Kamis, 20 Februari 2014

Bahayanya Koran Bekas Pembungkus Gorengan

Masih ingat postinganku yang berjudul “Untuk Para Penikmat Es Teh”? Ah, belum juga hilang rasa heranku, kini aku menemukan lagi kecurangan dari penjual gorengan. Terlepas dari prasangka kalau penjual itu sengaja atau tidak untuk mencari keuntungan, secara jelas koran bekas memang tidak seharusnya digunakan sebagai pembungkus gorengan. Koran yang seharusnya mendapat giliran untuk digiling dan diproses menjadi kertas lagi justru malah menjadi pembungkus gorengan.

Tempo hari, ibu menawarkan gorengan yang disebut tahu mercon. Tahu ini seperti gorengan tahu isi biasa akan tetapi isinya bukan kol dan wortel melainkan irisan jamur yang sudah dicampur dengan bumbu. Nama mercon diberikan dengan dalih rasanya pedas yang cetar seperti mercon. Padahal kalau di mulutku tak pedas-pedas amat. Ibu juga sependapat. Tapi lumayan lah, kan gratisan.


Kembali ke koran bekas, mendapati adanya koran yang sobek dan penuh dengan minyak di depan rumah, aku ingat pada tahu mercon tersebut dan bertanya pada ibu, “Bu, ini bungkus tahu yang tadi ya?” Sudah kuduga ibu meng-iyakan. Korannya dari mana ini? Dari pemulungkah? Kan kotor. Koran yang ada di rumahku saja sekalipun diletakkan di rak tetap berdebu dan kotor banget. Lha pembungkus itu? Aku kan tidak tahu asalnya dari mana? Haduh, perutku (sambil ngelus-ngelus perut).

Koran bekas itu berbahaya nggak ya? Penasaran dengan kelayakan koran bekas sebagai pembungkus gorengan, aku pun searching di google. Coba tebak apa yang aku temukan?

Aku lansir dari www.pdpersi.co.id, Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya BPOM yaitu Mustofa mengungkapkan bahwa tinta yang digunakan untuk mencetak koran dan majalah dapat mengandung Pb atau logam timbal yang berbahaya karena dapat berpindah ke pangan dan masuk ke dalam tubuh manusia, selain itu bahaya juga ditimbulkan oleh pewarna koran atau majalah tersebut.

Timbal tersebut dapat berpindah dari kertas ke gorengan kemungkinan disebabkan oleh adanya suhu tinggi dari gorengan yang masih hangat sehingga timbal tersebut dapat luntur dan menempel di gorengan.

Pernyataan tersebut ditambah lagi dengan keterangan yang aku lansir dari www.smartdetoxsynergy.com, bahwa timbal tersebut masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah. Kalau sudah sampai pada peredaran darah pastinya akan menyebar ke seluruh tubuh. Hii...

Tak ada niatan untuk menakut-nakuti atau mematikan rezeki orang. Akan tetapi, kalau kita mencegah kan lebih baik daripada mengobati. Masak iya, selamanya makan uang haram? Bagaimana caranya?
  • Penjual

Boleh menggunakan koran bekas tapi hanya sebagai lapisan luar dari kertas minyak (khusus untuk makanan yang ada lilinnya yang terbuat dari tumbuhan) yang membungkus gorengan. Tentunya dibersihkan dulu ya. Memang, kertas minyak harganya lebih mahal, akan tetapi kalau pembelinya sehat kan pasti akan membeli gorengan juga di tempat yang sama.
  • Pembeli

Pastikan dulu sebelum membeli gorengan di penjual, pembungkus apa yang digunakan? Kalau perlu bawa dari rumah sendiri. Lebih terpercaya. Kalau tidak ya buat gorengan sendiri di rumah. Hahahaha. Bukan pembeli ya namanya.

'Halah, biasanya aku juga beli kayak gitu. Tapi biasa saja.'

Ada yang berpendapat seperti di atas? Inilah sikap menyepelekan yang perlu diubah sekarang juga. Sekali dua kali memang tidak akan terlihat dampak buruk dari penggunaan koran bekas ini. Apabila digunakan secara terus menerus kanker-lah yang akan menghampiri. Hayo, masih mau merasakan bahayanya koran bekas pembungkus gorengan?
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog