Jumat, 20 Maret 2015

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU HONORER SALAH SATU PRIORITAS PERJUANGAN PGRI, TIDAK ADA PERBEDAAN ANTARA GURU HONORER YAYASAN DENGAN NEGERI DALAM PERLAKUANYA

Kesejahteraan para guru honorer di sekolah swasta menjadi salah satu prioritas perjuangan yang diusung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Barat.

Hal itu mengingat kesejahteraan para guru honorer di sekolah swasta khususnya di lingkungan sekolah PGRI masih sangat mendesak untuk ditingkatkan.

Hasil gambar untuk PGRI

"Kita akan terus memperjuangkan temen-teman guru honorer khususnya di sekolah swasta agar kesejahteraannya meningkat.

Memang tidak mudah, tapi kita harus optimis bisa membawa misi ini," kata Ketua PGRI Jawa Barat Edi Parmadi saat ditemui di sela kegiatan pelantikan Kepala SMK 3 PGRI Cianjur, Selasa (17/3/2015).

Dikatakan Edi, selama ini belum ada payung hukum yang menyamaratakan tenaga honorer. Untuk tenaga honorer yang diharapkan menjadi PNS terikat dengan K2 (Kategori dua).


Gambar di samping : Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI Jawa Barat, H. Damin Hermanto melantik Kepala SMK 3 PGRI Cianjur Dedi Supriadi di aula sekolah Jalan Mangkupraja Nagrak Cianjur, Selasa (17/3/2015).

Sementara tenaga honorer lainnya yang berada di sekolah negeri dan swasta belum bisa mendapatkan kesejahteraan melalui sertifikasi.

"Selama ini yang bisa melakukan sertifikasi hanya guru honorer yang SKnya dikeluarkan yayasan, sedangkan yang disekolah negeri di luar kategori dua kan tidak bisa. Makanya perlu adanya payung hukum. Inilah yang terus kita perjuangkan agar guru honorer itu bisa sejahtera," ujarnya.

Kepala PGRI Kabupaten Cianjur, H. Jum'ati mengungkapkan, selama ini PGRI Cianjur selalu konsen memperjuangkan kesejahteraan para guru terutama tenaga guru honorer. Tidak ada pembedaan antara guru yang mengajar di sekolah swasta atau negeri dalam perlakuannya.

"Hanya sistemnya saja yang sedikit berbeda, tapi tujuannya sama agar mereka lebih sejahtera. Karena banyak di antara guru honorer itu yang jauh lebih berkualitas. Makanya kita juga berupaya terus memperhatikannya," ucap Jum'ati saat ditemui terpisah.

Pihaknya berharap para tenaga guru honorer terutama yang tidak lulus menjadi PNS bisa diangkat dengan gaji dari pemerintah. "Mudah-mudahan 2016 yang tidak diangkat, mendapatkan honor dari pemerintah pusat. Ini terus kita perjuangkan, mudah-mudahan bisa teralisasi," tegasnya.

Sementara itu acara pelantikan Kepala SMK 3 PGRI Cianjur itu berlangsung lancar. Dedi Supriyadi memangku jabatan baru menggantikan rekannya Dadang Sunardi yang diangkat menjadi pengawas dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur.

Dedi merupakan orang lama di lingkungan PGRI, sudah sepantasnya meski baru berusia 49 tahun didapuk memimpin SMK 3 PGRI Cianjur.

"Daya ingin sekolah yang saya pimpin ini mernjadi trend setter atau menjadi pusatnya otomotif sekolah di Cianjur. Perlu kerja keras bersama, insya allah apa yang ingin saya bangun itu kedepan bisa terwujud. Apalagi kalau melihat kualitas lulusan otomotif yang banyak menjadi daftar tunggu diperusahaan besar," harap Dedi (Bisri Mustofa/A-147)


Terima kasih dan semoga bermanfaat
IKLAN 3

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog