Selasa, 24 April 2012

Apa Yang Kita Lakukan Setelah Bermimpi?

Abu Qatadah radhiallahu anhu berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنْ اللَّهِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلَا يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَلْيَتْفِلْ ثَلَاثًا وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ

“Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah, karenanya jika salah seorang di antara kaian bermimpi yang disukainya, jangan menceritakannya kecuali kepada orang yang disukai. Dan siapa yang bermimpi yang tidak disukainya maka hendaklah dia meminta perlindungan kepada Allah (ta’awudz) dari kejelekan mimpi itu dan dari kejahatan setan, dan hendaklah dia meludah tiga kali, dan jangan menceritakannya kepada seorang pun, sebab mimpi itu tidak akan membahayakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6984 dan Muslim no. 2261)

 Dari Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يُحِبُّهَا فَإِنَّمَا هِيَ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ عَلَيْهَا وَلْيُحَدِّثْ بِهَا وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ فَإِنَّمَا هِيَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا وَلَا يَذْكُرْهَا لِأَحَدٍ فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ

“Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang dia sukai, maka sebenarnya mimpi tersebut berasal dari Allah, maka hendaklah dia memuji Allah karenanya dan hendaknya dia menceritakannya. Adapun jika dia bermimpi selainnya yang tidak dia sukai, maka itu berasal dari setan, karenanya hendaklah dia meminta perlindungan dari kejelekan mimpi tersebut, dan jangan dia menceritakannya kepada orang lain, karena mimpi itu tidak akan membahayakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 7045)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:

 إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ

“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.” (HR. Muslim no. 4200)

Penjelasan ringkas:

Ketika seseorang bermimpi baik itu yang mimpi yang baik maupun mimpi yang jelek, maka Islam telah menuntunkan beberapa adab dan amalan yang hendaknya diamalkan oleh setiap muslim yang mengalaminya.

Gunanya agar dia bisa mendapatkan manfaat dari mimpi baik tersebut atau bisa selamat -dengan izin Allah- dari kejelekan dan was-was setan yang sengaja mereka munculkan dalam mimpi guna menggangu kaum mukminin.Berikut beberapa adab sekitar Apa Yang Kita Lakukan Setelah Bermimpi.

Adab-adab jika mimpinya adalah mimpi yang baik adalah: 

1. Hendaknya dia memuji Allah dengan membaca hamdalah atau yang semacamnya. Ini berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri di atas.
2. Menceritakannya akan tetapi sebaiknya hanya diceritakan kepada orang yang kita senangi dan percayai. Ini berdasarkan hadits Abu Qatadah dan hadits Abu Said di atas.
3. Tidak menafsirkan mimpi itu tanpa ilmu.

Adab-adab jika mimpinya adalah mimpi yang jelek:

1. Memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kejelekan mimpi tersebut dengan cara membaca ta’awudz. Ini berdasarkan hadits Abu Qatadah dan hadits Abu Said di atas
2. Meludah sebanyak tiga kali, dan sebaiknya meludah ke arah kiri sebagai pemuliaan kepada kanan. Ini berdasarkan hadits Abu Qatadah di atas.
3. Mengerjakan shalat. Ini berdasarkan hadits Abu Hurairah di atas.
4. Tidak menceritakannya kepada siapapun agar mimpi itu tidak memudharatkan dirinya. Ini berdasarkan ketiga hadits di atas.


___________________________________
http://al-atsariyyah.com/apa-yang-kita-lakukan-ketika-bermimpi.html

IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog