Rabu, 17 September 2014

Tentang Rasa Suka dan Cinta oleh Tere Liye

Ketika kita menyukai seseorang, bukan berarti kita pasti akan suka selamanya. Ada masa-masa rasa suka itu berkurang, bahkan hilang sama sekali. Tetapi juga bukan berarti kalau sudah tidak suka lagi, maka selesai begitu saja. 

Itulah gunanya komitmen, kepercayaan, yang akan membawa kembali perasaan suka persis seperti pertama kali dulu kenapa kita suka seseorang tersebut, atau malah lebih.

--Tere Liye

Siapa yang meletakkan cintanya hanya di mata, maka hanya sampai disanalah awal dan akhir semua kisah.

Siapa yang meletakkan cintanya hanya di kaki dan tangan, maka juga hanya disanalah tempat terjauh yang bisa digapai.

Tapi barangsiapa yang meletakkan cintanya di hati, mematuhi aturan main dan senantiasa bersabar, maka dari sanalah semua kisah akan mekar bercahaya, wangi memesona.

*Tere Liye

Kita tidak bisa dengan mudah, seketika men-delete, meng-undo, bahkan restart atau shut down perasaan yang terlanjur tumbuh.

Karena itu, hati2lah jika hendak meng-install perasaan di hati. Jangan begitu mudah, semua aplikasi perasaan dari mana-mana di-install. Boleh jadi ada yang bervirus mematikan.

--Tere Liye

“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirudung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya.” 

-Tere Liye, novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah"

"Cinta pertama itu tidak spesial; karena yang paling spesial adalah cinta terakhir dan itu selama-lamanya. Tetapi jika kalian beruntung, akan lebih spesial lagi jika cinta pertama itu sekaligus menjadi cinta terakhir dan selama-lamanya.

Situasi ini hanya terjadi jika kita menjaga perasaan kita dengan baik, bukan setiap saat bisa jatuh hati ke siapapun, cepat sekali GR, lantas dinyatakan dengan mudah sekali, untuk berganti cinta lagi juga dengan mudah."

-Tere Liye

Menunggu seseorang yang ternyata tidak menunggu kita, itu sama saja seperti kita menunggu kereta lewat di halte bus. 

Tidak akan lewat sampai kapan pun itu kereta.

Menyakitkan memang. Tapi hidup ini memang harus dihadapi dengan tegak nan gagah, bukan ngesot penuh keluh kesah. 
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog