-anak kita juga," beber Iman.
Saat ini ada 3.276 anak yang sekolah di sekolah dasar LC binaan Kemendikbud, sementara yang sekolah di LC binan LSM Humana Borneo Aid ada 7.796 siswa. Namun jumlah yang bisa ditangani ini masih sedikit sebab masih ada 40 ribuan anak-anak TKI yang belum bisa tercover. Mereka buta huruf dan sehari-hari
0 komentar:
Posting Komentar