Jumat, 13 Juli 2012

Membimbing Pergaulan Anak Remaja


ِانَّمَااَمْوَلُكُمْ وَاَوْلَدُكُمْ فِتْنَهٌ وَاللهُ عِنْدَهُ اَجْرٌعَظِيْمٌ (15) فَاتَّقُواالله َمَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيعُوْا وَاَنْفِقُوْاخَيْرًا ِلأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوْقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَِئكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (16
Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. ( QS. At-Taghaabun : 15-16 )
Bagi orang tua yang telah dikarunia anak remaja hendaknya ia memahami bahwa masa remaja yang juga dikenal dengan masa pubertas, merupakan awal kedewasaan sekaligus akhir dari masa kanak-kanak. Masa itu termasuk peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Ia merupakan masa transisi untuk menentukan identitas diri dan kedewasaan pola pikirnya. Itulah sebabnya mengapa jiwa dan perasaan remaja pada umumnya teramat peka, mudah berubah dan tindak tanduknya tidak menentu. Kadang sifat meraka jadi penakut, pemalu, ragu-ragu, cemas, dan suka menunjukkan rasa ketidakpuasaannya. Bahkan dalam usia antara 13 sampai dengan 17 tahun, pada umumnya jiwa remaja masih labil dan mudah terombang-ambing.
Semua itu sebenarnya merupakan suatu gejolak yang umum dialami oleh para remaja, sekalipun hal itu tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab masa pubertas bisa dikatakan sebagai suatu masa perkembangan normal yang dialami oleh semua anak remaja untuk jangka waktu tertentu. Hal ini juga sejalan dengan teori etika dan budi pekerti yang menyebutkan bahwa tingkah laku dan moralitas manusia yang sesungguhnya baru timbul di masa remaja, di mana laju perkembangan moralitas seseorang banyak terjadi pada masa remaja. Oleh karena itu, masa remaja sebagai periode masa muda harus dihayati betul-betul untuk dapat mencapai tingkah laku dan moralitas yang tinggi dan mulia. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw :
مَا مِنْ شَيْءٍ اًثْقًـــلَ فِيْ مِيْزَانِِ الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ القِيـَـامَةِ مِنْ حُسْــنِ الخُلُـقِ وَاِنَّ الله يُبْغِضُ الفَــاحِشَ البَذِيَّ ( رواه الترمذي
Artinya : ”Tiada sesuatu yang melebihi beratnya timbangan seorang mukmin dari pada akhlak yang baik, dan Allah membenci orang yang buruk kelakuannya.” (HR. Tirmidzi)
Dalam kaitan ini rupanya faktor lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan sikap mental dan moral anak remaja. Perkembangan remaja banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana remaja itu tumbuh dan dibesarkan, terutama lingkungan keluarga, sekolah, kelompok bermain, dan lain-lain. Begitu juga dari tingkah lakunya sehari-hari dapat diketahui bagaimana seorang remaja beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya serta bagaimana pengaruh lingkungan itu pada dirinya.
Dari adanya pengaruh lingkungan di mana remaja itu dibesarkan, bergaul dan berinteraksi sosial, kiranya harus disadari perlunya menciptakan suasana dan lingkungan remaja yang harmonis, penuh keakraban, serta menciptakan suasana pergaulan yang sopan, berakhlak, dan saling menghormati. Ini semua dapat tercipta apabila hubungan antara remaja dan orang dewasa terjalin dengan baikdan penuh keteladanan. Akan tetapi bila yang terjadi sebaliknya, maka remaja itu akan memilih caranya sendiri dalam bergaul dengan teman-teman sebaya. Sebagai contoh, dilingkungan masyarakat yang orang dewasanya cenderung hidup permisif dan serba boleh, bisa dipastikan akan mendorong pergailan remajanya pada gaya hidup yang permisif pula. Lingkungan sosial seburuk ini jelas tidak akan memberi peluang kepada remajanya untuk bergaul secara etis dan terarah ke jalan yang diridhai Allah Swt.
Kenapa sebagai orang tua, kita tidak prihatin melihat semakin banyaknya film-film di layar kaca dan media lain yang memberi kesan bahwa keadaan sebagian remaja sekarang yang sudah sedemikian rendah moralnya dan permisif dalam pergaulan pria-wanita. Seolah-olah adegan tak senonoh itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah di kalangan remaja pada umumnya. Kalau dirunut penyebabnya maka hal itu amatlah kompleks. Sungguh, kehidupan remaja di dunia modern ini makin lama makin sulit untuk terbebas dari pencemaran akhlak dan moralitas. Coba bayangkan , siaran-siaran televisi sekarang sudah sedemikian bebas menayangkan acara-acara hiburan secara vulgar. Film-film yang sarat dengan kisah percintaan, atau bahkan yang membawa pesan kehidupan seks bebas dan permisif begitu merajalela di tengah-tengah masyarakat tanpa sensor, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Padahal bagi remaja, hal-hal semacam ini sangat menarik dan dapat menimbulkan hasrat mereka untuk meniru dan pempraktikkannya. Dan hal itu jelas mengancam moralitas mereka yang sedang tumbuh.
Mari kita renungkan ini hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berikut ini :
سُــئِــــلَ رَسُــوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَــلَيْهِ وَسَلّـَـمَ عَنْ اَكْثَـِر مَا يُدْخِلُ النّـَـا سَ الْجَنَّةَ فَقَا لَ تَقْــوَى اللهِ وَحُسْــنُ الْخُلُقِِ َوسُــئِــلَ عَنْ اَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النّـَـا سَ النَّــا رَ فَقَـا لَ الْفَمّ ُ وَالْفَــرْجُ ( رواه الترمذي
Artinya : “ Rasulullah Saw. Pernh ditanya mengenai perilaku yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga. Kemudian beliau bersabda, “Taqwa kepada Allah dan budi pekerti yang baik.’ Kemudian beliau ditanya perilaku apa yang banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka. Maka beliau bersabda ‘ Mulut dan kemaluan.” ( HR. Tirmidzi )
Sebagai orang tua, kita wajib mengarahkan para remaja agar mereka sadar bahwa kerusakan moral dan akhlak anak muda biasanya berawal dari pengaruh kelompok pergaulannya. Kita harus membimbing mereka agar membiasaan diri dari bergaul secara akrab dengan orang-orang yang terdidik dan saleh supaya mereka memperoleh berkah ilmu dan kesalehan dari pergaulan itu.
Remaja yang senang bergaul dengan teman sebaya yang saleh pasti akan menambah kesalehannya. Jika mereka bergaul dengan pemuda-pemuda yang alim, pasti akan menambah ilmunya. Begitu pula jika akrab dengan teman-teman yang aktif di bidang dakwah akan memotivasi semangat jihad di jalan Allah. Oleh karena itu, hendaklah para remaja memilih teman pergaulan yang baik, yaitu teman-teman sebagaya yang memiliki sifat baik dan terpuji.
Sabda Rasulullah Saw :
الرَّجُلُ عَلىَ دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَــلْيَنْظُرْ اَحَدَ كُمْ مَنْ يُخـَـا ِللُ ( رواه أبو داود والترمذي
Artinya : “ Seseorang itu dapat dinilai dari kedalaman agama teman dekatnya. Maka perhatikanlah dengan siapa seseorang itu berteman karib.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Sungguh, pergaulan dunia remaja akan mempunyai makna yang indah dan senantiasa ditambah nilai-nilai kebaikan dan keberkahan, apabila ia dijalin menurut tatatan yang diridhai Allah Swt. Selain itu remaja yang pergaulannya baik akan selalu terdorong untuk meningkatkan kemampuannya dan kemauannya ke jenjang prestasi yang lebih tinggi. Mereka akan memiliki banyak peluang emas untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang kehidupan serta mempunyai banyak peluang indah untuk meraih kebahagiaan, kebaikan, dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Mudah-mudahan Allah Swt. memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Dan semoga Allah Swt. menjadikan keturunan kita sebagai orang-orang yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Amin Ya Robbal’alamin
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog