Senin, 03 Februari 2014

Untuk Para Penikmat Es Teh

Ada yang kemarin siang (1 Februari 2014) menonton Redaksi Siang Trans 7? Beberapa berita aktual, tajam, dan terpercaya disajikan di sana. Satu berita yang nyantol di hati, tagline-nya aku lupa, pokoknya tentang gelas dan sedotan bekas yang digunakan oleh penjual minuman asongan di Jakarta. Penjual asongan itu seringkali ditemukan di tempat keramaian atau pas ada event besar.

Begini ceritanya, gelas minuman yang sudah dipakai alias bekas dicuci alakadarnya (dapat dari pemulung) kemudian digunakan lagi sebagai kemasan minuman seperti es teh yang laris manis dibeli oleh masyarakat. Tak hanya gelasnya lho, sedotannya juga. Parah banget kan?

Kemasannya seperti ini nih,
tapi kalau yang di gambar itu nggak termasuk dalam kasus ini ya?

Belum hilang rasa heran dalam hati, aku jadi ingat kejadian yang hampir sama dengan apa yang aku lihat di berita tersebut. Pernah, aku menemukan sedotan kotor di dalam rak sendok. Tidak hanya satu, lebih dari 5 sedotan. Di dalam sedotan itu ada tanah yang mengering. Saat itu aku memilih untuk meminta sedotan lain yang masih terbungkus plastik pada penjual bakso langgananku. Ini tempat bakso langgananku, nggak harus di Jakarta ya? Waspada....

Dari kejadian yang aku alami tersebut ditambah lagi berita di Redaksi Siang itu seperti berkesinambungan. Aku kira (mungkin) sedotan itu terkena debu jalanan yang masuk ke warung. Bukan bermaksud untuk suudzon, tapi sedotannya nggak satu saja lho? Masak iya sih sedotan seperti itu digunakan lagi dengan embel-embel keuntungan lebih? Padahal harga sedotan satu pack (isinya lebih dari 100 sedotan) hanya Rp 1.000. Tapi inilah kenyatannya.

Kembali ke berita, tidak hanya gelas yang telah dicuci alakadarnya, ternyata proses pembuatan es teh itu sendiri juga perlu kita waspadai. Dari berita tersebut ditampilkan gambar orang-orang yang membuat es teh berada tepat di sisi Kali Ciliwung yang tampak kotor. Tempat penampungan es batunya pun hanya terbuat dari sterofoam bekas yang dirangkai hingga berbentuk bangun kubus (banyak kotorannya) dan larutan air tehnya juga diprediksi dari campuran teh bekas atau kedaluwarsa.

Bisa dibayangkanlah ya di dalam minuman kemasan itu banyak bakterinya? Terus apa yang bisa kita lakukan? Nah, buat kamu yang sering membeli minuman kemasan seperti itu yuk mulai dikurangi. Tapi itu kan seger banget? Yah, kan masih ada penjual minuman yang lebih terpercaya kualitasnya. Beli minuman dengan kemasan yang tersegel. Tempatnya jauh? Ya sudah bawa minuman sendiri aja dari rumah. Jangan banyak alasan deh kalau mau sehat. Nanti kalau sakit baru nyesel! (Waduh, malah marah-marah)

Membawa minuman dari rumah memang menjadi pilihan yang cerdas, selain menghemat pengeluaran, kebersihan air yang masuk di dalam tubuh kita juga cukup terjamin. Peduli dengan kesehatan diri sendiri kan penting. Tak hanya peduli dengan diri sendiri, kita juga bisa peduli terhadap kesehatan orang lain. Bagaimana caranya? Kita bisa memutus rantai penggunaan gelas dan sedotan bekas itu dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, dan:

Gelas, kita bisa membakar alas gelas, atau meremas-remas gelas.
Sedotan, menyobek sedotan, melipat-lipatnya atau menggunting sedotan.

Bagaimana? Mudah bukan? Yuk, kita peduli diri sendiri dan juga lingkungan sekitar. Selamat mencoba dan selalu berbagi.
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog