Rabu, 12 Februari 2014

Valentine Day : Hari Maksiat Penuh Dosa

“Kenangan indah Valentine’s tahun lalu gak pernah bisa gue lupain banget. Gue diajak ke sebuah lapangan kosong yang udah disedian lilin merah yang berbentuk segitiga. Gue kaget, pas gue buka bungkusan doi siapkan untuk gue, isinya berupa kotak coklat. Oh, gue berasa terbang. Gue terharu, doi yang sehari-harinya cuek, tiba-tiba bisa romantic. Terakhir dia beri kecupan manis di pipi dan kening yang bikin gue meleleh. Dan malam itu kita habiskan dalam suasana terindah dalam hubungan gw yang tak bisa diceritakan di sini “ .
Sepenggal kisah  seperti ini bisa kita baca secara terbuka di laman Facebook, blog-blog pibadi atau komentar-komentar di situs bertema remaja.

Entah dari mana ceritanya tiba-tiba budaya Barat yang sering disebut Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) yang kerap dirayakan pada tanggal 14 Februari selalu identik dengan memberi cokelat, bunga berwarna merah dan makan malam dikeliling lilin. Yang jelas tradisi seperti ini terus menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Masalahnya, tradisi seperti jauh lebih berkembang ke arah lebih mengerikan lagi, yakni seks bebas. Bahkan acara-acara yang berujung ke kamar tidur ini justru difasilitasi dan dikampanyekan secara terang-terangan.
Tahun 2010 lalu, sebuah organisasi non-pemerintah Amerika (AS) berkampanye untuk mengajak pasangan saling mengungkapkan perasaan cinta mereka dengan kondom.

LSM bernama Pusat Keanekaragaman Hayati AS, mendistribusikan 100.000 kondom lewat kotak khusus. Masing-masing menampilkan salah satu dari enam hewan berisiko punah ditambah slogan pada sampul dan pesan tentang populasi manusia di dalam paket tersebut.

“Untuk membantu memastikan sebuah dunia yang layak huni bagi spesies lain, sehat dan sejahtera bagi kita, mari kita menjadi orang yang bertanggung jawab atas reproduksi,” demikian pesan LSM tersebut.
Di dalam kotak itu, terdapat gambar kumbang hitam dan merah mengubur Amerika, serta pesan misalnya agar melindungi spesies beruang kutub, katak batu, harimau, kucing atau hutan yang ditebang demi diambil kayunya untuk dijadikan bahan kertas tisu. Kondom tersebut didistribusikan secara gratis di seluruh Amerika Serikat oleh para relawan.

Mungkin di antara kita ada yang mengatakan, “Ah, tapi itu kan Amerika.” Eit, tunggu dulu. Bahkan di tetangga kita yang dikenal kuat budaya Melayu, hal serupa juga terjadi.

Menjelang perayaan Hari Kasih Sayang tahun 2011 lalu, Polisi Diraja Malaysia dibuat bingung dengan raibnya 726 ribu kondom ultra-tipis di tengah-tengah pengiriman ke Jepang. Pihak distributor di Jepang pun merasa kecewa dan dirugikan atas hilangnya kondom senilai miliaran rupiah tersebut.

“Kami menanggapi kehilangan kondom ini dengan serius. Saat ini, kami tengah menginvestigasi kasus itu,” ujar juru bicara Polisi Malaysia, seperti dilansir laman The Malaysian Insider, Rabu 9 Februari 2011.
Entahlah, ke mana perginya alat kontrasepsi dan pencegah kehamilan ini. Namun yang pasti, aparat Malaysia telah menangkap hampir 50 pasang Muslim di Selangor karena dianggap ” berlebihan merayakan Valentine’s Day”. 96 orang ditahan dengan dakwaan khalwat (berduaan dengan lawan jenis bukan muhrim di tempat sepi) saat Valentine’s.

Di Kuala Lumpur, aparat penegak agama bahkan menggerebek hotel dan taman umum menjelang Valentine’s serta menahan 16 Muslim, terutama remaja, demikian dikutip juru bicara dari Departemen Urusan Islam Federal kepada AFP tahun lalu.

Sama juga dengan di Indonesia. Hampir setiap malam menjelang pergantuan tahun atau Hari Valintine, alat kontrasepsi pencegah kehamilan ini ludes dibeli remaja. Tahun 2011 lalu, stok kondom di beberapa hotel di Kota Kediri meningkat. Meningkatnya permintaan ini berbarengan dengan meningkatnya penyewaan kamar. Ghalibnya, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota kediri justru menjadi lembaga yang ikut andil mendistribusikan ratusan kondom ke outlet outlet di beberapa hotel di Kota Kediri.
Kasus serupa terjadi di berbagai daerah. Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan sampai Pontianak.

Remaja, Peran orangtua dan Pesan Islam
Remaja, secara psikologis memiliki jiwa yang labil. Umumnya melakukan sesuatu dulu, berfikir kemudian. Karenanya, apa yang ada dalam benaknya hanya kesenangan dan hura-hura tanpa memikir dampak dan akibatnya.

Umumnya remaja, lebih suka mendengar teman sebaya atau teman dekatnya daripada orangtuanya. Masalahnya, apa dan siapa temannya? Jika temannya baik, mungkin orangtua tenang. Bagaimana jika teman-temannya itu adalah anak-anak yang kurang baik?

Karena pentingnya masa remaja itulah sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda untuk menjaga masa mudanya.

“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya.” [HR at-Tirmidzi (no. 2416)].

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ»
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” [HR. Ahmad (2/263]

Maksud hadits di atas adalah pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Saking pentingnya menjaga masa remaja, sebuah riwayat lain mengatakan, Allah Subhanahu Wata’ala akan melindungi pemuda di akherat bersama enam kelompok yang telah di jamin Allah.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pertama, pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya. Kedua, lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.Keempat, dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah. Kelima, lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’. Keenam, orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Ketuju, orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” [HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)

Lebih khusus, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (صلى الله عليه و سلم) memberi pesan kepada para orangtua yang memiliki anak-anak perempuan. Menurut Nabi, wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan mereka. Karena itulah, Nabi meminta agar para orangtua wajib memberi perhatian terhadap anak-anak perempuan mereka.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (صلى الله عليه و سلم) pernah bersabda; “Takutlah kamu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (سبحانه و تعالى) dalam perkara-perkara yang berhubung dengan kaum wanita.” Ini bermaksud bahawa setiap ibu bapak dan yang bergelar suami hendaklah sentiasa mengawasi anak-anak perempuan dan isteri mereka agar sentiasa berpegang teguh dengan agama dan mematuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala (سبحانه و تعالى).

Kata orang bijak, “Menjaga lembu sekandang lebih mudah daripada  menjaga anak perempuan seorang.” Karena itu, khusus anak-anak (terutama perempuan) tak hanya diberi perlindungan, makan, tempat tinggal, seperti layaknya menjaga dan memelihara binatang ternak. Bagi mereka juga diperlukan pendidikan agama, akidah, ahlaq dalam perkara aurat dan pergaulan agar mereka tidak menjadi bahan fitnah yang ujungnya mencemarkan nama baik keluarga dan agama.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkisah: “Datang ke rumahku seorang wanita peminta-minta beserta dua putrinya. Namun aku tidak memiliki apa-apa yg dapat kusedekahkan kepada mereka kecuali hanya sebutir kurma. Wanita tersebut menerima kurma pemberianku lalu dibagi untuk kedua putri sementara ia sendiri tidak memakannya. Kemudian wanita itu berdiri dan keluar dari rumahku. Tidak berapa lama masuklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kuceritakan hal tersebut kepada beliau. Usai mendengar penuturanku beliau bersabda: “Siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi penghalang/penutup bagi dari api neraka.”(HR Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)

Sudah bukan rahasia lagi, Malam Tahun Baru atau Perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) menjadi alasan generasi muda untuk melampiaskan nafsu sahwat kepada orang yang belum hak nya. Agar tak ada lagi di antara anak-anak dan keluarga kita menjadi korban budaya ini, saatnya memberikan pemahaman yang benar dan membekali anak anak kita dengan ajara Islam yang sesuai dengan Alquran dan sunnah.

Nah, saatnya kita mencegah sebelum terjadi...




Dikutip dgn perubahan seperlunya  http://manqul.wordpress.com/2012/02/11/valentine-day-hari-maksiat-penuh-dosa/


   

IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog