Senin, 09 Juli 2012

4 Penyebab Komplikasi Kehamilan

Hamil dan melahirkan sering dianggap sebagai peristiwa yang menyempurnakan kehidupan perempuan. Namun jika kehamilan Anda mengalami masalah, hal ini tentu belum dapat dianggap sebagai suatu kesempurnaan. Dan, masalah pada kehamilan bisa terjadi pada siapa saja, lho.
Menurut Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpAK, dokter spesialis anak dan ahli neonatologi dari Brawijaya Women and Children Hospital, setiap proses kehamilan dan persalinan memiliki faktor risiko. "Sekitar 90 persen kehamilan dan persalinan adalah normal, dan 10 persennya berisiko mengalami gangguan," tukas dr Rina, saat talkshow kehamilan beberapa waktu lalu di Jakarta.

Senada dengan dr Rina, spesialis kebidanan dan kandungan Dr dr Ali Sungkar, SpOG, juga memaparkan beberapa faktor penyebab yang bisa mempengaruhi tingginya risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
1. Riwayat medis dan pembedahan
Riwayat medis atau kesehatan yang dimiliki ibu sangat berpengaruh pada janin selama hamil. Beberapa penyakit yang dialami ibu selama hamil seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma, kejang, sampai diabetes, akan sangat memengaruhi perkembangan janin selama kehamilan dan proses persalinan.
Penyakit-penyakit tersebut akan berpotensi menyebabkan pertumbuhan janin abnormal, prematur, BBLR (berat bayi lahir rendah), sampai kematian. "Penyakit yang paling banyak menyebabkan komplikasi medis kehamilan adalah tekanan darah tinggi. Beberapa obat penurun tekanan darah ternyata bisa menyebabkan kontraindikasi pada kehamilan," jelas Ali.
Sedangkan riwayat pembedahan yang berisiko meningkatkan komplikasi kehamilan adalah jika ibu pernah mengalami bedah caesar. Proses pembedahan yang pernah dialami akan berpengaruh pada proses persalinan selanjutnya.
Secara umum caesar dibagi menjadi dua jenis, yaitu seksio sesarea klasik, dan seksio sesarea transperitonealis profunda (SCTP). Pada caesar jenis klasik, peluang untuk VABC (vaginal birth after caesarian, atau melahirkan normal setelah pernah caesar) akan sulit dilakukan. Karena, pada operasi jenis ini dokter membuat sayatan memanjang di badan rahim (korpus uretri) sepanjang 10 cm. Jika VABC dilakukan pada perempuan yang pernah mengalami caesar klasik, ia akan berisiko mengalami ruptura uretri (robek pada dinding rahim).
2. Riwayat obstetri
Riwayat obstetri bisa disebut riwayat komplikasi kelahiran. Beberapa masalah yang pernah dialami saat melahirkan, dan berpotensi menimbulkan komplikasi antara lain adanya perbedaan Rh (rhesus) ibu dan janin, Rh sensitif, pernah mengalami perdarahan hebat, dan melahirkan prematur.
Selain itu, masalah yang berhubungan dengan plasenta seperti plasenta previa (jalan lahir tertutup plasenta), atau solustio plasentae (seluruh atau sebagian plasenta lepas) yang pernah dialami juga akan memengaruhi proses persalinan dan kehamilan selanjutnya.
3. Riwayat ginekologi
Riwayat ginekologi bisa menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan ibu hamil. Bumil yang pernah memiliki riwayat kasus kehamilan ektopik  (kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim), kemungkinan besar akan kembali mengalaminya pada kehamilan selanjutnya. Cedera tuba (cedera pada tuba falopi, atau saluran telur) akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
Selain itu, riwayat ginekologi yang memengaruhi terjadinya komplikasi adalah adanya kejadian inkompetensia serviks (ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan kehamilan), dan uterine anomalies (dinding rahim rusak), sehingga meningkatkan risiko keguguran.
4. Umur
Usia 35 tahun ke atas merupakan usia rawan untuk hamil. Hamil pada usia ini akan memengaruhi tingginya morbiditas (terjadi penyakit atau komplikasi) dan juga mortalitas (kematian janin). Risiko komplikasi pada ibu hamil akan meningkat drastis karena dipengaruhi faktor kesehatan, obesitas, dan perdarahan sang ibu.
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog