Rabu, 04 Juni 2014

Diremehkan? Ah, Rak Popo

Judulnya tak apa ya kalau pinjam dari Mbak Jupe. Habisnya pas aja kalau dibaca. Hehehe. Ah, rak popo. Ya tidak masalah kalau diremehkan orang. Karena saya percaya hidup ini pasti saling berkaitan, ada sebab ada akibat, ada masalah ada tujuan. Dan tidak semua orang langsung bisa memahami dan menerima suatu kejadian sebagai awal munculnya kejadian yang selanjutnya. Termasuk saya.

Menikmati hari-hari dengan introspeksi diri lama kelamaan sering membuat saya melongo, oh ternyata ada kemarin karena ada hari ini. Oh, tidak boleh pergi karena ada ini dan itu, dst.

Saya ambilkan contoh dalam kehidupan saya, salah satunya adalah sifat ibu yang seringkali meremehkan saya. Saya yakin selama ini ibu meremehkan saya karena ada maksud dan tujuan, meskipun saya sering tersentak dan kejadian tersebut tak akan lekang dari ingatan saya.

Pernah, waktu saya masih SD, ketika pembagian raport, saya lari dari sekolah sampai rumah demi memberitahukan ke ibu kalau saya mendapat rangking 2. Sampai rumah apa yang saya dapatkan? “Ah, rangking 2 nggak 1.” Oh, tidak.

Bertahun-tahun mendapat perlakuan seperti itu dari ibu membuat saya terbiasa, bahkan saya bisa menirukan apa yang akan diutarakan ibu nantinya. Hahaha. Hal itu juga yang mungkin membuat saya lebih memilih diam dan tidak memberitahu kalau saya memperoleh apapun. Tahu-tahu loh kamu dapat ini? Loh kamu dapat itu? Biasanya ekspresi ibu seperti itu. Saya hanya tersenyum.

Cara mendidik setiap ibu kepada anaknya itu memang berbeda. Kadang saya juga iri dengan teman-teman kalau ibunya seperti ini dan seperti itu. Tapi saya percaya kalau ibu itu sangat sayang kepada saya. Ya iyalah secara saya anak semata wayangnya. Hihihi. Ada udang di balik bakwan. Ada maksud indah kenapa ibu seperti itu kepada saya. Agar saya lebih kuat menghadapi kehidupan ke depan. Betul?

Ya, sangat betul. Kalau seandainya ibu selalu memuji saya mungkin saya tak akan sekuat ini. Ciiiaah....Saras 008 kali. Hihihi. Ceritanya sambil menikmati masa-masa pengerjaan skripsi, saat ini saya juga merintis usaha kecil-kecilan. Ada dua usaha, yang satu adalah rental komputer dan satunya lagi membuat aksesoris seperti di sini. Alhamdulillah, keduanya berjalan dengan lancar. Tapi tak selancar dengan omongan tetangga. Beberapa kali ada tetangga yang bilang, “Nanti kalau dapat pesenan banyak apa bisa ngayahi (mengerjakan), lha itu kerjanya klemat-klemet (pelan-pelan pake banget).”

Oh, tidak. Ingin rasanya langsung saya bantah. Heemmm....hirup udara sedalam-dalamnya. Sabar. Saya jawab, “Wah, nanti kalau dapat orderan banyak tenagane jenengan kan juga terpakai daripada nganggur kayak sekarang?” Dalam hati saya berkata, “Terima kasih, Bu. Karena sifat ibu yang suka meremehkan saya, saya jadi bisa mengatasi mereka-mereka yang merehkan saya. Bahkan saya lebih siap.”

Ika sayang Ibu :D

IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog