Sudah hampir 4 tahun saya kuliah S1 PGSD. Saat ini masih menyusun skripsi (tinggal merapikan dan melengkapi data) tapi tak kelar-kelar juga karena saya sok asik di dunia maya.
“Makanya nggak usah nge-blog terus, skripsi nggak kelar-kelar kan? Aku yang dulu kuliah biasa-biasa saja, bisa wisuda April, nah kamu?” ceplos seorang teman.
Saya membenarkan perkataan teman saya itu. Tapi saya juga tak mau menyalahkan kalau semua ini karena dunia blog yang saya geluti. Karena masih banyak lagi cerita yang tak perlu saya uraikan kenapa saya sampai gagal wisuda April ini. Cukup orang-orang tertentu saja yang tahu.
Oke, tinggalkan perkara skripsi, pelan-pelan dan secara pasti saya akan tetap memperjuangkannya. Saya tak perduli lagi celotehan orang-orang yang sangat iri dengan saya. Sudah, saya tahu kalau saya itu spesial. Hahaha...PEDE *gubrak
Belum wisuda bingung, sudah wisuda tambah bingung. Itulah yang kiranya teman-teman dan saya rasakan.
“Mau apa habis ini? Sudah daftar wisuda? Kok masih berkeliaran di kampus saja? Nggak daftar kerja di mana gitu atau apa-lah?” tanya saya pada teman yang sudah mau wisuda tapi masih sering nongkrong di kampus.
“Nemenin si itu, mau ini, mau itu.” jawabnya.
“Nggak nyoba daftar kerja atau apa gitu?” tanya saya.
“Wah, kalau daftar jadi guru honorer gajinya segitu, nggak cucuk. Mau kerja di luar itu apa? Kok nggak sesuai dengan jurusan. Rasanya kurang srek. Lagian ibuku juga bilang, masak lulusan S1 mau jadi pesuruh? Ibuku katanya nggak rela.” terang seorang teman.
Kerja tak sesuai jurusan. Saya dulu berpikir, kok mau ya? Terus ilmunya selama kuliah untuk apa? Nggak ada guna dong? Saya rasa itu adalah idealisme seorang mahasiswa. Betul? Masih gengsi untuk mengakui kalau dunia itu tak seindah yang dibayangkan, skripsi > wisuda > CPNS > Kerja > Berkeluarga. Oh ya? Lancar banget. Tapi kan ada yang kayak gitu? Berapa? Paling segelintir orang? Nah kalau itu tidak berpihak pada diri kita?
Sumber gambar DI SINI |
Saya korelasikan dengan cerita saya. Sejak semester awal saya jadi guru honorer di TK (harusnya kan di SD ya? Kan jurusannya PGSD) dekat rumah, per bulan dapat gaji Rp 50.000. Dengan alasan ini dan itu saya akhirnya mengundurkan diri atas persetujuan ibu. Sekarang? Saya bingung mau kerja di mana nantinya. Dulu, saat masih semester 4 begitu banyak tawaran dari SD sekitar, tapi sekarang? Hilang semua.
“Ah...saya nanti kan bisa tetap aktif nulis di blog dan gabung lagi di komunitas A. Itu juga dapat bayaran untuk artikel yang saya buat.” Hibur diri saya.
"Tapi ilmu saya tidak terealisasikan dong?" timpal saya lagi.
Saya pikir makin ke sini rasanya itu akan menjadi beban ibu dan bapak. Anaknya yang di sekolahkan sampai S1 hanya ngejogrok di rumah meskipun berpenghasilan. Akhirnya saya mencari info sana-sini (belum maksimal sih) ada tawaran menjadi admin di SD IT (swasta). Nah, apakah harus saya coba? Padahal kan nggak sesuai dengan jurusan saya? Tapi sudah buat lamaran. Hehehe....Tak melangkah begitu saja. Berbagai saran dari orang-orang terpercaya saya kumpulkan.
“Ah, mending kamu cari di SD negeri saja, kalau di swasta kamu hanya buang-buang waktu.” kata si A.“Diambil ah, kan lumayan.” kata si B.“Ambil saja daripada ngganggur.” kata si C.
Nah, kalau menurut Anda bagaimana? Saya ambil atau tidak? Menurut Anda kerja tidak sesuai dengan jurusan kuliah itu seperti apa? Idealisme saya sebagai mahasiswa baru setengah-setengah nih. Mohon saran ya.
0 komentar:
Posting Komentar