Cinta telah dikenal sejak manusia pertama diciptakan. Telah abadi dalam Al-quran yang suci tentang pembunuhan pertama sekali dalam sejarah manusia adalah dikarenakan masalah cinta, adalah Qabil yang tega membunuh saudaranya Habil hanya karena berebut cinta seorang wanita. Ada juga kisah seribu satu malam tentang “laila majnun”, yang menceritakan kisah cinta Qais dan Laila, yang berakhir dengan kematian Laila dan kegilaan Qois.
Ibnu Taimiyah berkata : “ Mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan kebaikan agama dan dunia. Dan akibat buruknya bisa berlipat ganda”.
Jatuh cinta adalah jalan yang sangat berbahaya, licin, penuh jurang serta duri. Mendatangkan perasaan gelisah gundah gulana, sehingga tak sedikit orang yang bisa aman daripadanya. Telah banyak korban yang berjatuhan hingga tak terhitung jumlahnya.
Hakikat CINTA
Sesungguhnya banyak diantara kita yang tidak mengetahui bahwa ada cinta yang paling tinggi dan paling mulia, paling bermanfaat, paling sempurna yakni mencintai Allah Sang Maha Pencinta. Ini adalah muara dari segala cinta yang terpuji, Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Cinta yang bermanfaat itu terbagi tiga, yaitu: Mahabbatullah(Cinta kepada Allah), Mahabbah Fillah (Cinta karena Allah) dan cinta kepada sesuatu yang membantu seseorang semakin taat kepada Allah.”
Tangga Menuju CINTA Allah
Menggapai Cinta kepada Allah adalah puncak perjalanan spritual seorang mukmin. Untuk mencapai derajat dicintai-Nya(Al-Mahbub) maka seorang mukmin haruslah mendaki tangga mencintai-Nya(Al-Muhibb):
1. Membaca Alquran, memahami dan mengamalkan kandungannya. Abdullah bin Mas’ud mengatakan “Barang siapa yang mencintai Al-quran, maka ia juga mencintai Allah dan rasulNya [HR. Thabrani]
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah, dalam hadis qudsi “..dan tiada henti-hentinya hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan perbuatan sunnah nafilah hingga Aku mencintainya…”[HR. Bukhari]
3. Selalu zikir(ingat) kepada Allah dalam segala hal. Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman:”Aku bersama hambaKu selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (berzikir) kepadaKu.[HR.Ibnu Majah]
4.Lebih mencintai Allah daripada dirinya sendiri bahkan dunia dan seisinya. Rasulullah bersabda “Ada tiga perkara apabila ada dalam diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; ia menjadikan Allah dan Rasulnya lebih dicintai dari yang lain…”[HR.Bukhari-Muslim]
Renungkanlah…….
Bahwa tak ada yang lebih nikmat, lezat dan manis bagi hati dan ruh, selain kecintaan kepada Allah, pasrah kepadaNya, mentauhidkanNya, mendekatkan diri kepadaNya, dan rindu bersua denganNya. Sebagaimana diucapkan orang arif “..siapa yang cinta kepada Allah, maka segala sesuatu akan tampak menyenangkan baginya, dan barang siapa yang tidak cinta pada Allah, maka dia akan merasakan berbagai macam kerugian dunia”.
Ya Allah, ajarkanlah kepada kami tentang hakikat cinta. Pahamkanlah kepada kami arti tentang ketegaran Nabi Ibrahim, kepasrahan Nabi Ismail, ketabahan Nabi Nuh, kesabaran Nabi Yusuf dan kelembutan Nabi Muhammad. Sebab apalah artinya ibadah yang kami lakukan, jika tak dilandasi cinta. Dan apalah arti kata cinta yang kami ucapkan jika tak diiringi dengan ketaatan. Maka tanamkanlah dalam hati kami kecintaan terhadap apa yang Engkau cintai, dan jadikanlah kebencian dalam hati kami terhadap apa yang tidak Engkau cintai. Dan maaflkanlah kami terhadap sesuatu yang kami salah melakukannya. Sesungguhnya Engkau maha pengampun dan Engkaulah yang maha pengasih, maka kasihanilah kami. Semoga kita dapat merasakan manisnya iman dengan mendahulukan cinta kita kepada Allah dan RasulNya di atas segalanya.Amin.
***
Buletin Dar el Iman volume 1/TH1/2007
Ibnu Taimiyah berkata : “ Mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan kebaikan agama dan dunia. Dan akibat buruknya bisa berlipat ganda”.
Jatuh cinta adalah jalan yang sangat berbahaya, licin, penuh jurang serta duri. Mendatangkan perasaan gelisah gundah gulana, sehingga tak sedikit orang yang bisa aman daripadanya. Telah banyak korban yang berjatuhan hingga tak terhitung jumlahnya.
Hakikat CINTA
Sesungguhnya banyak diantara kita yang tidak mengetahui bahwa ada cinta yang paling tinggi dan paling mulia, paling bermanfaat, paling sempurna yakni mencintai Allah Sang Maha Pencinta. Ini adalah muara dari segala cinta yang terpuji, Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Cinta yang bermanfaat itu terbagi tiga, yaitu: Mahabbatullah(Cinta kepada Allah), Mahabbah Fillah (Cinta karena Allah) dan cinta kepada sesuatu yang membantu seseorang semakin taat kepada Allah.”
Tangga Menuju CINTA Allah
Menggapai Cinta kepada Allah adalah puncak perjalanan spritual seorang mukmin. Untuk mencapai derajat dicintai-Nya(Al-Mahbub) maka seorang mukmin haruslah mendaki tangga mencintai-Nya(Al-Muhibb):
1. Membaca Alquran, memahami dan mengamalkan kandungannya. Abdullah bin Mas’ud mengatakan “Barang siapa yang mencintai Al-quran, maka ia juga mencintai Allah dan rasulNya [HR. Thabrani]
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah, dalam hadis qudsi “..dan tiada henti-hentinya hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan perbuatan sunnah nafilah hingga Aku mencintainya…”[HR. Bukhari]
3. Selalu zikir(ingat) kepada Allah dalam segala hal. Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman:”Aku bersama hambaKu selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (berzikir) kepadaKu.[HR.Ibnu Majah]
4.Lebih mencintai Allah daripada dirinya sendiri bahkan dunia dan seisinya. Rasulullah bersabda “Ada tiga perkara apabila ada dalam diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; ia menjadikan Allah dan Rasulnya lebih dicintai dari yang lain…”[HR.Bukhari-Muslim]
Renungkanlah…….
Bahwa tak ada yang lebih nikmat, lezat dan manis bagi hati dan ruh, selain kecintaan kepada Allah, pasrah kepadaNya, mentauhidkanNya, mendekatkan diri kepadaNya, dan rindu bersua denganNya. Sebagaimana diucapkan orang arif “..siapa yang cinta kepada Allah, maka segala sesuatu akan tampak menyenangkan baginya, dan barang siapa yang tidak cinta pada Allah, maka dia akan merasakan berbagai macam kerugian dunia”.
Ya Allah, ajarkanlah kepada kami tentang hakikat cinta. Pahamkanlah kepada kami arti tentang ketegaran Nabi Ibrahim, kepasrahan Nabi Ismail, ketabahan Nabi Nuh, kesabaran Nabi Yusuf dan kelembutan Nabi Muhammad. Sebab apalah artinya ibadah yang kami lakukan, jika tak dilandasi cinta. Dan apalah arti kata cinta yang kami ucapkan jika tak diiringi dengan ketaatan. Maka tanamkanlah dalam hati kami kecintaan terhadap apa yang Engkau cintai, dan jadikanlah kebencian dalam hati kami terhadap apa yang tidak Engkau cintai. Dan maaflkanlah kami terhadap sesuatu yang kami salah melakukannya. Sesungguhnya Engkau maha pengampun dan Engkaulah yang maha pengasih, maka kasihanilah kami. Semoga kita dapat merasakan manisnya iman dengan mendahulukan cinta kita kepada Allah dan RasulNya di atas segalanya.Amin.
***
Buletin Dar el Iman volume 1/TH1/2007
0 komentar:
Posting Komentar