Saya termasuk orang yang sangat sulit untuk menabung. Mungkin karena dari kecil saya tidak terbiasa. Jadi, kalau punya uang agak lumayan pasti langsung beli ini dan itu.
Kebiasaan saya itu tak angsur berkurang meskipun saya sudah memiliki buku tabungan sendiri. Menabung seakan jadi kebiasaan musiman bagi saya. Iya, sesekali rajin nabung tapi lihat saldo di buku tabungan nambah kok ya rajin pula untuk mengambilnya sedikit demi sedikit lama-lama jadi ludes. Bahkan pernah sampai minus lho saldo di tabungan saya. Hahaha.
Saya sadar, itu bukan kebiasaan yang baik. Toh, saya juga tidak pernah tahu apa yang terjadi kemudian. Tidak selamanya orang tua saya selalu sehat, selalu menemani saya, selalu bisa memberi saya uang. Sudah saatnya saya harus mengubah kebiasaan saya itu.
Hingga akhirnya pernah saya mengutarakan kabar kelanjutan uang saya kepada ibu.
“Bu, adik dapat uang ini. Adik pengen beli mesin jahit mini. Boleh ya?” tanya saya.
Seperti biasa ibu langsung berkata, “Sudah ibu duga. Pasti nggak betah kalau punya uang. Sekali-kali uangnya itu disimpan apa dimasukkin ke bank. Wong urip ki kudu duwe cekelan (Orang hidup itu harus punya pegangan-uang). Kalau ada apa-apa nggak perlu ngrepotin saudara.”
“Kalau ditabungin nanti juga tak titili (ambil sedikit-sedikit), Bu. Ibu kan tahu.” rajuk saya.
“Mending itu dibeliin emas saja. Dapat yang biasa tak apa. Kalau dalam bentuk emas kan nggak mungkin kamu titili (ambil sedikit-sedikit), kan?”
Wah, ide ibu bagus juga. Kenapa tidak saya lakukan dari dulu ya? Rasa-rasanya menabung emas atau bahasa kerennya investasi emas itu lebih menjanjikan dibandingkan menabung uang di bank yang saat ini banyak sekali potongan administrasinya. Kalau saya lagi butuh uang juga bisa dijual ya. Macam emas yang bisa saya beli juga banyak, bisa cincin, kalung, anting, atau mungkin emas batangan. WOW.
Wejangan ibu memang top markotop, saya lebih baik membeli emas-nya saat harga emas agak rendah atau saat masih stabil. Dan satu lagi catatan penting dari ibu, “Meskipun memiliki banyak emas, tak perlu lah emasnya dipakai semua. Norak.”
Saya dan ibu tertawa.
Kalau Anda sudahkah memulai menabung emas? Bagi dong pengalamannya.
0 komentar:
Posting Komentar