Senin, 30 Januari 2012

duel pemandu kuis

kuis versus di kompas.tv semalam, menampilkan SONY TULUNG dan NICO SIAHAAN.

acaranya sangat meriah.Salah satu hal yang bisa kita ambil manfaatnya, banyak2lah membaca dan cari tau, karena kuis akan menanyakan apapun.

Rabu, 25 Januari 2012

Download Berbagai Simulasi untuk Pembelajaran, yuk !

Di era kecanggihan teknologi ini guru dan siswa semakin dimudahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Bagaimana tidak....berbagai media pembelajaran berbasis ICT, animasi pembelajaran sampai dengan simulasi pembelajaran kini bisa kita dapatkan dengan mudah.
Salah satunya adalah berbagai simulasi yang disediakan cuma-cuma oleh phET yang bisa diakses di http://phet.colorado.edu . Semua simulasi yang disediakan berbasis java dan flash bisa digunakan untuk kegiatan belaja mengajar di kelas maupun untuk pembelajaran mandiri. Berbagai simulasi ini bisa dijalankan secara online dan bisa juga kita download.


Untuk memudahkan pencarian, berikut link download beberapa simulasi tersebut :
  1. Simulasi Hukum Ohm : [klik di sini]
  2. Simulasi Ayunan(pendulum) : [klik di sini]
  3. Simulasi Hambatan pada Kawat Penghantar : [klik di sini]
  4. Simulasi Prinsip Kerja Generator : [klik di sini]
  5. Simulasi Magnet dan Kompas : [klik di sini]
Ayo...download dan gunakan sebaik-baiknya untuk pembelajaran. Semoga bermanfaat, ya. Jangan lupa tinggalkan komentar untuk perbaikan.

Salam Semangat !

Selasa, 24 Januari 2012

duel motivator

Beruntung sekali pada hari minggu sore, saya berkesempatan melihat tayangan kuis VERSUS di TVB. Seperti yang kita tau TVB bekerjasama dengan kompas.tv dalam menayangkan acara-acaranya, entah apa nama kerjasama itu.
Tokoh yang tampil kala itu adalah Andrie Wongso vs Ponijan Liaw. Yeach, sesama motivator adu kecerdasan.
Ada satu hal yang menggelitik bagi saya, hadiah yang ditawarkan sebenarnya

Sabtu, 21 Januari 2012

Meneladani Bakti Ulama Pada Orangtuanya


Wahai saudraiku, kini kan kuhadirkan untukmu nukilan kisah para ulama serta amalan bakti mereka kepada orangtuanya. Merekalah orang yang berilmu, lagi paling mengetahui hak-hak yang besar yang dimiliki orangtua atas diri-diri mereka. Betapa mereka sangat perhatian dengan hal ini, karena bakti mereka kepada orangtua adalah pembuka jalan menuju surga. Semoga nukilan kisah ini kan menjadi cerminan, bagaimana seharusnya kita memperlakukan orangtua, sebagaimana yang dilakukan para ulama.




1. Iyas bin Mu’awiyyah

Ketika ibu beliau meninggal, beliaupun menangis. Orang yang mengetahui hal itupun bertanya kepada beliau yang mungkin didorong rasa heran karena melihat seorang yang ‘alim di antara mereka tak mampu menahan airmatanya tatkala mendapati ibunya telah meninggal. “Mengapa Anda menangis?”. Maka Iyas bin Mu’awiyyah menjawab,”Dahulu aku memiliki dua pintu yang terbuka untuk menuju surga, namun kini salah satunya telah terkunci.”

Wahai Saudariku, lihatlah betapa sedihnya salah seorang ulama kita ini ketika ibunya meninggal dunia. Lalu bagaimana kiranya dengan kita, adakah rasa sedih kehilangan pintu surga sebagaimana yang dirasakan Iyas bin Mu’awiyyah tatkala salah satu dari keduanya meninggal? Lalu tak lebih bersedihkah kita tatkala tak lagi mendapati dua pintu surga karena kedua orangtua kita telah tiada?

2. Abu Hanifah

Sesungguhnya ibu dari Abu Hanifah pernah bersumpah dengan satu sumpah, kemudian dia melanggarnya. Maka sang ibu pun meminta fatwa kepada anaknya, Abu Hanifah. Namun ternyata ibunya merasa tidak mantap dengan fatwa yang diberikan anaknya.
Ibunya berkata,”Aku tidak merasa ridha, kecuali dengan mendengar langsung fatwa dari Zur’ah Al-Qash!”
Maka Abu Hanifah pun mengantar ibunya untuk meminta fatwa kepada Zur’ah. Namun Zur’ah Al-Qash mengatakan,”Wahai Ibu, engkau meminta fatwa kepadaku, sementara di depanku ada seorang yang paling alim di kota Kuffah?!”
Abu Hanifah pun berkata dengan berbisik kepada Zur’ah, “Berilah fatwa kepadanya demikian dan demikian” (sebagaimana fatwa Abu Hanifah kepada ibunya), kemudian Zur’ahpun memberikan fatwa hingga ibu Abu Hanifah merasa ridha!

Wahai saudariku, inilah sikap bakti Abu Hanifah kepada ibunya. Rasa cinta dan baktinya kepada sang ibu tidaklah membuatnya merasa gengsi tatkala sang ibu menginginkan fatwa dari orang lain yang tingkatan ilmunya justru lebih rendah dari Abu Hanifah. Dan lihatlah, beliau sama sekali tak merasa sombong dan angkuh di hadapan ibunya meski orang lain telah mengakui kefaqihannya dalam memahami ilmu syar’i.

Dalam kisah yang lain, Abu Yusuf menyampaikan, “Aku menyaksikan Abu Hanifah rahimahullahu ta’ala menggendong ibunya naik ke atas keledai untuk menuju majelisnya ‘Umar bin Dzar, dikarenakan ia tak ingin menolak perintah ibunya.” Adapun yang dimaksud adalah Ibu Abu Hanifah menyuruh beliau untuk bertanya kepada ‘Umar bin Dzar tentang kepentingan ibunya.

3. Manshur bin Al-Mu’tamar

Muhammad bin Bisyr Al-Aslami berkata,”Tidaklah didapati orang yang paling berbakti kepada ibunya di kota Kuffah ini selain Manshur bin Al-Mu’tamar dan Abu Hanifah. Adapun Manshur sering mencari kutu di kepala ibunya, dan menjalin rambut ibunya.”

Wahai saudariku, perhatikanlah bakti Manshur kepada ibunya, yang menyempatkan dirinya untuk mencari kutu dan menjalin rambut sang ibu. Betapa amalan itu mungkin remeh di mata kita, namun begitu besar di mata Manshur. Bahkan perbuatannya tersebut tidaklah membuatnya merasa turun harga dirinya disebabkan beliau seorang laki-laki.

Lalu bagaimana denganmu wahai saudariku, yang tentu engkau lebih layak untuk mengerjakannya karena engkau adalah seorang wanita?
Tidakkah kau lihat rambut ibumu yang mulai kusut dan tak tertata karena tak mampu merawatnya, sementara engkau hanya diam terpaku membiarkannya begitu saja?

4. Haiwah bin Syarih

Suatu hari Haiwah bin Syarih –beliau salah seorang imam kaum muslimin- duduk dalam majelis beliau untuk mengajarkan ilmu kepada manusia. Lalu ibunya berteriak memanggil beliau, “Berdirilah wahai Haiwah, beri makan ayam-ayam itu!”
Lalu beliaupun berdiri dan meninggalkan majelisnya untuk memberi makan ayam.

Kembali kita bercermin kepada Haiwah bin Syarih, panggilan ibunya untuk memberi makan ayam tidaklah membuat beliau malu dan merasa turun derajatnya di hadapan murid-murid beliau. Justru saat itulah beliau memberikan keteladanan yang besar kepada murid-muridnya akan kewajiban berbakti kepada orangtua dan lebih mendahulukan orangtua dibandingkan dengan orang lain. Bagaimana seandainya hal itu terjadi pada dirimu wahai saudariku? Akankah engkau bergegas untuk menyambut perintah orangtuamu?

5. Muhammad bin Al-Munkadir

Muhammad bin Al-Munkadir pernah menceritakan, “’Umar (saudara beliau) menghabiskan malam dengan mengerjakan sholat malam, sedangkan aku menghabiskan malamku untuk memijat kaki ibuku. Dan aku tidaklah ingin malamku itu diganti dengan malamnya ‘Umar.”

Melalui nukilan ini, Muhammad bin Al-Munkadir telah memberikan petuah secara tak langsung kepada kita, bahwa bakti kepada orangtua itu lebih besar pahalanya dari pada mengerjakan amalan sunnah. Bahkan meskipun amalan sunnah itu adalah sholat malam yang dilakukan semalam suntuk yang engkau pasti tahu sholat malam merupakan sholat sunnah yang paling utama. Oleh karena itu, tatkala orangtuamu menyuruhmu melakukan sesuatu yang tidak melanggar aturan syariat, sementara engkau dalam keadaan melakukan amalan sunnah, maka segera sambut mereka, dan batalkan amalan sunnah tersebut untuk sementara.

6. Imam Ibnu ‘Asakir

Al-Imam Ibnu ‘Asakir pernah ditanya tentang sebab mengapa beliau terlambat dalam menuntut ilmu di Asbahan, maka beliau menjawab,”Ibuku tidak mengizinkanku.”

7. Imam Adz-Dzahabi

Beliau pernah mengisahkan bahwa beliau membaca Al-Qur’an kepada Syaikhnya yang bernama Syaikh al-Fadhili. Kemudian beliau berkata,”Ketika guru kami (Al-Fadhili) meninggal, sementara aku belum selesai membaca Al-Qur’an dengannya, akupun merasa sedih. Kemudian ada orang yang menyampaikan kepadaku bahwa Abu Muhammad Al-Makin Al-Asmar yang tinggal di Iskandariyah memiliki sanad yang lebih tinggi daripada Al-Fadhili.” Imam Adz-Dzahabi berkata,”Maka semakin bertambahlah kesedihanku karena ayahku tidak mengizinkanku melakukan safar ke kota Iskandariyah.

Adz-Dzahabi menyampaikan dalam biografi ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Latif Al-Baghdadi, “Aku merasa sedih ketika bepergian kepadanya, tidaklah aku menyeberangi jembatan, karena khawatir dengan ayahku. Sesungguhnya dia telah melarangku.”

Adz-Dzahabi pernah mengadakan perjalanan menuju salah seorang imam dan tinggal di tempat imam tersebut selama beberapa waktu, lalu beliau berkata,”Aku telah berjanji dan bersumpah kepada ayahku, bahwa aku tidak akan tinggal dalam perjalanan ini lebih dari 4 bulan, sehingga aku khawatir menjadi anak durhaka.”

Lihatlah bagaimana sikap Imam Ibnu ‘Asakir dan Adz-Dzahabi yang begitu perhatian dengan izin dari orangtuanya. Begitu beratnya mereka untuk pergi, bahkan untuk menuntut ilmu sekalipun, ketika orangtuanya tak memberikan izin kepada mereka. Betapa takutnya mereka menjadi anak durhaka, hanya karena melanggar sedikit dari janji yang sudah disepakati dengan orangtuanya.

Lalu, mari kita lihat keadaan di zaman ini. Betapa banyak kita dapati muslimah (kecuali mereka yang dirahmati Allah), pergi ke suatu tempat tanpa meminta izin dulu kepada orangtuanya. Berangkat tak pamit, pulang tak jelas jam berapa. Tidakkah mereka berpikir, betapa orangtuanya merasa gelisah kebingungan mencari anak gadisnya yang tak kunjung pulang?

Wahai saudariku, apa lagi yang engkau tunggu? Segeralah berbuat baik kepada kedua orangtuamu. Karena apabila engkau mengerahkan seluruh tenaga untuk berbakti kepada mereka, niscaya itu tidak akan mampu menyaingi kebaikan mereka ketika mendidik dan merawatmu saat masih kecil.

Bergegaslah untuk mengunjungi mereka andai engkau telah lama tak berjumpa. ..
Bergegaslah untuk menelepon mereka andai lama engkau tak mendengar kabarnya…
Mintalah mereka untuk menghabiskan masa tuanya bersamamu…
Rawatlah mereka dengan penuh ketulusan. Bersihkan kotoran yang melekat pada badan dan pakaian mereka dengan keikhlasan andai mereka telah renta…
Tatalah ruangan mereka, beri pencahayaan yang cukup, dan perhatikanlah kebersihan ruangannya.
Ciumlah kening mereka dengan penuh ketulusan dan harapkanlah pahala dari Allah atas segala baktimu. Perlakukan mereka sebagaimana hamba memuliakan raja dan ratu…
Janganlah sampai kau perlakukan mereka layaknya seorang pembantu yang bisa kau suruh untuk menbantu pekerjaan rumah tanggamu. Na’udzubillahi min dzalik.
Dakwahi dengan kelembutan serta akhlak yang baik andai mereka belum mendapatkan hidayah-Nya.
Segeralah meminta maaf andai engkau pernah mengucapkan kata-kata dan berlaku kasar yang membuat mereka tak ridha.
Saudariku, mungkin engkau tak akan lama lagi melihat wajah mereka.
Lihatlah kulit-kulit mereka yang mulai kisut…
Kening-kening mereka yang mulai mengerut…
Raga yang tak lagi kuat dan sebentar lagi kan menantang maut..
Adakah engkau telah membuat mereka bahagia?
Sudahkah engkau melukiskan tawa di bibir mereka?
Atau justru engkau telah membuat mereka menangis karena tingkahmu yang tak menyenangkan mereka??

Wahai saudariku, lekaslah redakan tangis mereka.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menasehatkan hal demikian kepada salah seorang yang datang kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orangtuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam bersabda,”Kembalilah kepada kedua orangtuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis..” (HR. Imam Abu Dawud dan An-Nasa-i)

Ya Robbi, ampunilah dosaku dan ampunilah dosa kedua orangtuaku, sayangilah keduanya, karena mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.

Semoga kita dimudahkan untuk mempersembahkan bakti kepada kedua orangtua, sebagaimana bakti para ulama pada orangtuanya.. Aamiin..


_________________________________
Penulis: Nunung Wulandari
Muroja’ah: Ust. Ammi Baits
Dikutip dari Artikel www.Muslimah.or.id

Jumat, 20 Januari 2012

Harga Diri

Betapa banyak orang tumbuh dengan perasaan minder, sulit bergaul, dan pemarah! Biasanya kalau ditelusuri asal-muasalnya, perasaan itu muncul karena sejak kecil orang itu tidak bertumbuh dengan harga diri yang cukup. Bisa jadi dia sering dilarang melakukan ini-itu, sehingga masa eksplorasinya terhambat. Atau juga kerap dicela, dipersalahkan, dan jarang dipuji.
Sebagian anak lain tumbuh

Rabu, 18 Januari 2012

Jimat Dalam Islam


Bagi masyarakat Indonesia jimat bukan sesuatu yang asing. Dari rakyat kecil sampai orang kaya pun menggunakannya. Mereka gantungkan urusan mereka kepada jimat. Sebagai agama yang telah sempurna, Islam telah menerangkan kepada kita bagaimana menyikapinya.

Pengertian Jimat

Jimat adalah segala sesuatu yang diyakini menjadi sebab datangnya manfaat atau hilangnya kesulitan, namun bukan merupakan sebab yang dibolehkan oleh syari’at (baik secara syar’i atau qodari) (At-Tamhid lisyarhi Kitabi at-Tauhid karya Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu asy-Syaikh).

Secara syar’i berarti ditunjukan oleh dalil yang benar (Al-Qur’an atau Hadits shahih) sedangkan secara qodari berarti terbukti secara ilmiah. Jadi, benda yang dijadikan jimat tidak harus yang bernuansa mistis dan ngeri, namun sebuah gelas dapat menjadi jimat jika diyakini menjadi sebab dapat menyembuhkan penyakit. Contoh jimat yang tersebar meluas di Indonesia antara lain: jimat penglaris, rajah, susuk, dan lain-lain.

Dalil Umum Pelarangan Jimat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan guna-guna adalah syirik” (HR. Abu Dawud, shahih). Dalam hadits ini secara tegas Rasul menyebut jimat dengan kemusyrikan. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka sungguh dia telah berbuat kemusyrikan” (HR. Ahmad, shahih).

Dalil dari Al-Qur’an adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya): (“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah.” Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku.” Kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” QS. Az-Zumar : 38).
Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa berhala yang disembah oleh kaum musyrikin diyakini oleh mereka sebagai sebab untuk mendatangkan manfaat dan menghilangkan kesulitan. Akan tetapi berhala-berhala tersebut bukanlah sebab yang boleh dimanfaatkan menurut syari’at, dan juga mereka tidak mampu untuk memenuhi sedikit pun perkara yang diminta. Begitu pula orang yang menggunakan jimat, mereka menjadikannya sebab yang tidak dibolehkan oleh syari’at.

Macam dan Hukum Jimat

Jimat dibagi menjadi dua macam, yaitu jimat yang berasal dari Al-Qur’an atau do’a-do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jimat yang bukan berasal dari keduanya. Adapun hukum jimat yang bukan berasal dari Al-Qur’an atau do’a Nabi, maka termasuk ke dalam kemusyrikan. Tergolong ke dalam syrik kecil jika seseorang meyakini jimat tersebut hanya sebagai sebab/sarana, namun tetap meyakini hanya Allah yang maha kuasa untuk menghilangkan bahaya dan mendatangkan manfaat. Dapat termasuk ke dalam syirik besar (yang mengeluarkan dari Islam) jika meyakini jimat tersebutlah dengan sendirinya yang mendatangkan manfaat dan menghilangkan kesusahan tanpa meyakini adanya kekuasaan Allah dalam memberikan pengaruh dari sebab yang diambil (Majmu’ Fatawa Wa Rasail karya Syaikh Utsaimin).

Sedangkan jimat yang berasal dari Al-Qur’an, maka terdapat perselisihan diantara para ulama apakah hal tersebut diperbolehkan atau tidak. Alasan diperbolehkannya karena Al-Qur’an bukan termasuk makhluk melainkan Kalamullah. Namun yang lebih tepat adalah pendapat yang melarang penggunaan Al-Qur’an sebagai jimat. Hal tersebut didasarkan atas beberapa alasan:
(1) Keumuman dalil pelarangan jimat dan tidak ada dalil lain yang mengkhususkan bolehnya hal tersebut;
(2) Dapat menyebabkan penghinaan terhadap Al-Qur’an karena dibawa ke tempat najis dan kotor;
(3) Demi menutup jalan-jalan kemusyrikan, yaitu perbuatan menggantungkan selain Al-Qur‘an sebagai jimat;
(4) Tidak adanya dalil dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang membolehkan hal tersebut (Haasyiatu Kitabi at-Tauhid karya Syaikh Abdurrahman bin Qaasim). Jadi kesimpulannya seluruh bentuk jimat adalah terlarang dalam syari’at Islam, baik yang berasal dari Al-Qur’an atau selain Al-Qur’an.

Jimat bukan sarana yang diizinkan syari’at

Pembahasan mengenai jimat sangat erat kaitannya dengan pembahasan kaidah pengambilan sebab. Karena orang-orang yang menggunakan jimat, mereka menjadikannya sebagai sebab agar tercapai keinginannya. Padahal tidak sembarang sebab boleh ditempuh menurut syari’at. Kesalahan dalam pengambilan sebab dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kemusyrikan. Terdapat tiga kaidah yang harus dipahami dalam mengambil sebab (At-Tauhid Al-Muyassar karya ‘Abdullah Al-Huwaili) :

1. Sebab yang diambil harus terbukti secara syar’i atau qodari

Suatu sebab terbukti secara syar’i berarti terdapat dalil yang shahih, baik dari Al-Qur’an maupun hadits, yang menunjukkan bolehnya pengambilan sebab tersebut. Walaupun secara akal, hal tersebut belum terjangkau. Contohnya adalah cara menangkal racun pada bejana yang terjatuhi lalat yaitu dengan mencelupkan seluruh badannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya” (HR. Bukhari). Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa mencelupkan tubuh lalat yang masuk ke dalam bejana berisi cairan merupakan sebab yang diizinkan secara syar’i karena berdasarkan hadits yang shahih.

Sedangkan suatu sebab dapat terbukti secara Qodari berarti sebab tersebut dapat dibuktikan secara ilmiah dan akal dapat menjangkaunya. Atau dengan kata lain, sebab dan akibat yang ditimbulkan memiliki hubungan rasional. Seperti orang yang lapar, akan mengambil sebab makan sehingga ia dapat kenyang, atau orang yang ingin pergi ke masjid untuk sholat berjamaah, maka ia berjalan kaki dari tempat tinggalnya.

2. Tidak boleh bersandar kepada sebab

Setelah sebab yang diambil terbukti secara syar’i atau Qodari, maka selanjutnya kita tidak boleh bersandar kepada sebab yang telah diambil. Karena hal ini menunjukkan sifat kurangnya tawakal kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Kuasa yang dapat menciptakan segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) “Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal” (QS. At-Taubah : 51).


3. Meyakini bahwa sebab hanya dapat berpengaruh dengan izin dari Allah dan tidak dengan sendirinya

Seorang Muslim harus meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, hanya dapat terjadi atas izin dari Allah Ta’ala. Begitu pula berpengaruhnya sebab, hanya dapat terjadi dengan izin dari Allah Ta’ala. Misalnya seorang pasien yang berobat ke dokter, kemudian dokter memberikan obat tertentu. Setelah obat tersebut diminum, penyakit yang dialami si pasien menjadi sembuh. Maka sesungguhnya yang memberikan kesembuhan adalah Allah Ta’ala, bukan dokter atau obat. Dokter dan obat hanya sebagai sebab kesembuhan pasien tersebut. Maka seorang muslim harus memiliki keyakinan seperti ini, terhadap seluruh sebab yang dia ambil.

