Selamat sore rekan-rekan sebangsa dan setanah air. Kabar terbaru hari ini dari dunia politik mengenai kebijakan ekonomi jokowi jilid viii yang berhasil membuat rupiah jadi perkasa, wah... menarik nih beritanya. Langsung aja kita simak ulasannya....
Pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid VIII, yang salah satu isinya menyoroti soal pembangunan kilang.
Bagi para investor baik lokal maupun asing yang mau membangun kilang di Indonesia, pemerintah akan memberikan insentif. Kebijakan tersebut dipercaya akan membuat rupiah kembali perkasa. Kok bisa?
Ekonom BCA David Sumual mengungkapkan, pembangunan kilang itu penting untuk mengurangi defisit di neraca transaksi berjalan.
Selama ini, Indonesia mengekspor crude oil (minyak mentah), tapi di sisi lain mengimpor yang sudah jadi dalam bentuk fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM). Impor BBM ini yang membuat pemerintah selalu tekor.
Bayangkan saja, dalam sehari pemerintah butuh US$ 150-200 juta untuk impor BBM. Angka yang tidak sedikit. Tingginya kebutuhan dolar AS ini membuat rupiah terus tertekan.
"Kalau bisa buat kilang sendiri, tentu akan ada nilai tambah, ada multiplier effect. Impor BBM itu tidak hanya membuat defisit di neraca transaksi berjalan, tapi juga menekan rupiah. Kebutuhan dolar tinggi sehingga rupiah tertekan," jelas dia kepada detikFinance, Selasa (22/12/2015).
David mengatakan, dengan adanya pemberian insentif dari pemerintah, diharapkan banyak investor yang mau berinvestasi di Indonesia melalui pembangunan kilang. Sehingga Indonesia tidak ketergantungan impor BBM.
"Jadi, selama ini BBM kita hanya mengandalkan impor. Kebanyakan kilang kita tua, sehingga produksi berkurang. Dengan adanya pemberian insentif bagi yang mau bangun kilang, ini diharapkan banyak investor mau masuk," imbuh David.
Ekonom BCA David Sumual mengungkapkan, pembangunan kilang itu penting untuk mengurangi defisit di neraca transaksi berjalan.
Selama ini, Indonesia mengekspor crude oil (minyak mentah), tapi di sisi lain mengimpor yang sudah jadi dalam bentuk fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM). Impor BBM ini yang membuat pemerintah selalu tekor.
Bayangkan saja, dalam sehari pemerintah butuh US$ 150-200 juta untuk impor BBM. Angka yang tidak sedikit. Tingginya kebutuhan dolar AS ini membuat rupiah terus tertekan.
"Kalau bisa buat kilang sendiri, tentu akan ada nilai tambah, ada multiplier effect. Impor BBM itu tidak hanya membuat defisit di neraca transaksi berjalan, tapi juga menekan rupiah. Kebutuhan dolar tinggi sehingga rupiah tertekan," jelas dia kepada detikFinance, Selasa (22/12/2015).
David mengatakan, dengan adanya pemberian insentif dari pemerintah, diharapkan banyak investor yang mau berinvestasi di Indonesia melalui pembangunan kilang. Sehingga Indonesia tidak ketergantungan impor BBM.
"Jadi, selama ini BBM kita hanya mengandalkan impor. Kebanyakan kilang kita tua, sehingga produksi berkurang. Dengan adanya pemberian insentif bagi yang mau bangun kilang, ini diharapkan banyak investor mau masuk," imbuh David.
Semoga informasi politik hari ini bermanfaat buat kita semua.
Informasi ini bersumber dari : detik.com
0 komentar:
Posting Komentar