Sabtu, 17 Maret 2012

Jalan Keluar Bagi Yang Bertaqwa dan Bersedekah


Ini adalah sebuah kisah nyata yang terjadi pada seorang laki laki dari Madinah Nabawiyah pada tahun yang lalu. Lelaki tersebut telah mendekati umur 48 tahun. Takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menentukan dia terkena gagal ginjal. Saat dia mengetahui kabar tersebut dia menerima dengan jiwa yang sabar dan penuh keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setelah dokter mengabarkan bahwa dia terkena gagal ginjal, anak-anaknya pun mengkhawatirkan dirinya, dan mereka berkata, “Kami akan mendonorkan sebuah ginjal untukmu,” namun sang ayah menolak siapapun yang akan mendonorkan ginjalnya untuknya.

Salah seorang teman anak-anaknya memberikan usul agar mereka pergi ke Mesir untuk membeli ginjal. Akan tetapi sang ayah benar-benar menolak usul tersebut. Setelah berulang kali dibujuk akhirnya sang ayah menyetujui usul tersebut.

Maka merekapun pergi ke Mesir, di sanalah kemudian dilakukan diagnosa ginjalnya, dan mereka membandingkan hasil diagnosa ginjalnya dengan diagnosa para pendonor, namun sama sekali tidak ada yang sesuai. Setelah pencarian yang panjang, mereka mendapatkan pendonor yang hasil diagnosanya sama dengan diagnosa sang bapak.

Kemudian selesailah tawar-menawar penggantian ginjal antara pendonor dengan anak-anak sang bapak tersebut. Mereka mencapai kesepakatan dana hingga mendekati 15 ribu dollar (sekitar Rp 140 juta). Anak-anak itupun membayarnya tunai kepada pendonor sebelum dilakukannya operasi sesuai dengan kesepakatan.

Di pagi hari dilakukannya operasi, sang bapak meminta untuk menemui sang pendonor. Maka anak-anak mengabarkan kepadanya bahwa tidak perlu mengadakan pertemuan ini. Akan tetapi sang bapak mendesak untuk bertemu dan berterima kasih kepadanya. Setelah debat keras, akhirnya anak-anak itupun menyetujuinya. Maka merekapun mengantarkan sang bapak kepada pendonor.

Di sinilah, yang mengagetkan, ternyata sang pendonor adalah seorang gadis berusiai 17 tahun.

Sang bapak terpukul keras karena kejadian ini. Dia tidak pernah membayangkan bahwa sang pendonor adalah seorang gadis seusia ini. Sementara itu, ia membayangkan kalau pendonornya adalah seorang laki-laki tua. Sang bapak tidak mampu berkata-kata apapun. Namun setelah beberapa saat dia bertanya kepada gadis tersebut: ‘Apa yang memaksamu untuk mendonor?’. Diapun menjawab“Kemiskinan.”

Jelaslah bagi sang ayah itu bahwa gadis ini menanggung dua saudara laki-laki dan satu saudari perempuannya yang kecil setelah kematian kedua orangtuanya.

Setelah sang bapak itu mengetahui keadaan gadis tersebut dia berkata,“Demi Allah, aku tidak melakukan operasi”.

Anak-anaknya dibuat kaget oleh sikap bapaknya. Anak anak itupun mencoba membujuk bapaknya, akan tetapi sang bapak menolak dengan keras.

Mereka mengabarkan bahwa dana telah dibayarkan, dan tidak mungkin memintanya kembali.

Maka sang bapak berkata,”Siapa yang berkata bahwa aku akan memintanya kembali? Demi Allah, aku tidak akan mengambilnya, harta itu halal untuknya”.

Sang bapak pun meminta kepada mereka untuk kembali dengan segera ke Saudi. Mereka pun benar-benar sampai ke Madinah. Selang beberapa waktu mereka kembali ke Rumah Sakit bersama bapaknya untuk melihat perkembangan keadaannya. Terjadilah sebuah keadaan yang sangat mengagetkan!!

Diagnosa menunjukkan bahwa sang bapak telah selamat dari kegagalan ginjal. Sang bapak dan anak-anaknya pun merasa aneh, lalu mereka pergi ke Rumah Sakit lain untuk melakukan diagnosa, dan hasilnya adalah keselamatan sang bapak dari kegagalan ginjal.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyembuhkannya. Karena dia telah melepaskan kesulitan gadis tersebut, maka Allah mengeluarkannya dari kesulitan dan menyembuhkannya karena sebab gadis tersebut. Ini adalah takdir Allah yang Maha Agung.




***
http://enkripsi.wordpress.com sumber : Majalah Qiblati edisi 8 tahun 3
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog