Kalau ada ungkapan, “Jangan menilai orang dari tampilannya”, maka saya akan mengangkat tangan tinggi-tinggi dan berteriak, “Saya SETUJU”! Pasalnya, siang tadi, ketika saya survey harga matras spring bed di beberapa toko di kota saya, apa yang saya dapatkan?
Tujuan utama saya keluar rumah hari ini adalah belanja beberapa keperluan kosmetik. Berhubung di sebelah supermarket (tempat belanja) ada toko yang memajang spring bed saya pun mampir.
Sumber DI SINI |
“Mbak, permisi. Mau lihat-lihat dulu matras spring bed-nya boleh.”
Orang yang saya ajak bicara hanya menatap saya, kemudian mempersilahkan saya untuk masuk dan melihat-lihat.
“Mbak, ini ukuran berapa ya?”
“160 x 160.” jawabnya agak ketus.
“Kalau ukuran 140 x 160 ada nggak, Mbak.”
“Ukuran berapa?” pegawai toko itu seperti memastikan kalau dia tidak salah dengar.
“Mana ada ukuran segitu, Mbak. Itu harus pesan dulu. Pilih ini bisa tapi harus motong dulu, ada biayanya tambahan lagi!!” Nadanya sangat ketus. Duh duh. Saya mulai tidak nyaman. Serasa saya ini seperti orang yang ditagih hutang dan nggak bayar-bayar. Huh. Begini ya kalau mau tanya-tanya dulu. Mending kabur. Tanpa basa-basi lagi, “Oh...gitu ya, Mbak. Kalau begitu makasih ya, Mbak. Tak lihat-lihat yang lain dulu. Maaf merepotkan.”
“Ya.”
Istighfar berulang-ulang. Ampuni dia ya Allah, tak seharusnya dia sekasar itu, tidak malukah dia dengan jilbabnya? Saya berjalan cepat meninggalkan toko tesebut sambil berpikir, baru PMS kali ya. Tidakkah dia tahu sedang berbicara dengan konsumen, apalagi lebih tua darinya.
Tak jauh dari toko tersebut, saya melihat ada toko serupa. Saya pun memutuskan untuk memarkirkan motor saya. Terlihat ada perempuan muda berpakaian kaos bola, tim MU kalau tidak salah. Lekuk tubuhnya kentara sekali. Dia sedang menyiram halaman toko untuk meredam debu yang berterbangan.
“Mau cari apa, Mbak?” tanyanya ramah sekali.
“Mbak, mau lihat-lihat dulu boleh. Mau cari spring bed tapi yang matras.”
“Oh, sini Mbak.”
Dari kejauhan saya lihat ada perempuan paruh baya namun masih terlihat sangat enerjik. Saya memanggilnya Cici. Pemilik toko tersebut.
“Mau cari apa, Neng?”
“Ini Ci, mau lihat-lihat dulu sekalian tanya-tanya harga spring bed yang matras.” jawab saya pada Cici (sapaan untuk perempuan berdarah Cina).
“Oh ya ya, boleh. Sini-sini, mau ukuran yang berapa? 120, 140, 160, atau yang 2 meter. Mbak (manggil pegawainya yang menyapa saya tadi)... matrasnya di sebelah mana?”
Dua perlakuan yang berbeda dari mereka yang berpenampilan berbeda pula. Jujur, saya yang berjilbab (juga) merasa tertampar atas perlakuan penjaga tokoh yang pertama tadi. Tapi inilah hidup. Apa yang kita temui, resapi. Mana yang harus dikonsumsi dan mana yang harus diinovasi.
Sekalipun saya jarang sekali melayani konsumen, tapi saya ini juga seorang guru. Banyak orang tua yang seringkali menemui saya bertanya ini dan itu. Apakah selama ini saya bersikap tidak mengenakan pula? Semoga Allah mengampuni kami.
Kejadian ini memberikan pelajaran yang berarti bagi saya. Kita hidup membutuhkan orang lain. Selama masih memiliki kesempatan untuk berbagi, jangan sampai kita menyakiti hati orang lain, baik itu dari tingkah polah kita, apalagi ucapan. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar