Sabtu, 14 Mei 2011

Adab-Adab Terhadap AlQuran

Setiap muslim harus meyakini kesucian kalamulloh, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan). Al-Quranul karim itu kalamulloh yang di dalamnya tidak ada kebatilan. Al-Quran memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat hidup di dunia dan akherat. Dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapat rahmat dari Allah ta’ala.
Untuk  itulah, tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari al-quran. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.”[Hr.Bukhori]
Dalam riwat Imam Muslim dijelaskan:”Bacalah Al-quran, sesungguhnya Al-Quran itu akan menjadi syafaat di hari qiyamat bagi yang membacanya
Maka hendaklah kita berakhlak terhadap Al-Quran dan beradab dalam membacanya, agar mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Quran, untuk itu seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini :

1.      Membacanya dalam keadaan sempurna,  menutup aurat, suci dari hadats dan duduk dengan sopan dan tenang.
2.      Memulai membaca Al-Quran dengan isti’adzah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “Dan bila kamu akan membaca Al-Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah “ (Qs.An-Nahl:98). Apabila ayat yang dibaca dimulai dari awal surat, maka setelah beristi’adzah bacalah basmalah, jika tidak, cukup isti’adzah saja.
3.      Membaca dengan pelan(Tartil) agar dapat menghayati ayat-ayat yang dibaca. Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda “Siapa saja yang membaca Al-Quran (khatam) kurang dari 3 hari, berarti dia tidak memahami”[Hr.Ahmad]
4.      Membaguskan suara di dalam membacanya, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda “Hiasilah Al-Quran dengan suaramu”[Hr.Ahmad,Ibnu Majah dan Al-Hakim]
Maksud hadis di atas, membaca Al-Quran dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya, tidak sampai keluar dari kaidah tajwid.
5.      Memabaca Al-Quran dengan berusaha mengetahui artinya dan memahami inti dari ilmu yang terkandung di dalamnya.
6.      Membaca Al-Quran dengan tidak mengganggu orang yang sedang sholat dan tidak perlu mengeraskan bacaan di tempat orang yang sedang beraktivitas, karna khawatir orang-orang akan menyepelekan bacaan Al-Quran tersebut, padahal Allah berfirman “ Apabila Al-Quran dibacakan, maka simak dan diamlah, semoga kamu mendapat rahmat”(Qs.Al-A’raf:204) maka cukuplah membacanya secara lirih dan pelan saja.
7.      Apabila selesai membaca Al-Quran maka jangan mengucapkan “shadaqallahul ‘adzim”, karna sesungguhnya membiasakan membaca lafdz tersebut setiap selesai membaca Al-quran, butuh kepada dalil, sebagaimana dalil membaca isti’adzah(poin ke 2) setiap memulai. Apalagi bacaan tersebut tidak pernah dikenal di masa Nabi dan Sahabat, padahal mereka sebaik-baik teladan bagi kita.

Semoga dengan memperhatikan adab-adab di atas Allah melimpahkan pahala dan karuniaNya yang besar bagi kita, dan semoga Al-Quran yang kita baca menjadi syafa’at bagi kita di akherat kelak.Amin.



***
Diringkas dari Buletin Mitra Ummat edisi 431 th XI dengan beberapa tambahan
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog