Minggu, 02 Oktober 2011

Untuk Apa Berangkat Haji??

Untuk apa berangkat haji??tentu saja untuk ibadah karna Allah semata, bukan untuk kuliah pendek, trus pulang bawa gelar !!!

Sampai saat ini kita tidak tahu bagaimana sejarah munculnya  gelar “Haji/Hajjah” bagi orang yang telah melaksanakan ibadah haji, kenapa “gelar” tersebut hanya populer dikalangan orang-orang melayu?? sementara di pusat ibadah haji itu sendiri Saudi Arabia dan negara-negara Timur Tengah lainnya, gelar ‘haji’ tersebut tidak kita dapatkan.


Yang jadi pertanyaan apakah ‘gelar’ itu berkenaan dengan gelar duniawiyyah ataukah berkenaan dengan gelar agama. Tentunya bisa dipastikan bahwa gelar “Haji” ini termasuk gelar-gelar yang berkaitan dengan agama. Buktinya mereka yang bergelar  “Haji” hanyalah mereka yang sudah mengerjakan haji di Baitullahil Haram. Maka di sini kita mengatakan bahwa “Haji” ini termasuk gelar-gelar yang berkenaan dengan agama.

Setelah mengetahui bahwa “Haji” merupakan gelar yang berkenaan dengan agama. Apakah ada dalil dari Al Qur’an dan Sunnah yang menerangkan gelar ini? Apakah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di depannya ada gelar “Haji” Muhammad”? Atau misalnya, Abu Bakar Ash Shiddiq dikatakan Haji Abu Bakar, Haji ‘Umar, Haji ‘Utsman, Haji Ali dan seterusnya. Apakah ada shahabat yang mengerjakan hal tersebut? Maka jawabannya tidak ada sama sekali. Maka gelar “Haji” ini merupakan gelar yang tidak ada dalilnya sama sekali, tidak pernah dikerjakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya.

Masalah berikutnya bahwa haji ini merupakan ibadah yang agung, yang dituntut untuk seseorang ikhlas di dalamnya.  Sementara memberikan penamaan atau gelar-gelar “Haji” ini bisa menjadi wasilah atau sarana untuk membuka pintu-pintu riya’ atau sum’ah, ingin didengar atau diketahui kalau dia sudah haji. Dan ini akan nampak, misalnya ketika dia disebut namanya tanpa ada penyebutan “Haji” di depannya, maka dia merasa tidak enak, dia merasa kecewa dengannya, dia merasa tidak senang dengan orang tersebut. Maka ini menunjukkan dia ada riya’, dia telah berbuat riya’ dan sum’ah pada hajinya.

Kemudian masalah yang ketiga,  shalat jauh lebih utama dibandingkan haji. Zakat jauh lebih utama dibandingkan haji, puasa lebih utama dibandingkan haji. Akan tetapi seandainya gelar-gelar “Haji” disyari’atkan, kenapa hanya menggunakan “Haji” tidak sekalian “Shalat”? Misalnya dikatakan Haji Ibrohim, kenapa tidak dikatakan Shalat Ibrohim atau Zakat Ibrohim, padahal shalat lebih utama dibandingkan haji.

Fa’tabiru yaa ulil abshor……………

_____________
Sumber dari sini
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog