Anak-anak sekolah rumah (homeschooling) yang memegang ijazah Paket C (setara SMA) masih ada yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan kuliah. Penyebabnya karena pemegang ijazah Paket C diragukan kualitasnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Budi Trikorayanto menyayangkan perlakuan diskriminatif dari beberapa perguruan tinggi terhadap pemegang ijazah Paket C. "Anak-anak homeschooling itu umumnya anak usia sekolah, bukan yang gagal ujian nasional di SMA lalu ikut Paket C. Tetapi perlakuan terhadap anak-anak homeschooling pemegang ijazah Paket C masih diskriminatif," kata Budi, Selasa (19/6/2012) di Jakarta.
Menurut Budi, di dalam ijazah Paket C telah jelas tertulis bahwa kedudukannya setara dengan ijazah SMA sederajat sekolah formal. Standar kelulusan peserta ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) A (setara SD), B (setara SMP), dan C (setara SMA) sama seperti standar kelulusan di sekolah formal.
Asah Pena meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk bisa terus menyosialisasikan kesetaraan ijazah paket dengan ijazah sekolah formal.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Budi Trikorayanto menyayangkan perlakuan diskriminatif dari beberapa perguruan tinggi terhadap pemegang ijazah Paket C. "Anak-anak homeschooling itu umumnya anak usia sekolah, bukan yang gagal ujian nasional di SMA lalu ikut Paket C. Tetapi perlakuan terhadap anak-anak homeschooling pemegang ijazah Paket C masih diskriminatif," kata Budi, Selasa (19/6/2012) di Jakarta.
Menurut Budi, di dalam ijazah Paket C telah jelas tertulis bahwa kedudukannya setara dengan ijazah SMA sederajat sekolah formal. Standar kelulusan peserta ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) A (setara SD), B (setara SMP), dan C (setara SMA) sama seperti standar kelulusan di sekolah formal.
Asah Pena meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk bisa terus menyosialisasikan kesetaraan ijazah paket dengan ijazah sekolah formal.
0 komentar:
Posting Komentar