Di tengah rasa kehampaan yang menyelusup dalam hati saya, akhirnya masa ini datang juga. Ya, kini saya sudah semester 7 dan saya akan merasakan skripsi. Entahlah apa namanya ini, semuanya terasa campur aduk. Rasa takut, khawatir, bisakah saya? Mampukan saya menghadapi semua ini? Bertanya, bertanya dan bertanya.
Dulu rasanya begitu menggebu ingin sekali merasakan masa ini, tapi kenapa kini justru berbalik semuanya? Akankah saya jenuh? Atau memang ini lumrah? Hati ini terasa kosong. Rasa ini membuat saya begitu ogah ke kampus untuk bertemu dengan dosen pembimbing saya. Sebenarnya ada alasan lain, saya mengajar di TK, jadi kalau sudah siang mau ke kampus sudah terlalu siang. Ya, tahu sebenarnya puasa tidak bisa dijadikan alasan. Hanya sedikit pembelaan.
Berkaitan dengan skripsi, awalnya saya mengajukan 3 judul yang akhirnya diputuskan satu judul, yaitu “Penggunaan Boneka Tangan Tema Diri Sendiri untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas 1 Semester 1”. Judul ini sebenarnya tidak sesuai dengan harapan saya, meskipun di dalamnya ada unsur mendongeng, tapi 2 judul yang lainnya menjadikan mendongeng sebagai variabel utamanya. Saya pikir ini adalah takdir-Nya. Maka saya mencoba untuk menerima. Ya sudahlah.
Siang ini (24 Juli 2013), akhirnya saya bertemu dengan dosen pembimbing pilihan saya. Saya sodorkan lembar kertas bertuliskan judul skripsi saya tadi. Seksama beliau memandanginya.
“Lho, saya kira Mbak Ika ambil skripsi tentang mendongeng?” tanya beliau.
“2 yang lainnya semua mendongeng bu, tapi yang diterima ini.” jelas saya.
“Padahal saya suka kalau Mbak Ika ambil dongeng saja. Tapi ya sudahlah kalau memang yang disetujui oleh pimpinan yang ini.” terang dosen saya yang selalu tampak cantik.
“Boleh diceritakan dulu ini nati seperti apa gambarannya.” Pinta beliau kepada saya.
Saya pun menceritakan perencanaan pelaksanaan skripsi saya nanti. Panjang lebar ke sana-ke sini. Ada pencerahan yang saya dapatkan. Bu dosen cantik ini memang gudangnya ilmu, selalu ada yang bisa saya dapatkan dari apa yang beliau ucapkan. Namun, di akhir pembicaraan, beliau masih menampakkan sedikit keraguannya terhadap judul saya.
“Kalau menurut saya, judul Mbak Ika ini terlalu sederhana.”
Mak jleb, agak down. Bukan, tambah down malah.
“Terus bagaimana Bu?” tampang saya sepertinya melas banget pas sesi ini.
“Begini saja, yang sederhana ini kalau Mbak Ika kerjakan dengan maksimal saya yakin bisa maksimal juga hasilnya.”
Saya manggut-manggut. Ada yang menelusup dalam hati saya. Rasa apa lagi ini ya Allah? Saya pun berpamitan, tak lupa saya mencium punggung tangan beliau. Tak banyak yang saya harapkan, hanya memohon doa agar semuanya lancar.
Ah~ketika menulis postingan ini pun, ada sesuatu yang menggenang di kantung mata. Tertahan.
Rasa apa inikah ya Allah? Bimbing hamba ya Allah. Mudahkanlah jalan hamba. Begitu takutkah hamba menghadapi skripsi ini? Tidak, hamba harusnya takut pada-Mu, hanya pada-Mu. Tapi kenapa ketika dosen cantik itu telah menguatkan saya justru masih ada keraguan dalam diri saya. Bisakah saya?
Layaknya sebuah lagu dangdut,
Mau makan terinagt padamu
Mau minum teringat padamu
Mau tidur pun teringat padamu
Oh..skripsiku...
Mohon doa ya teman-teman J Terimakasih. Ini cerita saya. Ada yang mau curhat juga? Atau punya kasus seperti saya? Monggo nanti saya mampir.
0 komentar:
Posting Komentar