Berkumpulnya 15 Pendekar, mungkin judul posting kali ini dikatakan berlebihan atau lebay dalam bahasa anak muda sekarang. Tetapi, jika ditinjau dari tujuan SangPengajar mengisahkan hal ini maka akan lain ceritanya. Tampaknya lisan ini agak kilu untuk mengisahkan, mengingat sudah lama sekali SangPengajar tidak menulis sebuah catatan perjalanan. Sebuah kategori tulisan yang sebenarnya dahulu menjadi topik utama di SangPengajar, yang sebelumnya biasa dituliskan lengkap sebagai Catatan Sang Pengajar.
Perjalanan itu bermula dari sebuah informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat P2TK Dikdas setahun lang lalu, tepatnya sekitar bulan Februari 2014. Informasi yang tersebar mengenai adanya kesempatan emas bagi para guru untuk meningkatkan kualifikasinya dengan mendapatkan beasiswa S2. P2TK memberi kesempatan kepada guru di seluruh Indonesia, dan tahun 2014 adalah tahun ketiga, untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya ke jenjang strata dua (S2) dengan memberikan beasiswa. Tak tanggung-tanggung, beasiswa yang diberikan bukan sekadar biaya kuliah saja, melainkan juga biaya hidup dan biaya buku. Sehingga, sangat terharu tentunya ketika kami lolos seleksi administrasi dan dikumpulkan di Grand Asia Hotel Makassar pada tanggal 12-13 Mei 2014. Terlebih di saat seleksi kami mendapatkan informasi bahwa 350-an dari kami yang lolos seleksi administrasi ini adalah hasil seleksi dari 3500-an pendaftar. “Amazing”….jika anak muda jaman sekarang mengatakannya. Satu banding sepuluh. Di tempat ini kami diseleksi dengan tes tulis berupa tes potensi akademik dan bahasa Inggris (gak usah diceritakan soalnya sesulit apa, ya…he..he…).
Hasil seleksi diumumkan pada bulan Juni 2014. Para peserta yang lolos ditempatkan di kampus pendidikan terbaik yang ditunjuk kementerian, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan Universitas Negeri Malang (UM). Khusus di UNY, kami dari Program Studi Pendidikan Sains (IPA) sejumlah 15 guru dari seluruh pelosok Indonesia. Di kampus ini begitu terasa lingkungan akademik yang mendukung peningkatan kualitas kami, terlebih kami ber-15 memiliki semangat dan kebersamaan yang tinggi. Semangat tinggi tersebut kami ekspresikan salah satunya dengan deadline lulus yang kami sepakati. Dan waktu batas lulus itu menjadi nama bagi group socmed kami, untuk selalu menginspirasi kami agar selalu ingat target lulus yang disepakati.
Pelajaran dan pengalaman kami dapatkan begitu banyak di kampus ini. Mulai dari perbedaan latar belakang S1, perbedaan daerah dan karakteristiknya, dan lain-lain. Jika selama ini saya menganggap medan ke sekolah jalannya menantang (karena jauh, berlubang, dan bergelombang) ternyata ada teman dari luar Jawa yang medannya jauh lebih sulit. Untuk mencapai sekolah butuh perjalanan dengan menginap di tengah hutan, jalannya pun bukan seperti yang biasa kita sebut sebagai “jalan” karena hanya selebar 1 meter di antara terjalnya batu-batu pegunungan, sehingga untuk melaluinya butuh bantuan tukang ojek dengan biaya jutaan. Karena sepeda motor biasa akan sangat sulit melalui medan tersebut.
Pengalaman belajar yang luar biasa pun kami dapatkan dari para dosen yang memberi pemahaman kepada kami mengenai Integrated Science yang sebenarnya, pentingnya metode ilmiah dalam setiap mengambilan keputusan, pentingnya guru membudayakan meneliti dan menulis, serta banyak lagi. Meski harus kehilangan sementara sebagian dari penghasilan tetapi kami mendapatkan ganti pengalaman belajar, kebersamaan, pengalaman hidup, dan kualitas pendidikan yang tak akan pernah bisa dihitung secara finansial.
Sehingga, jika kembali kepada judul posting ini tampaknya tidak berlebihan jika kami ingin berbagi semangat kepada sabahat SangPengajar semua. Hidup adalah sebuah pilihan, di sini kita akan diuji …dengan ujian itulah akan diketahui seberapa kualitas kita… Mari kita tingkatkan kualitas diri kita untuk Indonesia yang lebih baik.
Salam SangPengajar !
0 komentar:
Posting Komentar