Seseorang yang menggunakan jimat, berarti ia telah melanggar kaidah yang pertama, karena jimat merupakan sebab yang tidak diizinkan baik secara syar’i maupun qodari. Bahkan sebagian dari mereka (pengguna jimat) melanggar kaidah kedua dan ketiga. Mereka setelah menggunakan jimat, kemudian bersandar kepada jimat tersebut. Seolah-olah dengan tidak adanya jimat maka musibah akan melanda mereka. Yang lebih disayangkan lagi sebagian orang yang meyakini bahwa jimat tersebut dengan sendirinya dapat menolak bahaya. Keyakinan seperti itu adalah keyakinan yang harus dihindari, karena bertentangan dengan tauhid kepada Allah Ta’ala serta dapat mengeluarkan seseorang dari Islam.

[Ndaru Triutomo*]
http://buletin.muslim.or.id/aqidah/jimat-menurut-islam

Senin, 16 Januari 2012

Tutorial Membuat Kalkulator Sederhana dengan Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint

Apa kabar sahabat?
Kali ini kita akan belajar membuat pemrograman sederhana menggunakan Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint 2007. Program yang akan kita buat adalah kalkulator sederhana. Kenapa disebut kalkulator sederhana? Karena kita hanya akan menggunakan operasi dasar matematika yaitu penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (/), dan pemangkatan (^). Kelima operasi dasar tersebut akan kita fungsikan melalui lima buah tombol operasi dan kita lengkapi dengan satu buah tombol untuk menghapus data input dan data output.
Biar  tidak ada kesalahan dalam memvisualisasikan (he...he...), ini program yang akan kita buat :



Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
Pertama, Jalankan program Microsoft Office Powerpoint, pastikan menu developer sudah muncul di deretan menu utama ya...
Kedua, ubah layout slide 1 menjadi blank
Ketiga, Pasang tiga buah TextBox  dan enam buah Command Button di slide 1 dan ubah properties masing-masing kontrol seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

(Background saya buat biru agar memudahkan pembacaan kontrol)

Properties masing-masing kontrol adalah sebagai berikut :
Kontrol
Name
Caption
TextBox1
a

TextBox2
b

TextBox3
Hasil

CommandButton1
plus
+
CommandButton2
minus
-
CommandButton3
pangkat
^
CommandButton4
kali
x
CommandButton5
bagi
/
CommandButton6
Hapus

(sahabat juga bisa mengatur jenis dan ukuran font tiap kontrol)

Keempat, Pasang kode VBA di masing-masing CommandButton dengan cara klik dua kali pada masing-masing tombol dan ketikkan kode VBA sebagai berikut :

Nama Kontrol
Caption
Kode VBA
plus
+
Private Sub plus_Click()
Hasil = Val(a) + Val(b)
End Sub
minus
-
Private Sub minus_Click()
Hasil = a - b
End Sub
pangkat
^
Private Sub pangkat_Click()
Hasil = a ^ b
End Sub
kali
x
Private Sub kali_Click()
Hasil = a * b
End Sub
bagi
/
Private Sub bagi_Click()
Hasil = a / b
End Sub
Hapus

Private Sub Hapus_Click()
a = ""
b = ""
Hasil = ""
End Sub

Kelima, sisipkan background dan berbagai shape untuk mempercantik desain. Jalankan Powerpoint dengan klik Slide Show (atau F5).
Program Kalkulator sederhana menggunakan VBA pada Powerpoint sudah jadi. Mudah bukan....ayo coba buat dan kembangkan untuk berbagai pemrograman lainnya..... Jangan lupa tinggalkan komentar di bawah posting ini ya..... Semoga bermanfaat. 

Minggu, 15 Januari 2012

Berbagai Tipe Data dalam Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint

Kita pasti pernah mendengar istilah integer, string, Boolean, variant, dan sebagainya. Itu semua merupakan tipe data dalam pemrograman. Ketika kita mendeklarasikan sebuah variabel tentu kita menyebutkan tipe datanya. Misalnya :
Dim Nilai As Integer
Bermakna variabel nilai kita deklarasikan dalam tipe data integer. Lalu, apa saja tipe data dalam  Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint ?


Berikut ini beberapa tipe data yang biasa digunakan dalam Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint :
Tipe Data
Keterangan
Integer
Data numerik dengan jangkauan input antara -32768 sampai dengan 32767
String
Data berupa teks
Long
Data numerik dengan jangkauan input antara -2147483648 sampai dengan 2147483647
Single
Data numerik dengan jangkauan input antara -3.402823E38 sampai dengan -1.401298E-45 jika negatif, dan antara 1.401298E-45 sampai dengan 3.402823E38 jika positif.
Double
Data numerik dengan jangkauan input antara -1.79769313486232E308 sampai dengan -4.94065645841247E-324 jika negatif, dan antara 4.94065645841247E-324 sampai dengan 1.79769313486232E308 jika positif.
Currency
Data berupa nilai uang
Byte
Data berupa bilangan bulat antara 0 sampai dengan 255
Boolean
Data yang hanya memiliki nilai benar (True) dan salah (False)
Object
Data mengacu pada object yang digunakan
Date
Data berupa tanggal
Variant
Data inout sembarang angka dengan jangkauan tipe double dan teks yang jangkauannya sama dengan string

Itulah berbagai tipe data dalam Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint. Semoga bermanfaat ya....silahkan berikan masukan dan komentar di bawah posting ini untuk perbaikan ke depannya. Terima kasih.

Kamis, 12 Januari 2012

Download "Program Konversi Satuan Panjang" dengan VBA pada Powerpoint

Konversi satuan merupakan materi dasar yang kita pelajari sejak duduk di bangku SD. Konversi satuan ini menjadi acuan untuk materi-materi matematika maupun fisika di SMP maupun SMA. Salah satunya adalah konversi satuan panjang.
Dengan menggunakan Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint saya telah mengembangkan Program Konversi satuan panjang yang bisa dimanfaatkan sahabat semua, baik untuk membantu belajar putera-puteri maupun para siswa.


Untuk menggunakannya silahkan download file programnya, kemudian buka file tersebut. File Program konversi satuan panjang ini saya kemas dalam bentuk powerpoint macro enabled show, sehingga begitu dibuka maka akan langsung ditampilkan file programnya. Para sahabat tinggal memasukkan nilai input dan klik option satuan input maupun satuan outputnya, maka hasil konversi akan muncul dengan sendirinya. Masukan, koreksi dan komentar para sahabat saya nantikan untuk perbaikan ke depannya. Semoga bermanfaat untuk putera-puteri maupun para siswa. Silahkan download dengan [klik di sini]

Rabu, 11 Januari 2012

materi kelas III, LINE SPACING

LINE SPACING adalah jarak antar baris

Selasa, 10 Januari 2012

karimunjawa

Kemarin seorang teman bertanya kepada saya tentang Karimunjawa, saya cuma tahu itu adalah wilayah kabupaten Jepara Jawa Tengah. Lalu kami pun mencari informasi tentang Karimunjawa.
Backpacker, begitulah keinginan sang teman tadi. Kemarin sempat berhitung-hitung tentang anggaran yang tak terlalu banyak untuk kesana, belum juga terealisasi, tadi pagi ada kabar, KMP Muria yang melayani rute

Mendeklarasikan Variabel dalam Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint

Sebuah variabel sebelum digunakan sebaiknya dideklarasikan dahulu dalam jendela code. Mendeklarasikan variabel bertujuan untuk mengenalkan variabel tersebut pada program yang kita  buat. Pendeklarasian variabel biasanya diletakkan di bagian palin atas (bagian General) atau bisa juga di bagian Prosedur.

Untuk mendeklarasikan sebuah variabel digunakan pernyataan Dim diikuti nama variabel beserta tipe data  sebagai berikut :

Dim <Nama_Variabel> As <Tipe_Data>

Jika kita mendeklarasikan sebuah variabel dengan pernyataan Dim pada sebuah prosedur maka hanya akan berlaku selama prosedur tersebut kita jalankan. Artiya, setelah prosedur tersebut selesai dijalankan maka data pada variabel akan terhapus dengan sendirinya.
Selain menggunakan Dim kita juga bisa mendeklarasikan sebuah variabel menggunakan pernyataan-pernyataan berikut ini :
  1. Public, penggunaannya berlaku pada semua bagia program aplikasi yang dibuat
  2. Static, penggunaannya berlaku hanya pada level prosedur saja
  3. Private, penggunaannya berlaku hanya pada level modul atau form saja



Jika sebuah variabel tidak dideklarasikan dahulu maka akan dianggap sebagai variant, di mana bisa menerima semua jenis input baik angka ataupun teks. Semakin menarik bukan belajar Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint ?


Senin, 09 Januari 2012

materi kelas IV, SUBSCRIPT dan SUPERSCRIPT

Apa yang dimaksud subscript dan superscript?

Subscript adalah efek pada text (tulisan) yang posisinya lebih rendah dari text aslinya 

Sedangkan superscript kebalikan dari subscript, yaitu letak text berada lebih tinggi dari text aslinya

contoh :
subscript H20
superscript km2,cm3, oC

cara membuatnya:
1. Dari tab HOME, pilih menu FONT
2. cari x2 untuk superscript dan x2 untuk subscript.
3.

Minggu, 08 Januari 2012

Apakah Penduduk Negeri Itu Merasa Aman?

Rasanya, dunia sudah semakin gila! Kebaikan yang sedianya berada mulia di atas, malah dijungkir balik ke
bawah. Keburukan yang semestinya direndahkan, malah dipuja-puji bak sesuatu yang istimewa.

Lihatlah di sekitar kita, sebagian besar manusia seperti telah dengan sengaja memutus urat malunya sendiri. Zina antara dua orang malah disebut “bukti cinta”, suap dan korupsi menjadi sumber harta pribadi yang dihalalkan oleh banyak orang, wanita tak segan-segan memamerkan dirinya secara gratis kepada siapa saja, perzinaan pinggir jalan dilokalisasi dalam sebuah kubangan hitam yang terlihat gemerlap, dunia semakin dikejar siang-malam, aturan agama dilemparkan ke belakang karena dianggap tak lagi sesuai perkembangan zaman.


Duhai saudariku, menutup mata rasanya tak terlalu berarti, karena ini terjadi di seluruh penjuru mata angin. Tak menutup mata pun, kita masih tetap bisa mendengar dan mencium aroma perbuatan-perbuatan setan ini.

Bagi engkau, duhai Saudari yang kucinta karena Allah, singgahlah sebentar di sini … ayat-ayat Allah akan dijelaskan kepada kita. Bagi jiwa yang fitrahnya masih suci, insya Allah nasihat ini akan benar-benar bisa diresapi.

Apakah penduduk negeri itu merasa aman?

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al-A’raf: 96)

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ نَآئِمُونَ

“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?” (Qs. Al-A’raf: 97)

أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ

“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?” (Qs. Al-A’raf: 98)

أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-A’raf: 99)

Pelajaran untuk kita

Ibnu Katsir rahimahullahu berkata, “Allah berfirman mengabarkan betapa sedikitnya keimanan para penduduk negeri yang menjadi tempat diutusnya para rasul. Sebagaimana firman Allah,

فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

‘Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman lalu imannya itu bermanfaat kepadanya, selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka hingga waktu tertentu.’ (Qs. Yunus: 98)” (Tafsir Ibnu Katsir, juz 3, hlm. 450)

Syekh As-Sa’di menjelaskan tafsir surat Al-A’raf:96—99 ini secara terperinci, dalam Taisir Karimir Rahman, hlm. 298. Mari kita renungi bersama.

“Ketika Allah Ta’ala menyebutkan bahwa orang yang mendustakan para rasul diuji dengan kemalangan, (musibah) itu merupakan nasihat sekaligus peringatan; mereka diuji dengan kesenangan sebagai istidraj dan makar (dari Allah). Disebutkan bahwa seandainya para penduduk negeri tersebut menyimpan iman dalam hati mereka dengan penuh kejujuran, niscaya amal perbuatan mereka akan membenarkan (baca: membuktikan) kejujuran tersebut.

Allah juga menumbuhkan – untuk mereka – segala tetumbuhan dari bumi yang menjadi sumber penghasilan mereka dan menjadi sumber pakan hewan ternak mereka. Dalam tanah yang subur terdapat mata pencaharian, dalam keberlimpahan terdapat rezeki, tanpa perlu merasakan kesusahan dan keletihan, tanpa perlu bekerja keras dan tanpa mengalami kepayahan. Meski demikian, mereka tidak beriman dan tidak bertakwa.

فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

‘… Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.’ (Qs. Al-A’raf: 96)

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

‘Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).’ (Q.s. Ar-Rum:41).”

Selain penjelasan tersebut, Syekh As-Sa’di juga menyebutkan tafsir untuk beberapa penggalan dari surat Al-A’raf, ayat 96—99,

• “Tidakkah penduduk negeri itu beriman“; yang dimaksud (”penduduk negeri” dalam ayat tersebut) adalah ‘ para pendusta’, berdasarkan indikasi rangkaian kata (setelahnya) “akan datangnya siksa dari Kami“, yaitu ‘azab yang pedih’;

• “Di malam hari, saat mereka sedang tidur“, yaitu ’saat mereka lengah, terpedaya, dan sedang beristirahat’;

• “Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?”, maksudnya ‘apa gerangan hal yang membuat mereka merasa aman, padahal mereka telah melakukan berbagai faktor penyebab yang bisa mendatangkan bencana itu; mereka telah melakukan dosa-dosa yang sangat buruk, sehingga bagaimana mungkin mereka tidak diganjar dengan kebinasaan setelahnya?’;

• “Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)?” maksudnya ‘ketika mereka dilenakan dari arah yang tidak mereka duga, dan Allah menyiksa mereka; sesungguhnya, tipu daya Allah begitu kuat’;

• “Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi”, maksudnya ‘maka sesungguhnya, orang yang merasa aman dari makar Allah adalah orang yang tidak membenarkan adanya balasan atas amalan yang telah dikerjakan. Dia juga tidak beriman dengan penuh kesungguhan kepada para rasul. Ayat yang mula ini menakut-nakuti secara umum, agar hendaknya para hamba tidak merasa aman dengan keimanan yang dimilikinya.
Akan tetapi, mereka senantiasa takut dan khawatir jika dirinya didera ujian yang dapat memberangus imannya. Juga, hendaklah dia senantiasa berdoa dengan mengatakan, ‘Wahai Dzat yang membolak-balik hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu,’ serta hendaknya dia beramal dan berusaha dengan menempuh setiap sebab yang memungkinkan dirinya terbebas dari keburukan ketika datangnya fitnah (ujian). Oleh karena itu, seorang hamba –walau dia telah sampai pada kondisi (keimanan)-nya saat ini– tak ada kepastian bahwa dia akan selamat.

Bagi Anda yang merasa aman dari makar Allah, hati-hatilah dari dua sebab yang membinasakan:

Pertama:berpaling dari agama dan syariat

Seorang hamba berpaling dari agama dan lalai dari mengenal Rabb-nya serta lalai dari mengetahui hak-hak orang lain atas harta yang dimilikinya, dan dia bermudah-mudah atas hal tersebut. Karenanya, dia akan senantiasa menjadi orang yang berpaling lagi lalai dan menyepelekan kewajiban, “tekun dan sabar” mengerjakan perbuatan-perbuatan haram, hingga rasa takut kepada Allah akhirnya lenyap dari hatinya dan tak ada lagi sedikit pun iman yang tersisa di hatinya, karena iman itu mengandung rasa takut kepada Allah serta takut akan azab-Nya di dunia maupun di akhirat.

Kedua: Beribadah didasari atas kebodohan

Hamba tersebut beribadah dengan bekal kejahilan, kagum terhadap dirinya, dan tertipu oleh amalannya. Sebagai akibatnya, dia senantiasa hidup dalam kejahilan hingga dia menyimpulkan sendiri baik-buruk amalannya dan sirna pula rasa takut akan hisab amal tersebut.
Menurutnya, dia memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah sehingga dia akan aman dari makar Allah, padahal sebenarnya dia benar-benar buta akan dirinya yang lemah dan hina. Berawal dari ini semua, hamba tersebut menelantarkan dirinya dan mendirikan penghalang antara dirinya dengan hidayah taufik, karena dia sendirilah yang telah berbuat dosa.
Dengan perincian ini, telah diketahui betapa agung perkara ini (rasa takut dan harap kepada Allah, pen.) untuk (menyempurnakan) tauhid seseorang. (Al-Qaul As-Sadid Syarh Kitabut Tauhid, juz 1, jlm. 126)

Ayat-ayat Allah telah disampaikan. Semoga banyak hati yang terbuka untuk menerima kebenaran, menjauhi kelalaian, menghindari dosa dan kemaksiatan, serta sibuk menambah amalan kebajikan untuk bekal kehidupan yang tiada akan ada penghujungnya kelak.

Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman?
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman?
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman?

***
Penulis: Ummu Asiyah Athirah.
Muraja’ah: Ust. Ammi Baits
www.muslimah.or.id

Sabtu, 07 Januari 2012

Mengenal Variabel dalam Aplikasi Visual Basic(VBA) pada Powerpoint

Sahabat...kembali kita lanjutkan belajar kita mengenai Visual Basic for Aplication(VBA) pada Powerpoint. Kali ini kita akan belajar bersama mengenai variabel. Sahabat tentu tahu, apakah variabel itu ?



Variabel merupakan tempat  untuk menyimpan suatu data atau nilai secara sementara. Pada umumnya variabel berupa teks  yang singkat sesuai dengan data yang dikandungnya. Sebagai contoh, perhatikan variabel-variabel berikut :
Panjang=TextBox1
Lebar=TextBox2
TextBox3=Panjang*Lebar
Contoh di atas menunjukkan bahwa Panjang dan Lebar adalah variabel untuk menyimpan nilai input dari control TextBox1 dan TextBox2. Sedangkan, TextBox3 adalah control TextBox yang akan menampilkan hasil perkalian antara nilai yang tersimpan pada variabel Panjang dan Lebar.
Sebuah variabel sebaiknya diberi nama secara singkat, jelas, dan sesuai data yang dikandungnya. Sebagai  contoh Panjang, Lebar, Luas, dan sebagainya. Ada beberapa aturan yang harus kita perhatikan dalam pemberian nama sebuah variabel, yaitu :
  1. Pemberian nama variabel harus dimulai dengan huruf abjad
  2. Pemberian nama variabel tidak boleh menggunakan spasi. Jika kita hendak menggunakan dua kata maka sebagai ganti dari spasi kita gunakan tanda garis bawah, misalnya : Luas_Lingkaran
  3. Pemberian nama variabel dianjurkan tidak menggunakan karakter khusus, seperti tanda koma (,), titik koma (;), titik dua (:),  tanda tanya (?), tanda seru (!), dan sebagainya.
  4. Pemberian nama dua atau lebih variabel dalam ruang lingkup yang sama tidak diperkenankan menggunaan nama yang sama.
  5. Pemberian nama variabel tidak boleh mengacu pada nama prosedur

Demikian sekilas mengenai variabel dan aturan pemberian nama pada variabel. Jangan lupa tinggalkan masukan dan komentar di bawah artikel ini untuk perbaikan, ya ! Semoga bermanfaat !

Jumat, 06 Januari 2012

Membuat Evaluasi Pembelajaran dengan Flash



Untuk membuat evaluasi pembelajaran, saat ini sudah banyak sekali program, misalnya Quiz Creator, Hot potatoes, bahkan dengan mocrosoft excel juga bisa. Saat ini saya akan memberikan contoh pembuatan evaluasi pembelajaran dengan Macromedia Flash MX.
Contoh Evaluasi dengan Flash (Mohon tunggu sampai Loading file Flash.. selesai)






Untuk belajar macromedia Flash, silahkan download Tutorial singkat Macromedia Flash disini
Contoh diatas, silahkan download disini
Silahkan download Master file .FLA nya. disini

Bagi yang berminat dengan MPI (media Pembelajaran Interaktif) berbasis Flash, silahkan kunjungi posting saya disini

Bagi yang mau belajar membuat evaluasi pembelajaran dengan quiz creator, kunjungi posting saya disini

Kamis, 05 Januari 2012

aplikasi chat menggunakan softros LAN messenger

 Kemarin mas bayu memperkenalkan kepada saya sebuah aplikasi chatting via LAN. sebenarnya ada dua aplikasi yang diinstal, namun saya lebih tertarik pada aplikasi ini.Software ini sangat bermanfaat bagi lingkungan office yang menggunakan LAN sebagai salah satu komunikasi data internal, keuntungan dari software ini kita bisa saling bekomunikasi dengan komputer rekan lain semisal  yahoo messenger,

Memahami Toolbox Visual Basic pada Powerpoint

Sahabat...kita akan melanjutkan belajar kita mengenai aplikasi visual basic (VBA) pada Microsoft Office Powerpoint. Dalam hal ini saya pilih  Microsoft Office Powerpoint 2007 karena paling banyak penggunanya.
Toolbox adalah kotak yang berisi sekumpulan control standar yang digunakan dalam proses pembuatan pemrograman di Microsoft Office Powerpoint. Baiklah...tak perlu banyak basa-basi, toolbox  VBA dan fungsinya adalah sebagai berikut :



Keterangan : 
Kode
Nama
Digunakan untuk
a
Visual Basic Editor
Untuk menampilkan jendela editor visual basic
b
Label
Menampilkan teks di mana pengguna program tidak dapat mengubah isi teksnya saat program dijalankan
c
Text Box
Membuat kotak teks untuk menginputkan atau mengubah teks
d
Command Button
Membuat tombol perintah
e
Image
Membuat kotak image untuk menampilkan gambar
f
Control Properties
Menampilkan properties dari control yag dipilih
g
Check Box
Membuat kotak cek yang memilki dua pilihan perintah
h
Option Button
Membuat tombol pilihan yang hanya memiliki satu pilihan perintah
i
Combo Box
Membuat kotak daftar pilihan di mana pilihannya
j
List Box
Membuat kotak daftar pilihan di mana pilihannya ditampilkan semua
k
More Controls
Menambahkan control tambahan yang tersedia

Itu beberapa control yang sering digunakan dalam membuat pemrograman di Microsoft Office Powerpoint. Semoga bermanfaat. Jangan lupa tinggalkan komentar untuk perbaikan artikel ini. Terima kasih.

Arsip Blog