Iedul Fitri sebentar lagi, ketahuilah bahwa hari raya ini merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebut ‘Ied karena pada hari itu Allah memberikan berbagai macam kebaikan yang kepada kita sebagai hambaNya. Diantara kebaikan itu adalah berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhan dan kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.
Sebagaimana biasa setiap orang mulai disibukkan menyambut ritual tahunan ini,. Fenomena menyambut Iedul Fitri, sebagai mana tahun-tahun yang lalu sangat terasa di depan mata.Tidak ada yang berbeda, mulai dari mudik lebaran, memburu baju baru, membeli atau membuat bermacam kue, serta segala macam pernak pernik acara yang bersifat lokal. Nyaris tidak ada perbedaan dari tahun ke tahun. “Aroma” Idul Fitri seolah menyengat.
Ibu-ibu pun sibuk menyusun menu makanan dan kue-kue, baju-baju baru ramai diburu, transportasi mulai padat karena banyak yang bepergian atau karena arus mudik mulai meningkat, serta berbagai aktivitas lainya. Semua itu seolah sudah menjadi aktivitas “wajib” menjelang Idul Fitri, belum ada tanda-tanda menurun atau berkurang.
Setiap orang bisa berbeda dalam memaknai Idul Fitri, ada yang memaknai sebagai hari yang menyenangkan karena tersedianya banyak makanan enak, baju baru, banyaknya hadiah, dan lainnya. Ada lagi yang memaknai Iedul Fitri sebagai saat yang paling tepat untuk pulang kampung dan berkumpul bersama handai tolan.
Sebagian lagi bahkan rela melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, dan berbagai aktivitas lain yang bisa kita saksikan.
Idul Fitri memang hari istimewa. Secara syar’i pun dijelaskan bahwa Idul Fitri merupakan salah satu hari besar umat Islam selain Hari Raya Idul Adha. Karenanya, agama ini membolehkan umatnya untuk mengungkapkan perasaan bahagia dan bersenang-senang pada hari itu. Namun satu hal yang perlu diingat, Sebagai bagian dari ritual agama, prosesi perayaan Idul Fitri sebenarnya tak bisa lepas dari aturan syariat. Ia harus didudukkan sebagaimana keinginan syariat.
Iedul Fitri bukanlah arena perlombaan untuk memamerkan kekayaan dan kemewahan, sehingga setiap Iedul Fitri, setiap orang habis-habisan untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Bagaimana masyarakat kita selama ini menjalani perayaan Idul Fitri yang datang menjumpai? Secara lahir, kita menyaksikan perayaan Hari Raya Idul Fitri masih sebatas sebagai rutinitas tahunan yang memakan biaya besar dan juga melelahkan. Kita sepertinya belum menemukan esensi yang sebenarnya dari Hari Raya Idul Fitri sebagaimana yang dimaukan syariat.
Berhari raya bukanlah berhari riya, setiap kita sudah semestinya merefleksi lagi makna hakiki dari sebuah kemenangan, dia bukanlah eforia yang membuat kita hanyut dalam putaran materialisme dan konsumerisme yang kian menjenuhkan.
Simaklah ucapan Ibnul Mubarak rahimahullah :
“ Kadang, sebuah amalan kecil DIPERBESAR oleh niat, dan terkadang sebuah amalan BESAR diperkecil oleh niat “ (Riwayat Ibnu AbidDunya)
Beridul Fitri tidak harus menyiapkan makanan enak dalam jumlah banyak, tidak harus beli baju baru karena baju yang bersih dan dalam kondisi baik pun sudah mencukupi, tidak harus mudik karena bersilaturahim dengan para saudara yang sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, dan sebagainya. Dengan demikian beridul Fitri tidak lagi butuh biaya besar dan semuanya terasa lebih mudah dan murah.
Semoga.........
______________________
14 Agustus 2012
Jorong coran, Kab. 50 Kota
0 komentar:
Posting Komentar