Sabtu, 25 Oktober 2014

Akibat Adanya Raport Bulanan

Raport bulanan adalah salah satu strategi yang saya gunakan untuk menarik perhatian orang tua terhadap prestasi siswa di sekolah. Bukan hanya perkara prestasi secara akademik pun non akademik. Jadi, setiap satu bulan sekali saya akan membagikan lembaran kertas yang berisi nilai-nilai siswa satu kelas lengkap dengan urutannya. Tak lupa catatan penting berkaitan dengan prestasi non akademik untuk masing-masing siswa.

Raport Bulanan

***

Setelah saya posting foto di instagram, ada teman yang BBM saya.
“Bu, kok ada raport bulanan segala?”
“Iya, ortu siswa di tempatku agak kurang perhatian nih. Mau nyoba dulu bagaimana respon mereka.”
“Wah, kalau di tempatku orang tuanya malah hiperaktif, Bu. Apa-apa ditanyain. Saya pakai buku apa, ini dan itu. Bingung malah.”

Itulah isi BBM dari teman yang kebetulan ngajar di sekolah swasta yang terletak di kota pula.

***

Sebenarnya perhatian orang tua itu tidak tergantung sekolah itu swasta atau negeri, di kota atau di desa. Karena sebenarnya di desa juga ada orang tua yang sangat perhatian kepada anak-anaknya (dalam hal ini proses belajar di sekolahnya seperti apa). Apa mungkin karena di desa itu daya saing prestasinya tidak sekuat di kota? Kalau di kota (sebut saja di tingkat kecamatan), banyak siswa yang les ini dan itu di luar sekolah, beda kalau di daerah pinggiran kecamatan. Yang penting anak sekolah. Bahkan ada orang tua yang berangkat kerja pukul 05.00 pulang saat matahari terbenam. Jadi, tidak tahu apakah anaknya sekolah atau tidak.

Mensiasati keadaan tersebut, mencuatlah ide untuk membuat raport bulanan untuk siswa. Akhirnya setelah satu bulan tepat saya mengajar, raport bulanan pun saya bagikan tepat di hari Sabtu.

“Bu, masak raport hanya selembar, Bu.” tanya salah satu siswa yang sudah berdiri di tempat saya.
“Iya ini raport khusus dari bu guru. Kalau raport yang buku itu kan dari sekolah.”
Mereka manggut-manggut.
“Raportnya nanti diberikan kepada bapak atau ibu kalian, kemudian di tanda tangani. Besok Senin dikumpulkan lagi pada Bu Ika.”
“Iyaaaaa, Bu.” jawab mereka serentak.

Setelah beberapa hari pengumpulan raport bulanan, tepatnya saat kelas sudah sepi dan maahari sangat terik di luar sana, saya menemukan ada tulisan tangan di bawah CATATAN dari saya. Ternyata, saya mendapat surat balasan dari salah satu orang tua siswa. Senyum-senyum. YES! Saya mendapat dukungan dari orang tua siswa untuk melanjutkan program ini.

Respon Orang Tua Siswa

Tapi apakah semua orang tua siswa seperti itu? Saya akan ceritakan di postingan selanjutnya ya.
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog