Kamis, 07 November 2013

Cerita ABG: Asyiknya Bercinta

Asyiknya bercinta. Kamu masih pakai seragam putih-biru? Wah, tepat banget kalau saat ini kamu membaca postingan yang satu ini. Karena postingan ini berisi tentang dunia kamu, dunia yang syarat warna. Dan yang pasti berkaitan dengan “asyiknya bercinta”.

ABG dikenal sebagai kependekan dari Anak Baru Gedhe. Dalam dunia psikologis, ABG termasuk dalam fase remaja. Merupakan fase perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Yusuf, 2004: 184). Sedangkan dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai masa “Strom & Stress”, frustasi, penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas dalam Yusuf, 2004: 184).

Dari kedua pendapat tokoh di atas, kamu tahu kan kalau kamu yang masih ABG rentan banget dengan masalah cinta-cintaan? Nah, bagaimana caranya agar kamu tetap bisa merasakan asiknya bercinta tanpa menemui hambatan? Sebelumnya kamu pahami dulu apa sih arti bercinta itu?

Bercinta dalam Kamus Bahasa Indonesia offline memiliki arti menaruh (rasa) cinta. Apakah kamu juga mengartikannya demikian? Atau yang lainnya? Jadi kalau sampai saat ini kamu masih mengartikan kalau bercinta itu sebagai kalimat berkonotatif negatif, segera HAPUS!


Bercinta bagi kamu yang berusia kisaran 12-15 tahun (remaja awal) bisa diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Salah satunya adalah bercinta dengan buku harian. Kenapa harus buku harian? Dengan buku harian kita bisa belajar banyak hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Tempat curhat yang aman dan terpercaya
  2. Kepuasan diri.
  3. Belajar menulis.
  4. Mengabadikan momen-momen penting dalam hidup.


Agar kamu bisa merasakan asiknya bercinta dengan buku harian ada beberapa hal yang harus kamu ketahui, diantaranya:
  1. Percaya diri perlu ditanamkan pada diri kamu setiap kali memulai untuk menulis buku harian. Yakinkan diri kamu bahwa tidak ada yang menilai tulisan tanganmu jelek seperti di sekolah, jadi enjoy saja, yang penting kamu bisa membacanya.
  2. Buku harian yang kamu gunakan tidak harus yang harganya mahal. Buku tulis juga bisa. Kalau memiliki uang berlebih kamu bisa membeli buku diary dengan corak/gambar yang kamu suka.
  3. Menulislah kapanpun, paling tidak sekali dalam sehari kamu harus menulis.
  4. Jangan lupa cantumkan keterangan hari dan tanggal.
  5. Selesai menulis, simpanlah buku harian di tempat yang paling aman. Karena buku harian itu adalah privasi dirimu.


Bagaimana? Apakah kamu akan segera menikmati asyiknya bercinta dengan buku harian? Buku harian adalah hal sepele bagi sebagian orang. Namun, kalau sudah melihat imbas dari asyiknya bercinta dengan buku harian kamu akan memiliki asumsi yang berbeda. Ok, aku sebutkan 2 contoh orang sukses yang begitu menikmati asyiknya bercinta dengan buku hariannya. Siapa itu? Sebut saja yang pertama adalah A. Fuadi. Penulis buku best seller Negeri 5 Menara ini, selalu membawa buku hariannya kemana-mana. Bahkan, novel yang ditulisnya sebagian besar pernah ditulis dalam buku harian. Satu lagi, Pak Habibie. Siapa yang tak kenal beliau? Orang yang pernah jadi orang nomor satu di negeri ini selalu ingat apa yang pernah dialaminya karena beliau selalu mencatat untaian hari-harinya dalam buku harian.

Apa lagi yang kamu ragukan? Sudah siapkah kamu merasakan sensasi asyiknya bercinta dengan buku harian? Segera!




*Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog