Jumat, 13 Juli 2012

PUASA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas umat sebelum kamu, agamar kamu bertaqwa." (QS. Al Baqarah : 183)


     Ayat di atas menyebutkan bahwa Allah Swt. mewajibkan puasa bukan untuk yang pertama kalinya di dalam sejarah manusia. Ia bukanlah sesuatu yang baru, karena Allag Swt. telah mewajibkan kepada orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad Saw, yaitu ummat-ummat sebelumnya yang telah menerima syariat dan agama.
          Ini perlu diketahui oleh ummat Islam sekarang. Sebab sudah menjadi sifat manusia bila suatu kewajiban yang dibebabkan pada dirinya itu ia ketahui sebagai sesuatu yang telah dilakukan oleh ummat-ummat terdahulu, maka akan terasa mudah mereka menerimanya dan juga merasa ringan mudah melaksanakannya. Lebih-lebih bagi orang-orang yang taat, tentu meraka tak akan merasa keberatan dalam melaksanakan puasa dan juga merasa ringan melakukan ibadah-ibadah lain sebagai kesempurnaan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Apalagi bila dihayati benar bahwa sesungguhnya Allah Swt. memerintahkan puasa itu tidak lain sebagai rahmat untuk melindungi keselamatan hamba-hamba-Nya di dunia dan akherat.
         Dengan kasih sayang-Nya, Allah Swt. telah memerintahkan puasa kepada ummat manusia agar mereka dapat dengan mudah membersihkan berbagai macam penyakit hati juga penyakit fisik yang semuanya itu disebabkan oleh banyaknya makanan dan minuman yang masuk ke dalam perutnya secara berlebihan. Sebagaimana kita ketahui bahwa maksud puasa adalah untuk mengosongkan perut dan menahan nafsu guna menguatkan jiwa, iman dan taqwa. Rasulullah Saw. dalam sebuah haditsnya pernah bersabda kepada Aisyah r.a : "Terus meneruslah mengetuk pintu surga." Aisyah bertanya. Dengan apa ? Nabi Saw. menjawab Dengan lapar.:
         Itulah sebabnya mengapa puasa diajarkan oleh Nabi Saw. sarat dengan etika dan adab pelaksanaan yang tinggi. Misalnya ketika berbuka puasa jangan dibiasakan mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Sebaiknya buka puasa itu diawali dengan kurma atau buah-buahan lain yang segar dan manis sebagaimana disunnahkan oleh beliau. Pengaturan menu semacam ini sangat dibenarkan menurut ilmu kesehatan, karena kandungan karbohidrat pada buah-buahan sangat sederhana. Selain itu, karena makanan yang manis-manis memang sangat dianjurkan untuk mengganti energi yang tidak disuplai pada siang harinya. Akan tetapi itu pun bila berlebihan dapat berubah menjadi tumpukan lemak, sedangkan kebanyakan lemak juga tidak baik bagi kesehatan. Sebab simpanan energi yang berupa lemak itu akan terus menumpuk, terutama sehabis berbuka tidak diiringi dengan aktivitas yang cukup seperti shalat tarawih dan sebagainya yang dapat membakar energi tersebut.
        Itulah rahasianya mengapa orang yang berpuasa dianjurkan untuk makan sedikit saja, baik di waktu berbuka maupun sepanjang malamnya. Hal ini diperlukan untuk menjaga kesehatan, di samping tentu yang lebih penting lagi adalah agar ia dapat bangun dengan mudah untuk melakukan shalat tahajut dan ibadah-ibadah laian.
        Setelah berbuka (ta'jih) dengan buah atau makanan manis, boleh diikuti dengan kue atau makanan ringan secukupnya. Sedangkan makan malam sebaiknya tidak sekaligus disantap pada saat awal buka, tetapi setelah melakukan shalat Maghrib. Tahan seperti ini diperlukan agar badan tidak terasa lemas dan mata tidak mudah mengantuk.Di samping itu, jangan lupa memperbanyak minum untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan air. Maka dari itu sedapat mungkin minumlah air sebanyak satu setengah samapai dua liter antara waktu berbuka dan makan sahur.
        Begitulah hendaknya etika kita saat berbuka. Sebab dengan teratur makan dan minum, maka melalui puasa tersebut seseorang akan meraih keuntungan ganda. yaitu pahala ibadah dan kesehatan. Lebih-lebih bila ia dapat mengatur cara berbuka dan makan sahur seperti itu dengan disiplin, niscaya akan terasa sekali kebenaran sabda Nabi Saw. "Puasalah, niscaya kamu akan sehat."
        Dengan adanya pernyataan bahwa puasa itu sehat sebagaimana maksud hadits di atas, maka logis sekali kalau para penderita penyakit maag akut tidak memaksakan diri untuk berpuasa. Sementara itu orang-orang yang sedang diinfus karena menderita suatu penyakit hendaknya tidak berpuasa, karena agama juga memberikan kelonggaran untuk mereka. Sebab jika dipaksakan juga akibatnya akan menambah parah penyakit yang sedang dideritanya. Tapi sebalinknya, orang yang menderita sakit jantung, darah tinggi, diabetes dan sebagainya, menurut pengamatan kesehatan sangat dianjurkan berpuasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah.
        Ternyata pernyataan Nabi Saw. tersebut telah semakin terbukti kebenarannya di zaman modern sekarang ini. Apalagi dengan adanya hasil penelitian dan pembuktian para pakar di bidang kesehatan yang mengakui pentingnya puasa bagi kesehatan manusia. Selain itu puasa juga sangat bermanfaat untuk tetapi penyembuhan berbagai penyakit, terutama yang disebabkan oleh makanan berlebih. Sampai-sampai di kalangan peneliti ada yang mengatakan bahwa seorang akan mampu menjaga dirinya agar tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual dengan cara rajin berpuasa sebaik mungkin.
        Bahkan seseorang yang telah menjadikan puasa sebagai suatu kebutuhan sehingga ia melakukannya tidak saja di bulan Ramadhan, tapi juga di bulan-bulan lain, pengaruh puasanya benar-benar akan menjadikan mereka tampak jauh lebih muda ketimbang usia sebanarnya. Karena mereka sudah membiasakan diri puasa di hari senin dan kamis atau puasa sunnah yang lain, maka proses untuk mencapai kematangan jiwa dan kepribadian meraka akan lebih mantap. Dengan demikian mereka akan lebih mampu menghayati makna kandungan ayat Al Qur'an : "Dan puasa itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Al Baqarah : 184)
        Karena itulah sebaiknya seorang muslim berusaha menjadikan puasa sebagai salah satu kebutuhan hidupnya, bukan sekadar memenuhi kewajiban semata. Sebab bila puasa itu hanya dianggap sebagai suatu kewajiban, maka ia akan menjadi beban berat hingga pengaruhnya dalam membentuk kematangan jiwa akan berkurang.
        Bila kita menggali hikmah berpuasa, maka banyak sekali manfaat yang ditimbulkan olehnya. Di antaranya yaitu puasa sebagai sesuatu yang tepat untuk mengatur berat badan edeal. Hal ini karena dengan puasa, secara otomatis seseorang akan mengurangi makanan dan mengaturnya secara disiplin. Apalagi orang-orang kaya yang memiliki kebiasaan ngemil, puasa merupakan rem yang paling baik untuk menghentikan kebiasaan yang buruk menurut kesehatan tersebut. Oleh karena itu, bila seseorang berpuasa tapi hanya mengganti jam makan siang menjadi malam, tentulah puasa tersebut tidak banyak memberikan manfaat bagi kesehatan.
       Menurut para medis, puasa itu juga dapat mencegah berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh keresahan jiwa, terutama bagi para penderita stres atau gangguan jiwa yang lain. Itulah sebabnya mengapa para ahli kejiwaan sering menganjurkan berpuasa kepada orang-orang yang menderita penyakit jiwa ringan. Hal itu karena dengan berpuasa ia telah menjalani terapi penyembuhan dan juga merasakan dampak positif untuk kehidupannya di masa mendatang. Hal ini bisa dibuktikan, antara lain karena kedamaian dan ketenangan jiwa yang dicapai oleh seseorang saat menjalani puasa akan banyak mewarnai perjalanan hidupnya sepanjang tahun. Seperti orang yang berbuat amal dengan kebaikan sepanjang tahunnya. Tapi sebaliknya, jika ia melewati bulan Ramadhan dengan perbuatan dosa dan keji, maka ia akan cenderung menambah dosanya sepanjang tahun yang kan dilaluinya sehingga hidupnya akan dipenuhi keresahan dan kegelisaan jiwa.
        Sudah sepantasnya bila seorang muslim menjadikan bulan yang penuh berkah ini sebagai suatu kehidupan baru, keimanan yang baru, dan juga semangat serta gairah baru agar dapat merasakan keagungan dan keindahan bulan tersebut serta menikmati hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Mengapa tidak bila Rasulullah Saw. sendiri telah menawarkan. "Orang yang berpuasa akan memperoleh dua kegembiraan sekaligus, yaitu gembira saat berbuka dan gembira saat bertemu dengan Tuhannya sambil membawa puasanya."  Insya-Allah
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog