Sesungguhnya nikmat terbesar yang Allah ta’ala anugerahkan kepada hambaNya adalah sikap teguh dan komitmen dalam menjalankan ajaran Allah ta’ala. Karena nikmat-nikmat ini akan membawa kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Namun adakalanya manusia mengalami kelesuan setelah sebelumnya penuh semangat, mengalami kelemahan setelah sebelumnya memiliki kekuatan, akan tetapi hal ini merupakan sunnatullah bagi orang-orang yang konsisten dalam agamanya dan juga ujian yang harus dihadapi serta dicarikan solusi dan penyembuhannya. Oleh karena itu, melalui tulisan singkat ini, kita akan mengenal apa sesungguhnya hal-hal yang menyebabkan manusia tidak komitmen dengan agamanya dan lemah imannya.
1. Kurangnya keikhlasan
Nilai suatu perbuatan amat tergantung pada niat, barang siapa yang baik niatnya, maka perbuatannya akan menjadi baik dan menjadikannya teguh dan terhindar dari fitnah dalam menjalankan agama. Sebagaimana firman Allah ta’ala :”Iblis berkata:’Ya Tuhanku, karena Engkau telah memvonis aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik(perbuatan maksiat) dimuka bumi dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Mu yang ikhlas diantara mereka’” (QS. Alhijr:39).
2. Kecendrungan jiwa pada kepada hal-hal buruk yang telah berlalu
Masa lalu seseorang yang kelam dan penuh maksiat, adakalanya mengguncang jiwanya, tatkala ia teringat pada masa lalu dan sahabat-sahabatnya yang penuh maksiat, lalu setan membisikkan kepadanya keinginan untuk melakukannya kembali.
3. Minimnya pensucian jiwa (Tazkiatun Nufs)
Pensucian jiwa adalah mendidik jiwa kita ke arah yang benar sesuai tuntunan syar’i, sebagaimana firman Alla:
”Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotorinya” (QS.S As-Syam:9-10).
Mensucikan jiwa adalah dengan melaksanakan keta’atan kepada Allah, dan mengotori jiwa adalah dengan perbuatan maksiat. Adapun langkah-langkah mensucikan jiwa adalah dengan taubat, muraqabah(merasa diawasi), mujahadah(bersungguh-sungguh) dan muhasabah(introspeksi diri).
4. Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
Jika seseorang melaksanakan ibadah sekedar ritual harian, maka inilah yang lama kelamaan menimbulkan rasa malas dan jenuh yang membuat kaum muslimin menjadi lemah dan tidak konsisten.
5. Lalai dalam melaksanakan ibadah sehari-hari
Lalainya seseorang dalam menjalankan ibadah, membuat imannya lemah dan akhirnya bisa terjerumus kepada maksiat. Contohnya lalai dalam shalat berjamaah, meninggalkan baca quran dan cuek dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya.
6. Sedikit menuntut ilmu
Semakin jauh kaum muslimin dari menuntut ilmu, maka semakin jauhlah dia dari agamanya, dengan ilmu seseorang akan takut kepada Allah, yang membawanya menjauhi larangan Allah. Dengan ilmu juga seseorang bisa terjaga amalnya, sehingga dia terhindar dari kesesatan. Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu syar’i.
7. Futur yang terus menerus
Futur memiliki dua arti :
1. Terhenti setelah beramal terus menerus
2. Malas/Jenuh atau menunda-nunda, lambat setelah semangat.
Sikap futur ini akan memberikan bahaya besar bagi seorang muslim apabila berkepanjangan menghinggapinya, apalagi bila sampai meninggalkan amal-amal wajib dan sunnah, oleh karena itu, obatilah dengan sering hadir ke majelis ilmu, membaca dan mentadabburi alquran, berteman dan berkomunikasi dengan orang-orang yang mempunyai girah(semangat) dalam beramal.
8. Kurang introspeksi diri(muhasabah)
Ketika seseorang tidak lagi bermuhasabah, maka bisa jadi dia hanyut dalam kelalaian dan kekeliruannya yang menyebabkan lemahnya iman. Oleh karena itu seorang muslim, harus senantiasa mengintrospeksi diri dalam rangka mengoreksi, sejauh mana amal-amalnya.
Demikianlah sedikit pembahasan dari sebagian sebab yang membuat lemahnya iman dan membawa kita terombang-ambing dalam maksiat. Semoga Allah menjaga kita dari perkara demikian.
***
Buletin dar el iman vol 02/Th ke 3/1430H
1. Kurangnya keikhlasan
Nilai suatu perbuatan amat tergantung pada niat, barang siapa yang baik niatnya, maka perbuatannya akan menjadi baik dan menjadikannya teguh dan terhindar dari fitnah dalam menjalankan agama. Sebagaimana firman Allah ta’ala :”Iblis berkata:’Ya Tuhanku, karena Engkau telah memvonis aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik(perbuatan maksiat) dimuka bumi dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Mu yang ikhlas diantara mereka’” (QS. Alhijr:39).
2. Kecendrungan jiwa pada kepada hal-hal buruk yang telah berlalu
Masa lalu seseorang yang kelam dan penuh maksiat, adakalanya mengguncang jiwanya, tatkala ia teringat pada masa lalu dan sahabat-sahabatnya yang penuh maksiat, lalu setan membisikkan kepadanya keinginan untuk melakukannya kembali.
3. Minimnya pensucian jiwa (Tazkiatun Nufs)
Pensucian jiwa adalah mendidik jiwa kita ke arah yang benar sesuai tuntunan syar’i, sebagaimana firman Alla:
”Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotorinya” (QS.S As-Syam:9-10).
Mensucikan jiwa adalah dengan melaksanakan keta’atan kepada Allah, dan mengotori jiwa adalah dengan perbuatan maksiat. Adapun langkah-langkah mensucikan jiwa adalah dengan taubat, muraqabah(merasa diawasi), mujahadah(bersungguh-sungguh) dan muhasabah(introspeksi diri).
4. Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
Jika seseorang melaksanakan ibadah sekedar ritual harian, maka inilah yang lama kelamaan menimbulkan rasa malas dan jenuh yang membuat kaum muslimin menjadi lemah dan tidak konsisten.
5. Lalai dalam melaksanakan ibadah sehari-hari
Lalainya seseorang dalam menjalankan ibadah, membuat imannya lemah dan akhirnya bisa terjerumus kepada maksiat. Contohnya lalai dalam shalat berjamaah, meninggalkan baca quran dan cuek dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya.
6. Sedikit menuntut ilmu
Semakin jauh kaum muslimin dari menuntut ilmu, maka semakin jauhlah dia dari agamanya, dengan ilmu seseorang akan takut kepada Allah, yang membawanya menjauhi larangan Allah. Dengan ilmu juga seseorang bisa terjaga amalnya, sehingga dia terhindar dari kesesatan. Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu syar’i.
7. Futur yang terus menerus
Futur memiliki dua arti :
1. Terhenti setelah beramal terus menerus
2. Malas/Jenuh atau menunda-nunda, lambat setelah semangat.
Sikap futur ini akan memberikan bahaya besar bagi seorang muslim apabila berkepanjangan menghinggapinya, apalagi bila sampai meninggalkan amal-amal wajib dan sunnah, oleh karena itu, obatilah dengan sering hadir ke majelis ilmu, membaca dan mentadabburi alquran, berteman dan berkomunikasi dengan orang-orang yang mempunyai girah(semangat) dalam beramal.
8. Kurang introspeksi diri(muhasabah)
Ketika seseorang tidak lagi bermuhasabah, maka bisa jadi dia hanyut dalam kelalaian dan kekeliruannya yang menyebabkan lemahnya iman. Oleh karena itu seorang muslim, harus senantiasa mengintrospeksi diri dalam rangka mengoreksi, sejauh mana amal-amalnya.
Demikianlah sedikit pembahasan dari sebagian sebab yang membuat lemahnya iman dan membawa kita terombang-ambing dalam maksiat. Semoga Allah menjaga kita dari perkara demikian.
***
Buletin dar el iman vol 02/Th ke 3/1430H
0 komentar:
Posting Komentar