(Humas Kemenag Sultra) —- Sering kali kita melihat orang yang kerjanya tidur dibulan Ramadhan. Namun hal itu kita tidak boleh langsung berprasangka negatif jika orang itu malas. Boleh jadi orang tersebut tengah kecapean setelah beribadah dan memilih tidur.
“Pahala di bulan suci ramadhan ini akan dilipatgandakan, makanya dianjurkan memperbanyak ibadah dan kegiatan amaliyah. Perumpamaan seperti dalam hadist Nabi Muhammad SAW, tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, diamnya dianggap tasbih dan tasbihnya dilipatgandakan pahalanya,” ungkap Kabid Urusan Agama Islam (URAIS) Kanwil Kemenag Sultra, Drs. H. Sabir.
Disisi lain jelasnya, biasanya orang yang memilih tidur karena ingin menghindari ghiba, apalagi jika terdapat dua orang atau lebih berkumpul, biasanya sering membicarakan orang lain.
“Sebagaimana dalam Hadist Nabi tersebut, ghiba biasanya merusak pahala puasa, begitu pula dusta dan sumpah palsu. Karena itu hendaknya dibulan ramadhan ini kita mempuasakan semua panca indera dari hal-hal yang bisa mengurangi pahala sebaliknya memperbanyak ibadah seperti tadarus Al Qur’an, tasbih, tahmid dan tahlil,” jelasnya.
“Pahala di bulan suci ramadhan ini akan dilipatgandakan, makanya dianjurkan memperbanyak ibadah dan kegiatan amaliyah. Perumpamaan seperti dalam hadist Nabi Muhammad SAW, tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, diamnya dianggap tasbih dan tasbihnya dilipatgandakan pahalanya,” ungkap Kabid Urusan Agama Islam (URAIS) Kanwil Kemenag Sultra, Drs. H. Sabir.
Disisi lain jelasnya, biasanya orang yang memilih tidur karena ingin menghindari ghiba, apalagi jika terdapat dua orang atau lebih berkumpul, biasanya sering membicarakan orang lain.
“Sebagaimana dalam Hadist Nabi tersebut, ghiba biasanya merusak pahala puasa, begitu pula dusta dan sumpah palsu. Karena itu hendaknya dibulan ramadhan ini kita mempuasakan semua panca indera dari hal-hal yang bisa mengurangi pahala sebaliknya memperbanyak ibadah seperti tadarus Al Qur’an, tasbih, tahmid dan tahlil,” jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar