Assalamualaikum.
Pengalaman pertama bumil berpuasa. Memiliki kegilaan makan yang luar biasa selama hamil, membuat saya sedikit was-was apabila bulan puasa nanti datang. Takut kalau tidak bisa ikut puasa. Tepatnya sih takut kelaparan. Makanya, hari Minggu kemarin saya bertekad untuk latihan puasa sekaligus dalam rangka menyambut bulan rajab.
Alhamdulillah niat saya untuk berpuasa didukung oleh ibu saya.
"Anakmu biar latihan juga. Latihan prihatin." Jelas ibu.
Karena ini adalah pengalaman pertama berpuasa bagi saya selama jadi bumil, jadi agak deg-degan. Semoga kuat semoga kuat semoga kuat. Begitu terus doa saya.
Saya yakin, selain niat yang kuat tentu puasa saya akan berjalan dengan lancar apabila persiapan saya juga matang. Nah, ini saya share beberapa persiapan saya.
- Bangun 1 jam sebelum imsak. Dengan catatan makanan sudah siap saji.
- Niat, ini pasti sudah tentu.
- Makanan, karena saya memiliki riwayat darah rendah selama hamil, saya menyiapkan sayuran hijau untuk sahur. Tentu dengan nasi dan lauk yang seimbang.
- Minuman, nah untuk minuman saya menyiapkan minuman sampai 3 macam. Hihi. Rempong. Minuman tersebut terdiri dari air putih, susu khusus bumil, dan susu biasa (susu untuk kalsium). Jadi, bayi dalam kandungan saya minum, pun saya.
- Gosok gigi, kalau biasanya pas tidak hamil habis makan langsung gosok gigi, kali ini menunggu sekitar setengah jam, takut kalau makanan keluar alias muntah.
- Jangan tidur setelah makan. Sebenarnya tips ini bukan hanya untuk bumil saja. Karena kalau setelah sahur langsung kembali tidur nanti bangun-bangun badan jadi lemes. Padahal kan mau beraktivitas lagi.
Itu tadi beberapa tips dari saya saat mengalami pengalaman pertama berpuasa sebagai bumil. Oya, ada cerita lucu yang sampai saat ini membuat saya semakin terharu bisa jadi bumil. Apakah itu?
Alhamdulillah saat ini gerak bayi dalam perut saya sudah sangat terasa. Tiap pagi saat bangun tidur dia pasti bergerak. Seakan-akan ingin membangunkan saya.
Begitu juga saat hendak makan, saya selalu mengelus perut saya seakan mengajak dia untuk makan. Gerakannya sangat inten dan terasa banget. Eh, kemarin pas puasa gerakan dia berkurang. Apakah saya takut terjadi sesuatu padanya? Tentu. Dia hanya bergerak beberapa kali saja. Itupun tendangannya tak begitu kuat. Saat saya cerita kepada ibu, ibu malah tertawa.
"Itu artinya anakmu juga sedang lapar. Tak apa." Ibu mengakhiri kalimatnya dengan tertawa lagi.
Saya hanya diam, mengiyakan perkataan ibu dan mengelus perut saya.
"Kita kuat."
Beberapa kali setelah saya cerita kepada ibu, ibu malah menggoda saya.
"Kalau tidak kuat, makan saja."
Saya menggeleng dan berkata, "Kita kuat kok."
Alhamdulillah dengan niat yang kuat dan persiapan yang matang, akhirnya saya buka puasa dengan tersenyum lebar. Lucunya, saat suapan pertama dia bergerak seakan berkata, "Selamat datang makanan."
0 komentar:
Posting Komentar