Jumat, 02 Januari 2015

#1Day1Dream: Menjadi Istri Solehah

Alhamdulillah, mimpi di hari pertama tantangan #1Day1Dream sudah tertuliskan. Tinggal menjalankan aksinya secara pasti. Sekarang giliran mimpi di hari kedua tantangan #1Day1Dream. Apa itu? Yes, Menjadi Istri Solehah.

Sejak suami sukses melalui proses ijab qobul, doa dalam hati saya yang terus-terusan terlafalkan adalah alhamdulillah dan semoga saya bisa menjadi istri solehah bagi suami. Istri solehah? Pengertian istri solehah banyak sekali. Bahkan masing-masing orang memiliki pengertian tersendiri.

Saat ini (di hari ke 19 pernikahan kami), menurut saya istri solehah adalah istri yang tahu diri. Tahu apa tugas, hak dan kewajibannya. Nantinya? Istri solehah bisa naik level menurut saya. Semakin lama suatu pernikahan, makin meningkat lah pengertian istri solehah bagi saya. Hal itu saya landasi dari semakin banyaknya asam garam yang akan saya cicipi.

Hari ke hari saya selalu belajar untuk menjadi istri solehah. Mulai dari membuka mata sampai menutup mata lagi. Saya harus menenggelamkan rasa egois saya.

“Hey! Kamu ini sudah jadi istri orang.”

Begitulah kiranya saya meneriaki diri sendiri saat sifat egois saya mulai mencuat. Penyesuaian diri lebih tepatnya. Dulu, saat masih sendiri semua disiapkan ibu. Saya hanya membantu. Nah, sekarang? Saya-lah aktornya. Mulai dari menyiapkan sarapan, baju kerja suami, mencuci piring dan baju. Untung saja suami tidak termasuk suami yang sok jendral, semua minta dilayani. Tapi kalau pas pekerjaan rumah sudah selesai dan suami sudah berangkat kerja, hahahaha, bebas! Dasar!

Beda lagi nanti kalau saya sudah kembali mengajar, pagi hari pasti tambah hectic. Semoga bisa melewatinya. Jangan sampai mimpi saya menjadi istri solehah kabur begitu saja. Bukankah hidup saya ini salah satunya untuk ‘melayani’ suami?

Salah satu cara yang saya lakukan untuk bisa menjadi istri solehah adalah dengan bertanya kepada ibu setiap kali mengalami kejadian yang menurut saya baru. Saya memilih ibu karena ibu sudah lebih dulu merasakan bahtera rumah tangga. Misalnya bertanya kepada ibu pun tak ada rasa sungkan. Jadi, kenapa tidak bertanya kepada yang sudah berpengalaman, bukan?

Namanya juga hidup, ada-ada saja yang terjadi. Sekalipun semua daftar list kegiatan harian sudah saya susun dengan rapi, tetap saja Sang Pemilik skenario kalau sudah A ya A, B ya B. Seperti suatu malam saat hendak meng-istirahatkan badan yang kelelahan tiba-tiba suami mengeluh sakit. Ini nih tantangan untuk bisa jadi istri solehah.

“Ummi kerok-in mau?”

Menjadi Istri Solehah

Suami mengangguk.

Terlihat tato alami di punggung suami hitam legam. Bukan merah lagi. Selelah-lelahnya saya bekerja di rumah, suami saya lebih lelah. Bahkan dia baru mengeluh sakit saat tubuhnya sudah sangat lelah.

Saat suami sudah terlelap bersama hangatnya minyak gosok, saya baru ingat seminggu ini, setiap kali pulang kerja ia selalu kehujanan.

Ya Allah ijinkan saya menjadi istri solehah untuk dia.
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog